Perdebatanku dengan anggota NII


Masalah  NII pada saat ini kembali mencuat setelah sempat vakum dalam artian sepi dari  pemberitaan media. Sebenarnya masala NII ini sudah lama. 
Saya sendiri dengar masalah ini tahun 1999 sejak B.J Habibie meresmikan pesantren Al-Zaitun tanggal 27 Agustus jadi jauh sebelum permasalahan yang sekarang muncul. Kebanyakan orang menganggap NII sebuah organisasi padahal orang NII sendiri yang bilang kepada saya bahwa kami bukan sebuah organisasi tapi kami adalah sebuah  jamaah yang punya manhaj, punya keyakinan tentang berdirinya Negara Islam Indonesia.
Saya mengenal NII lebih jauh ketika ada seorang pemuda yang mengajak berkenalan di salah satu Mall singkat cerita lama-lama ia sering mengajak saya untuk mengikuti kajiannya. Dari ikut kajiannyalah kemudian saya jadi tau siapa NII yang sesungguhnya.

Di pagi yang cerah tepatnya di hari ahad awal bulan Juli 2006 seorang mahasiswa datang ke tempat kontrakkanku dan mengajak saya untuk  ikut ke tempat pengajiannya di daerah pisangan ciputat, singkat cerita kami pun pergi dengan mengendarai motor masing-masing. Dan sesampainya di depan halaman rumahnya saya lihat sudah ada orang dirumah dia, kemudian setelah memarkir motor saya dipersilahkan untuk masuk. Ketika sudah berada didepan pintu saya salam .

Salah seorang Mahasiswa yang membawa saya sudah  tidak ada, dalam  pikiran saya kok saya di tinggal? Kemana orang tadi. Ya karena sudah terlanjur di dalam  rumah  saya jadi ga enak kalau misalnya keluar lagi. Dan memang pada saat itu kajiannya sedang berlangsung yang dibahas masalah kalimat Thoyyibah” yaitu masalah syahadat kaitannya dengan imamah  jama’ah.

Beliau juga membahas tentang Rubbubiyah yaitu; yang pertama mereka mengumpamakan Tauhid Rububiyah dengan akar kayu Mulkiyyah adalah batang kayu Uluhiyyah adalah buahnya. Selain itu mereka juga menafsirkan Rububiyah dgn undang-undang Mulkiyyah adalah  negara dan Uluhiyah adala ummatnya.

Tafsiran semacam itu sungguh sangat menyesatkan karna telah merendahkan dan menghina Allah dan telah menyamakan Allah dgn makhIuk-Nya.
Keyakinan mereka itu tidak sesuai dengan surat An-Naas yang menegaskan bahwa Allah itu Robbin Naas sekaligus sebagai Malikin Naas Ilahin Naas .

Kedua mereka juga meyakini kerasulan dan kenabian itu tidak akan berakhir selama masih ada orang yg menyampaikan da’wah Islam kepada manusia. Kesimpulan mereka bahwa tiap orang yg menyampaikan da’wah Islam pada hakikatnya adala Rasul Allah. 

Ketiga menciptakan ajaran dan keyakinan tentang adanya otoritas nubuwwah pada diri dan kelompok mereka dalam menerima memahami dan menjelaskan serta melaksanakan maupun dalam memperjuangkan AI-Qur’an dan Sunnah Rasul SAW hingga tegaknya syari’ah dan kekhalifahan di muka bumi. Kalau saya lihat betapa mereka ini  menetapkan doktrin tentang Al-Qur’an dan As-Sunnah secara serampangan serta sangat   menyesatkan kenapa demikian karena ayat-ayat muhkamat yang jelas pun mereka bisa tafsirkan seenaknya saja contohnya pada suroh Al-Fil yang artinya :

1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah[1601]?
2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?
3. dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,
4. yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

[1601] Yang dimaksud dengan tentara bergajah ialah tentara yang dipimpin oleh Abrahah Gubernur Yaman yang hendak menghancurkan Ka'bah. sebelum masuk ke kota Mekah tentara tersebut diserang burung-burung yang melemparinya dengan batu-batu kecil sehingga mereka musnah.

Pada aya 4 mereka ( NII) menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan batu adalah sebuah konsep (syuhuf) yang di bawa oleh malaikat dan itu juga yang kemudian akan menjadi Kitab Al-Qur’an sebuah konsep itulah yang telah mampu melenyapkan bala tentara Abrahah. Ya itulah sekelumit yang bisa saya ceritakan, sebenarnya masih banyak, namun karena keterbatasan waktu dan ilmu saya jugalah yang pada akhirnya sebatas yang saya bisa ingat. Dan di bawah ini sedikit dialog saya ketika mau selesai atau mau berakhir kajiannya saya kemudian bertanya. Adapaun isi dialognya sebagai berikut :

Saya (S) : Pertama yang saya mau tanyakan kepada ustadz, kenapa dalam mendirikan Negara Islam masih dibatasi oleh tritorial?" sementara kita tahu bahwa Rasulullah di utus oleh Allah rahmatan lil aalamin"
NII (N) : Karena kita tahu bahwa awal tegaknya Negara Islam akan muncul untuk kedua kali itu dari Indonesia.
Saya : Seandainya kemudian Negara Islam Indonesia terwujud bagaimana dengan orang-orang yang berada diluar islam" bagaiamana apakah mereka diusir dari negri ini?

NII : Mereka harus ikut menjalankan syariat Islam dan jika menolak mereka harus pindah atau harus keluar dari Indonesia
Saya : Oh…jadi  mereka harus meninggalkan Indonesia?
NII : Anda perlu tahu’, sejak dulu Islam itu dikhianati dan dikebiri oleh pemerintah. Dulu Piagam Jakarta pernah ada usulan untuk menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya tapi tidak disetujui, bukankah itu namanya penghianat apalagi kita mayoritas?

Saya: Kalau kita baca literatur sejarah  bagaimana ketika Rasulullah berhasil menguasai Madinah, orang-orang Yahudi dan  Nasrani boleh hidup berdampingan artinya mereka tidak di usir dari Madinah, perlu diketahui kalaupun itu terjadi pengusiran disebabkan karena orang Yahudi sendiri yang memulai cari masalah yaitu mereka melanggar perjanjian  yang telah disepakati bersama. Dan ada juga satu kisah yakni ketika Umar Bin Khatab yang menjabat sebagai khalifah, ketika itu kedatangan tamu dari irak ia beragama Yahudi dan maksud kedatangannya ke Madinah untuk melaporkan perihal rumahnya yang akan di gusur oleh gubernur  Irak, maka kemudian khalifah umar memberikan sepotong tulang dan ditulang itu bergambar pedang dan kalimat syahadat. Orang Yahudi itu sempat mempertanyakan untuk apa baginda memberi saya tulang. Tolong engkau berikan saja tulang ini kepada gubernurmu"kata khalifah Umar.

Singkat cerita ketika orang Yahudi tersebut menyerahkan tulang tersebut kepada penguasa Irak maka gubernur islam inipun menjadi ketakutan dan badannya pun jadi bergetar kencang, tanpa menunggu lama akhirnya gubernur irak ini tidak jadi menggusur rumah orang yahudi tersebut. 

NII : Tapi kalau mereka tidak mau ikut menjalankan syariat tanah Indonesia jadi kotor oleh kekafiran mereka. Kalau Indonesia masih belum jadi negara yang menjalankan syariat Islam sepenuhnya maka ini negara kafir. Pemimpinnya kafir, rakyatnya juga. Ibadah orang kafir ga diterima Allah.

Saya : Memangnya  manusia punya kualifikasi sendiri ya buat mengkafirkan manusia lain? Bukannya itu yang berhak menentukan adalah Allah artinya hanya Dia yang tau isi hati setiap manusia apalagi mencap seseorang itu kafir? Sekarang begini saja, kalau Ustadz nyebut negara ini kafir harusnya anda jijik dong dengan yang serba kafir? Lha sekarang aja Tanda  makan dan lain-lain di Indonesia, kalau anda mau yg serba Islam harusnya anda makan di negara Islam, sholat di negara Islam… kan tadi dibilang kalau beribadah di negara kafir ga akan diterima? Sia-sia dong selama ini ibadah anda dilakukan di Indonesia.
NII : Nah makanya ayo kita sama-sama memperjuangkan Negara Islam Indonesia, kalau ada yang ga setuju nantinya pindah saja.

Saya : Kalau gitu saya pulang dulu capek berdebat yang ga jelas seperti ini. Kenapa tidak kalian saja saja yang pindah? Misal ke Palestina, kan di sana banyak juga muslimnya, bantu aja mereka sekalian dari serangan Israel biar kalau  merdeka nanti cita-cita Ustadz dan anggota NII bisa tercapai bagaimana?.

NII : …. (diam sejenak) susah juga  ngomong sama antum yang keras kepala’
Saya : Sudah saya juga cape berdebat sama kalian, dan sekarang sudah jam. 14.00 saya mau sholat Dzuhur terus sekalian pulang, kalian sendiri sudah  pada sholat belum? Assalamualaikum”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give comments and criticism are best for this blog the better

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...