86.
Ya'qub menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan
kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada
mengetahuinya." (QS. Yusuf: 86)
Sebelumnya mohon maaf, ini hanya bahan instropeksi saya pribadi
khususnya dan teman2 pada umumnya..
Benarkah Wall Facebook sama dengan
Dinding Ratapan Yahudi? Wall kan Artinya dinding/tembok, Naahh Percaya atau
tidak, dan disadari atau tidak, ternyata wall facebook faktanya telah beralih
fungsi. Kalau dulu fungsi awalnya sebagai tempat bersosialisasi dan berbagi
dengan teman teman, sekarang sudah menjadi tempat untuk berdoa atau bahkan
meratapi nasib yang sedang menimpa pemilik akun. Coba sekarang perhatikan/tengok
beranda atau wall kita atau teman2 disana mungkin terlihat bahwa teman-teman
kita di facebook banyak yang berdoa, mengeluh, bahkan meratapi kehidupan di
dinding facebooknya. Karena faktanya seperti ini lalu apa bedanya dengan tembok
ratapan di Yerussalem, yang juga merupakan tempat suci bagi kaum Y4hudi. Dan memang
kenyataannya Mark Zuckerberg sebelumnya terinspirasi dengan tembok ratapan Y4hudi di Yerusalem.
Tembok Ratapan adalah tempat yang
penting dan dianggap suci oleh orang Y4hudi karena ia adalah sisa dinding Bait Suci di Yerusalem yang dibangun
oleh Raja Salomon (Nabi Sulaiman), putra Daud. Bait Suci itu hancur ketika Israel diserbu
tentara Romawi pada tahun 70 Masehi.
Panjang tembok ini aslinya sekitar 485
meter, dan sekarang sisanya hanyalah 60 meter.
Orang Y4hudi percaya bahwa tembok ini
tidak ikut hancur sebab di situlah berdiam Shekhinah (kehadiran ilahi)atau
sebagai wasilah untuk berdo’a. Jadi, berdoa di situ sama artinya dengan berdoa
kepada Tuhan atau perantara untuk menghubungkan kepada Tuhan.
Orang Y4hudi berdoa di Tembok Barat
Tembok ini dulunya dikenal hanya
sebagai Tembok Barat, tetapi kini disebut Tembok Ratapan karena di situ orang Y4hudi berdoa dan meratapi dosa-dosa mereka dengan penuh
penyesalan. Selain mengucapkan doa-doa mereka, orang Y4hudi juga meletakkan doa
mereka yang ditulis pada sepotong kertas yang disisipkan pada celah-celah
dinding itu. (wikipedia)
Kita juga pantas untuk merasa curiga,
kenapa pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, memberi nama tempat untuk menuliskan
status dengan Wall atau dinding. Sehingga, ketika Wall itu berisi ratapan atau
rintihan, jadilah kondisinya menjadi tembok ratapan.
Memang, ini facebook ini cuma dunia
maya, tapi sadar atau tidak facebook telah berhasil meng-Y4hudi-kan kita.
Marilah gunakan facebook dengan bijak, janganlah digunakan berdoa, mengeluh
atau bahkan meratapi nasib. Karna itu bukan tempatnya, kalau mau berdoa,
mengeluh atau bahkan meratap harusnya dilakukan di tempat ibadah, misalnya
selesai sholat. Jadikan Facebook jadi sarana dakwah, berdiskusi atau berbagi
sesuatu yang bermanfaat.
Daripada misalnya kita mengeluh atau
sekedar membuat status yg kesannya sedikit lebay “Hujan-hujan
malam-malam sendirian, enaknya ngapain ya ….?”atau Duuuh ko aku ga bisa tidur kenapa ya?.Dan orang yang coba2 iseng pasti ada yang jawab”udah mau aku temanin ga?
Ya sudah nanti aku kesana gimana?. Dan masih banyak lagi komentar yang ga jelas, perlu
disadari status FB harga dirimu.
Semoga yang sedikit
ini bisa jadi bahan renungan dan instropeksi diri khususnya saya pribadi dan
teman-teman sehingga kita tidak mengeluh atau
meratap di facebook lagi, baik melalui status, postingan maupun
komentar-komentar, baik secara tersurat maupun tersirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Give comments and criticism are best for this blog the better