Membangun BAHTERA Kehidupan


 Ketika saya membaca Al-Qur’an tiba-tiba saya terhenti pada ayat yang membahas tentang sebuah bahtera yaitu kapal yang begitu tenangnya berlayar di samudera nan luas, dan cerita inipun mampu membangkitkan ingatanku pada  masa lampau ketika aku bersama 4 orang teman yang pada waktu itu kalau tidak salah tahun 1997 saya hampir ketinggalan kapal, ceritanya pada waktu itu dari Palu mau ke Balikpapan, ya kami berlima hampir ditinggal pergi sama kapal Pelni yang hendak berlayar, kejadian pada waktu itu sedikit menegangkan karena tangga kapal sudah ditarik ke atas sama petugasnya.

Maka yang terjadi kemudian saling menyalahkan diantara kami berlima dan masing-masih diri merasa tidak ada yang salah, karena semua merasa paling benar. Dan yang lebih seru lagi salah satu teman kami sangat ngotot minta diturunkan kembali tangga kapalnya, saya sendiri pada waktu itu hanya berdo’a pada Allah agar petugasnya dibukakan hatinya untuk mau menurunkan kembali tangganya. Dan Alhamdulillah petugas tersebut mau untuk menurunkan kembali tangga kapalnya, akhirnya kami bisa naik dengan perasaan haru dan senang. 

Ya arti dari ayat 31 pada suroh Luqman mampu membangkitkan ingatanku pada masa lampau dan kalau kita renungkan sebenarnya banyak pelajaran yang bisa diambil dari cerita tentang bahtera ini, agar lebih jelasnya silahkan baca dulu artinya:  

Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi setiap orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur.

Sungguh betapa besar karunia yang Allah berikan kepada umat manusia terkhusus buat umat islam dengan ditundukkannya alam seperti lautan , daratan dengan segala makhluk hidup yang ada di dalamnya itu benar-benar diperutukkan buat umat manusia, buat dinikmati namun dengan segala kenikmatan itu sebenarnya Allah juga dalam rangka untuk menguji siapa gerangan yang mampu bersabar baik dalam kondisi nikmat maupun dalam kondisi sengsara.
Dan juga melalui cerita ayat ini Allah SWT ingin memperlihatkan salah satu kekuasaan-Nya berupa bahtera yang berlayar di samudera yang luas. Bahtera itu mampu berlayar mengarungi samudera berkat nikmat dari Allah. Allah telah memberikan ilusterasi dalam bentuk perwujudan bahtera sebagai tanda kekuasaan-Nya untuk kita jadikan pelajaran bagi kehidupan kita sehari-hari.

Dari ilusterasi  sebuah bahtera itu dapat dimaknai. Bukankah kehidupan kita bagaikan mengendarai bahtera yang sedang terapung mengarungi samudera kehidupan di dunia ini dan faktanya memang dunia ini ia berlayar di samudera alam yang bebas ia terus dalam posisi mengambang, dan apabila masanya berakhir maka bola dunia ini akan berbenturan dengan bahteralain atau benda-benda angkasa lainnya seperti meteor, komet bahkan antar planet lainnya, inilah yang dinamakan kiamat.

Kembali kepada pembahasan awal bahwa sebelum digunakan mengarungi samudera, kapal haruslah dipersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Contohnya, dibuat dengan bahan-bahan berkualitas tingi, yaitu berupa amal saleh (suatu perbuatan yang bukan sekadar baik, tapi perbuatan baik yang sesuai dengan aturan-aturan agama). Karena kalau menyimpang dalam artian tidak sesuai dengan rancangan-Nya maka yakinlah kita akan menemui kegagalan demi kegagalan, dan kita tidak ingin seperti itu, oleh karenanya kita mesti berusaha palin tikdak memilih perbuatan yang bukan saja baik untuk diri kita, tapi juga memberi mamfaat buat orang lain.

Selain itu yang tidak kalah pentingnya bahtera juga harus dipromotori oleh ahli dibidangnya. Karena bila bahtera dipandu oleh sembarang orang, maka yakinlah dalam waktu yang tidak terlalu lama bahtera  itu akan tidak sempurna antara sisi dengan sisi lainnya, maka yang terjadi kemudian tidak ada keseimbangan dan ini berujung pada kehancuran bagi tatanan kehidupan bermasyarakat. Jauh-jauh hari Rasulullah SAW pernah mewasiatkan tentang bahaya ini, yakni kalau suatu urusan itu diserahkan kepada seseorang yang bukan pakarnya, maka yakinlah tunggu saja kehancurannya. Dan sekarang bangsa ini sepertinya sudah tidak jelas mau diarahkan kemana?

Dan selanjutnya, bahtera tadi harus dijalankan oleh seorang yang mengerti cara mengendalikan kapal, tahu ke mana tujuan kapal, memahami seluk beluk samudera yang dilalui, dan menguasai ilmu yang terkait dengan pelayaran. Ya memiliki wawasan tentang kenegaraan dengan segala perangkat hukumnya, kalau berbicara masalah aturan tentu kita mesti tau dulu apa sebab aturan itu dibuat dan mengapa juga alam bisa teratur semua itu penuh dengan aturan-Nya.

Demikian pula bahtera kehidupan yang kita bangun, harus dijalankan oleh orang yang baik yakni yang amanah dan menjunjung tinggi hak keadilan bagi siapa saja tanpa pandang bulu. Bahtera kehidupan yang akan mengantarkan kita pada kehidupan yang kekal dan abadi, tidak mungkin diserahkan kepada seorang pemimpin yang bodoh, egois, dan tiran atau diktator pada rakyatnya. Kita mesti memilih pemimpin yang adil, memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, visi dan misi jelas, jujur, dan mendahulukan kepentingan penghuni bahtera tersebut.

Dalam mengarungi samudera, para penumpang kapal tidak selamanya berada dalam kondisi yang tenang. Tidak jarang ombak gulung-gemulung menyerang, badai dahsyat menghantam, dan karang tajam menghadang. Dalam kondisi seperti inilah para pemimpin harus mampu menenangkan para penumpang dan menjamin keselamatan mereka. Dalam konteks beragama, penyelamatan penumpang itu, antara lain, dengan menyeru manusia kembali kepada Allah, dan berusaha mendekatkan diri kepada-Nya sedekat-dekatnya.

Bukan hanya dalam kondisi kesempitan, dalam kelapangan pun pemimpin juga terus harus mengingatkan rakyatnya. Sudah menjadi kecenderungan, ketika harta telah diraih, kepandaian telah dikuasai, jabatan dan kekuasaan telah didapat, dan segala nikmat dirasakan, seringkali Allah kita lupakan, ibadah kita ditinggalkan. Kita lupa bersyukur. Kita lupa bahwa kapal kehidupan ini berlayar di atas samudra Allah Sang Maha Kuasa yang mengatur jaga ini. Wallu a’lam bissawaab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give comments and criticism are best for this blog the better

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...