Peran Ibu Terperangkap Di lingkaran Kapitalis!

Pada umumnya  wanita yang hidup di zaman yang serba materialis kapitalis pada masa kini, sudah menjadi rahasia umum kalau  banyak dari kaum hawa/ibu yang lebih memilih bekerja di luar rumah daripada mengurus rumah tangganya dan anak-anaknya dirumah. Status ibu yang disandangnya hanya sebatas gelar karena telah melahirkan anak-anaknya, sementara perannya sebagai seorang ibu diserahkan kepada para baby sister atau para pembantu. Bahkan ada anak yang lebih dekat dengan baby sisternya daripada ibunya. Rumah tak ubahnya seperti tempat penitipan anak bahkan hanya menjadi terminal, betapa tidak ada satu contoh seorang  ibu pagi-pagi jam 06. 00 sudah berangkat dan kembalinya jam 18. 00 setelah itu dilanjutkan oleh ayahnya yang pergi jam 16. 00 hingga jam 06. 00 pagi baru kembali kerumah, apa ini namanya bukan terminal? Lantas kapan berkumpul bersama keluarga, kalau yang diurus selalu pekerjaan.

Semua ini tidak terlepas dari perangkap yang memang sudah didesain sedemikian rupa, buat menghancurkan sendi-sendi keluarga muslim yang tujuannya jelas hanya berorientasi materi belaka. Lantas dimanakah rumah tangga mawaddah wa rahmah wa rabbun ghafuur? Apa memang uang adalah segalanya?. Kalau materi menjadi alas an utama maka benarlah apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah bahwa akan muncul diakhir zaman orang yang cinta dunia dan takut mati.
Melihat kondisi sekarang bukan cuma ayah yang bekerja diluar rumah, seorang ibu pun berlomba-lomba mencari harta dengan bekerja meninggalkan anak-anaknya di rumah. Mereka merasa cukup menjadi ibu yang baik ketika dapat memenuhi semua kebutuhan anaknya dengan materi.

Padahal tugas ibu yang sesungguhnya bukan sekedar menyediakan materi bagi anak

Tugas ibu adalah sebagai ummu warobatul bait (ibu pengatur rumah tangga). Yang memelihara keluarga, suami dan juga anak, dengan adanya seorang ibu dirumah maka ada kesejukkan bagi anak-anaknya.

Ibu adalah orang pertama yang memberikan pendidikan pada anak-anaknya, terkhusus pendidikan akhlakul karimah.

Dengan didikan ibu yang sholehah akan melahirkan anak-anak yang berakhlah baik, dimana anak adalah generasi penerus bangsa

Jika generasi mudanya bermutu maka negara tersebut akan menjadi negara yang kuat. Dan dengan sistem Islam-lah peran ibu akan dihidupkan kembali sebagaimana fitrahnya, yaitu pencetak generasi-generasi muda yang berakhlak mulia dan bermutu, sehingga dapat menegakkan peradaban islam secara kaffah.

Dengan “Hari Ibu”, semoga para wanita sadar dan disadarkan akan peran dan tugasnya yang mulia yaitu sebagai ummu warobatul bait.aamiiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give comments and criticism are best for this blog the better

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...