Waspadalah dengan Syiah, Mereka Siap Menikam dari Belakang



Oleh : Al-Ustadz Abu Nida Chomsaha Shofwan, Lc.


Syi’ah dulu diimpor dari Iran dengan malu-malu kucing; diam-diam dan sembunyi-sembunyi. Muncul gerakan reformasi tahun 1998, Syi’ah pun menggeliat. Paham dari Persia ini pun mengemas ajarannya dengan berbagai caranya. Dari kemasan ilmiah hingga kemasan syahwat. Hasilnya, banyak anak mudah yang terpedaya.


Banyak yang tidak tahu dan tidak mau tahu tentang bahaya di balik kemasan ajaran Syi’ah. Wajar karena bungkus taqiyahnya begitu kuat. Hakikatnya Syi’ah berbeda dengan kita, ahlussunnah. Kita Ahlussunnah wal jamaah mencintai ahli bait (keluarga Rasulullah e), tidak pilih kasih baik terhadap istri-istri Rasul (ummahatul mukminin) atau dari paman-paman Rasul apalagi dari anak cucu beliau (dari Fatimah ke bawah). Kami membicarakan Syi’ah bukan berarti membicarakan keluarga Rasul. Kami akan mengungkap orang-orang yang mengkultuskan keluarga Rasul (ahli bait), dalam hal ini yang disponsori oleh Abdullah bin Saba’. Orang ini berasal dari Yahudi kemudian pura-pura masuk Islam dan merusak akidah Islam sejak Khalifah Ustman hingga sekarang. Dia letakkan dasar-dasar kesyirikan dan kekufuran; seperti pengkultusan ahli bait di atas para nabi bahkan sampai dituhankan. Bukan kepada Ali saja sampai keluarga Rasul seperti Fatimah dan Zaenab seterusnya. Ketika haji, mereka hanya membuat keributan di sekitar Baqi, mereka menangis sambil meratap ya.. Fatimah ya.. Zaenab. 


1. Tentang Al-Quran mereka menuduh Ahlussunnah telah mengurangi dan menambahi. Ditulis oleh ulama Syi’ah buku berjudul Fashlul Khithab fi Tahrifi Kitabi Rabbil Arbab. Husain bin Muhammad Taqi al-Nuri al-Thabari. Menurut ulama Syi’ah, kaumnya boleh membaca al-Quran sekarang (Utsmani) hingga datang imam ke-12 untuk mengajarinya. Menurut akidah mereka mush-haf yang dibawa imam tersebut tebalnya tiga kali lipat dari al-Quran sekarang. 


Jadi kalau ada yang berkampanye penyatuan Suni Syi’ah bagaimana mungkin? Syi’ah meragukan al-Quran kita yang sekarang ini, sedangkan menurut Rasulullah barangsiapa yang ragu dengan al-Quran adalah kafir.

2. Akidah terhadap para sahabat terutama kepada Abu Bakar, Umar dan Ustman. Orang Syi’ah meyakini al-Jibtu dan Thaghut adalah Abu Bakar dan Umar, bahkan disebutkan dalam doa ‘dua berhala Quraisy’ dalam kitab mereka (Miftahul Janan) halaman 114, yang terjemahnya ‘Wahai Allah limpahkanlah shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya. Kutuklah dua berhala, dua sesembahan, dua tukang sihir Quraisy beserta kedua anak wanita keduanya.’ Yang dimaksudkan di sini adalah Aisyah dan Hafshah semoga Allah meridhai semua amin.


Termasuk keyakinan mereka adalah setelah Rasulullah e meninggal para sahabat kafir kecuali beberapa sahabat yang bisa dihitung dengan jari. Al-Khuthuth al-Aridhah. Al-Sayid Muhibbuddin al-Khathib halaman 19-20. Hal tersebuit bertentangan dengan akidah Ahlussunnah bahwa kita harus mencintai para sahabat, mengikutinya serta tidak boleh mencela, dan meyakini bahwa semua sahabat adalah adil dan selalu mendoakan kebaikan.

لَعَنَ اللَّهُ مَنْ سَبَّ أَصْحَابِي

“Allah melaknat orang yang mencela sahabatku.”

Hadits ini dikeluarkan oleh Thabrani dalam Al-Mu’jam.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

“Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hasyr:10)

Bagimana akidah Syi’ah terhadap Umar? Saking bencinya terhadap Umar, waktu Sayidina Umar dibunuh oleh Abu Luluah si Majusi itu, mereka menjadikan hari terbunuhnya Umar sebagai hari raya bagi Syi’ah. Pelaku pembunuhan dianggap sebagai sang pamberani. Hal ini disebabkan Umar lah yang menaklukkan Persia yang sekarang menjadi Iran. Ini simpulan dari Al-Khuthuth al-Aridhah. Al-Sayid Muhibbuddin al-Khathib halaman 20. 

Akidah Syi’ah dalam Menanti Kedatangan Imam ke-12 (Imam Mahdi)

Menurut Syi’ah, setelah Imam Mahdi turun atau datang atau bangkit dari tidurnya kemudian Allah membangkitkan penguasa umat Islam yang telah lalu terutama Khalifah Abu Bakar dan Umar yang mereka juluki berhala quraisy yang dianggap telah merampas hak Ali dan keturunannya (sebagai khalifah atau pemegang kekuasaan umat Islam). Menurut keyakinan orang Syi’ah bahwa Imam Mahdi akan membalas dan memerintah untuk membunuh dan memusnahkan setiap 500 orang secara bersama-sama. Akhirnya hingga ia genap membunuh sebanyak 3000 penguasa Islam. Hal ini, masih menurut mereka, akan terjadi sebelum hari kebangkitan atau kiamat kelak. Dikutip dari Al-Khuthuth al-Aridhah. Al-Sayid Muhibbuddin al-Khathib halaman 21-22.

Syi’ah meyakini bahwa pengetahuan tentang yang ghaib adalah hak imam mereka saja, adapun para nabi tidak punya hak. Bahkan mereka sampai menempatkan imam mereka pada posisi tuhan.

Bagaimana dengan Ahlussunnah? Masalah ghaib adalah khusus milik Allah. Adapun Nabi mendapat petunjuk dari Allah hanya pada saat dharurat. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah,

وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَاشَاء

“…, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. … .” (Al-Baqarah:255)

 Akidah Syi’ah tentang Keluarga Rasul (Alul Bait)

Menurut Syi’ah ahli bait Rasulullah e terbatas pada Ali dan sebagian anak beliau saja beserta cucu-cucu beliau tersebut. Sementara ahli bait menurut Ahlussunnah adalah pengikut Islam. Ada juga yang mengatakan mereka yang paling bertakwa di antara umatnya. Disebutkan juga ahli bait adalah keluarga Rasul yang beriman dari Bani Hasyim dan Bani Abdulmuththalib, termasuk istri-istri Rasulullah SAW.


Siy’ah dan Taqiyah

Taqiyah adalah kondisi luar seseorang dengan yang ada di dalam batinnya tidaklah sama. Memang taqiyah juga dikenal di kalangan Ahlussunnah. Hanya saja menurut Ahlussunnah taqiyah digunakan untuk menghindarkan diri dari musuh-musuh Islam alias orang kafir atau ketika perang maupun kondisi yang sangat membahayakan orang Islam. Sementara itu menurut Syi’ah bahwa Taqiyah wajib dilakukan. Jadi taqiyah adalah salah satu prinsip agama mereka. Taqiyah dilakukan kepada orang selain Syi’ah, seperti ungkapan bahwa Quran Syi’ah adalah sama dengan Quran Ahlussunnah. Padahal ungkapan ini hanyalah kepura-puraan mereka. Mereka juga bertaqiyah dengan pura-pura mengakui pemerintahan Islam selain Syi’ah. Padahal kakikatnya orang Syi’ah sangat membenci dan menganggap telah merampas.


Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh orang Syi’ah adalah melakukan kawin mut’ah (kawin kontrak), tidak melakukan shalat Jumat sebelum datangnya imam ke-12, suka berdebat membahas tentang wasiat Rasulullah e, dan tidak mau menampakkan kesyi’ahannya dengan menyimpan semua akidahnya di dalam dada dengan cara taqiyah. Orang Syi’ah begitu bersemangat melontarkan slogan ‘La syarqiyah wala gharbiyah walakin islamiyah’diterjemahkan dengan ‘tidak Syi’ah tidak juga Suni tetapi Islam’, sesudah terpola dengan tidak mempermasalahkan Syi’ah barulah dimuati dengan akidah Syi’ah.


Saudaraku kaum Muslimin. Perlu diketahui bahwa di antara kota-kota yang dijadikan sebagai pusat penyebaran ajaran Syi’ah adalah Bandung, Pekalongan, dan Bangil. Silakan periksa lebih detil lagi keberadaan yayasan Syi’ah di seluruh Indoensia, bias dicek lewat internet. Tidak rahasia lagi bahwa pada waktu Khumaini berkuasa banyak ulama Suni di Iran yang dibantai dan disiksa, masjid-masjid Muslim pun dihancurkan.


Perlu juga diingat bahwa antara Syi’ah dan Yahudi adalah bersaudara. Karena memang pencetus Syi’ah adalah Abdullah bin Saba yang Yahudi. Ia pura-pura masuk Islam, karena tidak senang melihat persatuan umat Islam dalam Ahlussunnah pada waktu itu. PErhatikan sejarah terbunuhnya Utsman dan pembunuhan-pembunuhan berikutnya. Sejarah kontemporer juga menguatkan bukti sejarah lampau. Bukan sebuah rahasia jika masuknya Amerika ke Afghanistan tidak lain karena dibantu oleh kaum Syi’ah. Sebelumnya juga begitu, hancurnya Irak pun dengan peran serta kaum Syi’ah Irak dan Iran, hingga sekarang kekuasaan dipegang oleh orang Syi’ah yang menjadi boneka negara penjajah—tidak layak dilupakan kisah sepak terjang pengkhianatan Alqomah yang Syi’ah bekerja sama dengan Tartar meluluhlantakkan Baghdad pada zaman dahulu.

Perhatikan pula perilaku Syi’ah di Palestina, perhatikan orang di dalam Hamas. Lihat pula Libanon. Untuk memancing Amerika masuk, Syi’ah lewat tentaranya, ‘Hizbullah’ melakukan gerakan pura-pura melawan Amerika. Kemudian setelah Amerika lewat Israel melakukan serangan balik mereka lari hingga yang dibantai adalah penduduk yang Ahlussunnah. Akhir-akhir ini Yaman dan perbatasan Saudi Arabia juga digoncang oleh ulah Syi’ah. Orang Syi’ah pura-pura menyerang. Jika terjadi perang mereka berharap akan masuklah Yahudi/Amerika dengan alasan keamanan.


Komentar Ulama tentang Syi’ah

Bagaimana para ulama rabbaniyin berusaha menyelamatkan umat dari pengaruh dan cengkeraman paham Syi’ah? Di antara yang dilakukan adalah menjelaskan tentang kerusahan dan bahaya ajaran Syi’ah. Berikut adalah perkataan sebagian ulama:

  1. Perkataan Al-Qadhi Abu Ya’la

“Adapun Syi’ah Rafidhah apabila mengkafirkan dan memfasikkan sahabat berarti jelas masuk neraka dan termasuk kafir.” (Al-Mu’tamid hal. 267. Fatawa al-Ulama fisy Syi’ah al-Rawafidhi hal. 84.

  1. Perkataan Ibnu Hazm al-Zhahiri

“Adapun perkataan mereka (nashara), mereka menuduh bahwa Rafidhah (Syi’ah) telah mengganti al-Quran. Sedangkan RAfidhah tidak termasuk kaum Muslimin. Sesungguhnya Syi’ah adalah golongan yang baru muncul 25 tahun setelah wafatnya RAsulullah e. Rafidhah adalah golongan yang berjalan seperti jalannya Yahudi dan Nashara dalam kebohongan dan dusta.” (Al-Fashlu fil Milal wan Nihal II/213)

“Tidak ada perslisihan di antara firqah-firqah yang menisbatkan kepada Islam baik Ahlussunnah, Mu’tazilah, Khawarij, Murjiah dan Zaidiyah; semuanya bersepakat harus mengambil dalil dari al-Quran yang Ahlussunnah. Hanya Rafidhah ekstrim yang menyelisihi. Kelompok ini kafir dan musyrik menurut para ulama Islam.” (Al-Ihkam Libni Hazm I/96) (Fatawa al-Ulama fisy Syi’ah al-Rawafidhi hal. 84)

  1. Perkataan Al-Qadhi Iyadh

“Kami memutuskan tentang kekafiran Rafidhah ekstrim yang mengatakan bahwa imam-imam mereka lebih mulia dari para nabi. Kami mengkafirkan orang yang mengingkari al-Quran atau hurufnya atau mengubahnya atau menambah sebagaimana halnya telah dilakukan oleh kelompok kebatinan dan Isma’iliyah.” (Fatawa al-Ulama fisy Syi'’h al-Rawafidhi hal. 84)

  1. Perkataan Al-Shan’ani

“Umat Islam telah bersepakat untuk mengkafirkan Syi’ah Imamiyah. Karena mereka meyakini bahwa sahabat telah sesat di samping mereka juga mengingkari ijma’ (sahabat). Mereka juga telah menjuluki shabat dengan sesuatu yang tidak layak bagi sahabat itu sendiri.” (Al-Ansab II/341) (Fatawa al-Ulama fisy Syi’ah al-Rawafidhi hal. 85)

  1. Perkataan Ibnu Taimiyah

“Barangsiapa yang menuduh bahwa al-Quran ayatnya ada yang ditambahi atau dikurangi atau disimpan atau menuduh mentakwil batiniyah yang menggugurkan amalan-amalan yang disyariatkan tidak ada khilaf tentang kekafiran mereka. Barangsiapa menyangka bahwa para sahabat telah murtad setelah Rasulullah e wafat, kecuali tinggal beberapa orang yang tidak sampai 27 orang, atau menuduh kebanyakan sahabat adalah fasik, maka tidak diragukan lagi orang semacam ini telah kafir. Karena telah mendustakan nash al-Quran (dalam al-Quran Allah meridhai dan memuji mereka/para sahabat).” (Al-Sharimul Maslul hal. 586-587)

“Sesungguhnya [Syi’ah] lebih jelek dari ahli hawa dan lebih layak untuk diperangi daripada Khawarij.” (Majmu’ al-Fatawa XXVIII/482) (Fatawa al-Ulama fisy Syi’ah al-Rawafidhi hal. 85)

  1. Fatwa Lajnah Daimah

Soal: Penanya tinggal di perbatasan utara. Di wilayah tersebut ada beberapa markas Irak. Di dalamnya ada orang yang beraliran Syi’ah ja’fariyah. Sebagian ada yang membolehkan makan sembelihannya, sebagian lagi melarangnya. Kami tanyakan apakah boleh memakan sembelihannya sedangkan jelas mereka itu pada waktu susah dan senang selalu meminta kepada Ali, Hasan, Husain, dan sayid-sayidnya.

Jawaban: Kalau keadaannya seperti yang disebutkan oleh penanya—mereka memohon kepada Ali, Hasan, Husain, dan sayidnya—berarti termasuk musyrik, murtad dari Islam; wal’iyadzubillah. Jadi, tidak halal memakan sembelihan mereka, karena status sembelihannya seperti bangkai. Sekalipun mereka menyebut bismillah saat menyembelih.

Wabillahit taufiq wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammadin wa alihi wa shahbibi wa sallam.

Ketua: Syaikh Abdulaziz bin Baz

Wakil: Syaikh Abdurrazzaq ‘Afifi

Anggota: Abdullah bin Ghadyan dan Abdullah bin Qu’ud

Fatwa al-Lajnah al-Daimah hal. 15

  1. Syaikh Muhammad Nashituddin al-Albani

“Bismillahirrahmanirrahim. Setelah kami pelajari lima pernyataan yang terdapat di dalam kitab yang berjudul “’Ruhullah’ al-Khumaini”, ingin kami jelaskan hukum tentag isinya. Kami berkata dengan nama Allah yang Esa dan kami meminta pertolongan kepada-Nya. Bahwa setiap pernyataan dari lima poin yang terdapat dalam buku ‘Ruhullah’ al-Khumaini tersebut adalah jelas perkataan kufur dan syirik. Kalimat-kalimatnya menyelisihi al-Quran dan al-Sunnah maupun ijma’ kaum Muslimin. Karena kelima perkara tersebut dharurat maka harus diketahui oleh kaum Muslimin. Jadi, siapa yang berkata seperti hal tersebut dengan keyakinan, sekalipun hanya sebagian, berarti termasuk musyrik. Orang itu kafir meskipun melakukan puasa dan shalat serta mengira dirinya muslim. … . Kami heran selalu saja ada orang yang mengaku dirinya sebagai Ahlussunnah tetapi mengadakan ta’awun (saling membantu) dengan Khumaini dalam urusan dakwah. Bahkan ada yang mendukung dalam penegakan negara mereka di bumi kaum Muslimin. Apakah orang-orang tersebut memang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu bahwa hal tersebut adalah kufur dan sesat. Mereka termasuk perusak. Bukankah Allah tidak senang terhadap orang-orang yang merusak?!..... (Nafsul (?) Kitab hal. 79)

  1. Syaikh Bin Baz

Pertanyaan: Berangkat dari pengetahuan Syaikh tentang sejarah Rafidhah (Syi’ah), apa sikap Syaikh terhadap pemikiran pendekatan antara Alussunnah dan Syi’ah?

Jawaban: “Pendekatan antara Syi’ah dan Ahlussunnah tidaklah mungkin. Karena akidahnya saja memang sudah berbeda. Akidah Ahlussunnah wal Jama’ah ialah men-tauhid-kan Allah secara ikhlas beribadah karena Allah l. Allah adalah Dzat yang mengetahui hal yang ghaib. Ahlussunnah juga tidak menyekutukan Allah sedikit pun—baik dengan malaikat maupun dengan rasul dan nabi yang diutus—dan bahwa hanya Allahlah yang tahu hal-hal yang ghaib. Termasuk akidah Ahlussunnah wal Jama’ah adalah mencintai para sahabat. Sahabat adalah orang yang paling mulia di antara makhluk yang ada,di bawah kemuliaan para nabi. Di antara jajaran para sahabat yang paling mulia adalah Abu Bakar, kemudian Umar, disusul Utsman dan Ali.

Sedangkan Rafidhah/Syi’ah menyelisihi semua keyakinan lurus tersebut. Jadi, tidak mungkin Syi’ah bersatu dengan Ahlussunnah sebagaimana Yahudi dan Nashara atau penuembah berhala dengan Ahlussunnah. Demikian pula Rafidhah dan Ahlussunnah tidak mungkin bersatu disebabkab sudah berbeda akidah, sebagaimana sudah dijelaskan.” (Fatawa al-Ulama fisy Syi’ah al-Rawafidh hal. 78) 

Demikianlah bahaya dan kerusakan Syi’ah, berikut pandangan ulama dari zaman dahulu hingga sekarang. Yang jelas kewaspadaan dan pembenahan internal kaum muslimin mendesak dilakukan. Jelas dai Syi’ah selalu bergerak dari hari ke hari memanfaatkan berbagai momentum dan sarana. Di Indonesia Negara Iran telah membangun Islamic Cultural Center (ICC), sejak 2003 di bilangan Pejaten, Jakarta Selatan. Dari sinilah kemudian disebar lembaga yang bernama Iranian Cornen (IC). Menurut sebuah sumber di antara yang aktif mengajar di ICC adalah akak beradik Umar shihab (seorang ketua MUI) dan Umar Shihab (penulis Tafsir Misbah). Jalaluddin Rahmat (akrab disapa Kang Jalal), Haidar Baqir, dan O Hashem (salah satu penulis yang secara serius menfitnah Abu Hurairah). Juga ikut sejumlah keturunan alawiyin seperti Agus Abu Bakar al-Habsyi dan Hasan Daliel al-Idrus.

Di antara perguruan tinggi yang memiliki Iranian Corner, masih menurut sumber yang sama, adalah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas ahmad dahlan Yogyakarta, dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Tidak cukup di situ dana Negara Iran juga digelontorkan dengan menawarkan bea siswa kepada para pemuda untuk belajar ke Iran. Tidak kurang ada 300 mahasiswa Indonesia yang tengah digodog di Iran, sementara sejulah 200-an yang lain sudah pulang ke Indonesia dengan mengemban tugas menyebar ajaran Syi’ah lewat pengajian, PT, maupun membuat yayasan. Sebut saja Ahmad Baraqbah dengan pondoknya Al-Hadi Pekalongan, Husain al-Kaff dengan Yayasan Al-Jawwad Bandung, dan masih ada puluhan yayasan Syi’ah yang tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Ya, paham Syi’ah Rafidhah sedang mengepung Indonesia, masihkan kita akan lengah dan lemah?!

Rujukan:

  1. Mas-alatut Taqrib baina Ahlissunah wasy Syi’ah. Dr. Nashir Abdullah bin Ali al-Ghifari. Dua jilid.
  2. Al-Mausu’ah al-Muyassarah fi Al-Adyani wal Madzahib wal Ahzab al-Mu’ashirah. Dua jilid. Dr. Mani’ bin Hammad al-Juhni.
  3. Al-Khuthuth al-Aridhah. Al-Sayid Muhibbuddin al-Khathib.
  4. ‘Aqa-idusy Syi’ah fil Mizan. Muhammad Kamil al-Hasyimi.
  5. Shuratani al-Mutadhatani ‘inda Ahlissunnah wasy Syi’ah al-Imamiyah. Abul HAsan al-Nadwi.
  6. Al-Tasyayu’ baina Mafhumil A-immah wal Mafhumil Farisi.  Muhammad al-Yandari.
  7. Al-Tahrafu al-Dini fi Irani. Abdul Jalil.
  8. Al-Muamarah ‘alal Ka’bah minal Qaramithah ilal Khumaini Tarikh wa Wasya-iq. Dr. Abdul Mun’im al-Namiri.
  9. Hakikat Syi’ah, terjemahan. Abdullah bin Abdillah al-Maushuli.
  10. Bantahan dan Peringatan Atas Syi’ah Rafidhah, terjemahan. Al-Imam Muhammad bin Abdilwahhab.
  11. Sikap Ahlul Bait Terhadap Sahabat Nabi, terjemahan. Muhammad bin Ali al-Syaukani.

Sumber Buku Syi’ah:

  1. Fashlul Khithab fi Tahrifi Kitabi Rabbil Arbab. Husain bin Muhammad Taqi al-Nuri al-Thabari.
  2. Al-Ushulu minal Kafi. Al-Kulaini al-Razi. Dua jilid.

Persamaan Sesatnya Syiah dengan Zionis Yahudi Oleh KH Athian Ali MA



SELAMA ini, mayoritas orang selalu menganggap Syiah bagian dari Islam. Mayoritas kaum muslimin di seluruh dunia sendiri menilai bahwa menentukan sikap terhadap Syi’ah adalah sesuatu yang sulit dan membingungkan. Ini disebabkan beberapa hal mendasar yaitu kurangnya informasi tentang Syi’ah. Syi’ah, di kalangan mayoritas kaum muslimin adalah eksistensi yang tidak jelas, tidak diketahui apa hakikatnya, bagaimana berkembang, tidak melihat bagaimana sejarahnya, dan tidak dapat diprediksi bagaimana di kemudian hari. Berangkat dari hal-hal tersebut, akhirnya orang Islam yang umum meyakini Syi’ah tak lain hanyalah salah satu mazhab Islam, seperti mazhab Syafi’i, Maliki dan sejenisnya.
Tapi sesungguhnya ada perbedaan antara Syiah dan Islam. Bisa dikatakan, Islam dengan Syiah serupa tapi tak sama. Secara fisik, sulit sekali membedakan antara penganut Islam dengan Syiah, namun jika diteliti lebih jauh dan lebih mendalam lagi—terutama dari segi aqidah—perbedaan di antara Islam dan Syiah sangatlah besar. Ibaratnya, Islam dan Syiah seperti minyak dan air, hingga tak mungkin bisa disatukan.
Jadi kalau sudah masuk kewilayah aqidah dan syariah akan tampak perbedaannya ataupun akhlak dan muamalah. Syiah kata kebanyakan orang adalah Zionis yang menggunakan baju “Islam Syiah”.  Syiah itu, ya zionis.
Seperti yang pernah disampaikan oleh KH Athian Ali M Da’i, MA, Ketua Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) menegaskan saat tampil sebagai pembanding dalam acara Bedah Buku ‘Zionis & Syiah Bersatu Hantam Islam’ di Masjid Al-Fajr Jl Cijagra Raya Buah Batu, Bandung, Sabtu (14/9/2013).“Sejak awal kita sudah diberitahu bahwa Syiah itu adalah Zionis Yahudi. Syiah adalah produk Zionis Yahudi melalui tokoh munafik Abdullah bin Saba,” ujar KH Athian yang sejak awal isu Syiah merebak sudah tegas-tegas tak kompromi dengan kelompok yang berupaya menyebarkannya.

Karenanya, kata KH Athian Ali, Zionis dan Syiah itu bukan sesuatu yang terpisah. Jangan sampai rancu memahaminya. Sebab Zionis dan Syiah itu adalah sesuatu yang menyatu. Zionis ya Syiah, Syiah ya Zionis. Zonis berbaju Zionis (Syiah) dan Zionis berbaju “Islam”.

Sekitar seribuan jamaah di lantai pertama dan lantai utama masjid memadati acara bedah Buku ‘Zionis & Syiah Bersatu Hantam Islam’ tulisan Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi ini. Selain KH Athian Ali, Muhammad Pizaro tampil sebagai pembicara pertama, dalam bedah buku yang dipimpin oleh Ketua Divisi Syakhshiyyah Islamiyyah – FUUI dan Pemimpin Redaksi Bulletin Syakhshiyyah Islamiyyah – FUUI, Tardjono Abu Muas.
Menurut KH Athian Ali, buku Pizaro ini mencoba mengungkap sejarah siapa sebenarnya Syiah. Ada kesamaan antara Syariat Yahudi dengan Syiah. KH Athian mengatakan, kaum Yahudi juga meletakkan batu di depan mereka saat mereka melaksanakan ritualnya, sama seperti kaum Syiah.“Kesamaan lain, kaum Yahudi mengubah/memalsukan kitab Taurat, orang Syiah pun mengubah isi Qur’an bahkan menganggap Qur’an bukan lagi kitab suci,” ungkapnya.

Lalu, ujar KH Athian, kalau sudah suntuk, kaum Yahudi menggabungkan “shalat” (ritual) nya, maka Syiah pun menggabungkan “shalat”nya.

Kesamaan lainnya, kata KH Athian, kaum Yahudi sangat memusuhi malaikat Jibril, demikian pula Syiah. Menurut Syiah, malaikat Jibriel salah saat menyampaikan wahyu, mestinya wahyu itu disampaikan kepada Ali bin Abi Thalib, bukan Nabi Muhammad (shallallahu ‘alaihi wasallam). “Jadi,menurut Syiah, malaikat Jibril itu salah,” ungkap master dari Al Azhar Kairo ini.

Masih ada kesamaan Zionis Yahudi dengan Syiah. Kata KH Athian, kaum Yahudi hanya menikmati tubuh-tubuh istri mereka untuk sementara, sama dengan Syiah dengan kawin  mut’ahnya, bersifat sementara, yang menurut KH Athian, tak lebih dari perzinahan.

Dan, kaum Yahudi berpendapat berbohong itu dihalalkan, sedang Syiah dengan taqiyahnya juga menghalalkan dusta, bahkan, papar KH Atihian, bohong itu bisa jadi akidah yang mendapatkan pahala bagi yang melakukannya. Terutama berbohong untuk tidak mengaku sebagai Syiah, supaya umat percaya dulu sama mereka.

Ada lagi kesamaan Yahudi dengan Syiah, tambah KH Athian. “Kaum Yahudi mencaci maki istri Nabi Musa ‘alaihi salam, Syiah juga mencaci maki istri Nab Muhammad (shallallahu ‘alaihi wasallam) Siti ‘Aisyah radhiyallah ‘anha,” kata tokoh yang sejak 1985 secara terbuka di Bandung sudah tegas menolak paham sesat dan menyesatkan itu

Adzan versi Syi’ah
 
Allahu Akbar, Allahu Akbar (2 kali): Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Asyhadu Alla Ilaha Illallah (2 kali): Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah
Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah (2 kali): Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah
Asyhadu Anna Aliyyan Amiral Mukminina Waliyullah : Aku bersaksi bahwa Ali, Amirul Mukminin adalah wali Allah
Asyhadu Anna Aliyyan Hujjatullah : Aku bersaksi bahwa Ali adalah hujah Allah
Hayya â??Alash Shalah (2 kali): Mari kita menunaikan shalat
Hayya â??Alal Falah (2 kali): Mari kita meraih kemenangan
Hayya â??Ala Khairil â??Amal (2 kali): Mari kita mengerjakan sebaik-baik amal
Allahu Akbar, Allahu Akbar (1 kali): Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Lailaha Ilallah (2 kali): Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah

Kalimat Lailaha Ilallah dibaca satu kali, namun kelompok Syiâ??ah membacanya dua kali.

Versi 2

Allahu Akbar, Allahu Akbar (2 kali): Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Asyhadu Alla Ilaha Illallah (2 kali): Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah
Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah (2 kali): Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah
Asyhadu Anna Aliyyan Hujjatullah (2 kali): Aku bersaksi bahwa Ali adalah hujah Allah
Hayya â??Alash Shalah (2 kali): Mari kita menunaikan shalat
Hayya â??Alal Falah (2 kali): Mari kita meraih kemenangan
Hayya â??Ala Khairil â??Amal (2 kali): Mari kita mengerjakan sebaik-baik amal
Allahu Akbar, Allahu Akbar (1 kali): Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Lailaha Ilallah (2 kali): Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah

Kalimat Lailaha Ilallah dibaca satu kali, namun kelompok Syiâ??ah membacanya dua kali.

Link Videeo Syahadat Syi'ah : http://www.youtube.com/watch?v=7hPazdaN-Oo

Sumber rujukan : arrahmah.com
1. Dr. Nashir bin Abd. Karim Al Aql, “Dirasat fil Ahwaa’ wal firaq wal Bida’ wa Mauqifus Salaf minha.”
2. Drs. KH. Dawam Anwar dkk. “Mengapa kita menolak Syi’ah.”
3. Abdullah bin Said Al Junaid, “Perbandingan antara Sunnah dan Syi’ah. ”
4. Dan lain-lain, kitab-kitab karangan orang Syi’ah.

Asal-usul Syiah dan Ajarannya

Syiah secara etimologi bahasa berarti pengikut, sekte dan golongan. Sedangkan dalam istilah Syara', Syi'ah adalah suatu aliran yang timbul sejak pemerintahan Utsman bin Affan yang dikomandoi oleh Abdullah bin Saba', seorang Yahudi dari Yaman.

Setelah terbunuhnya Utsman bin Affan, lalu Abdullah bin Saba' menyampaikan ajarannya secara terang-terangan dan menggalang massa untuk memproklamirkan bahwa kepemimpinan (baca: imamah) sesudah Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam sebenarnya ke tangan Ali bin Abi Thalib karena suatu nash (berdasarkan Al Qur’an/As Sunnah) Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam. Namun, menurut Abdullah bin Saba', Khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman telah mengambil alih kedudukan tersebut.

Keyakinan itu berkembang sampai kepada menuhankan Ali bin Abi Thalib. Berhubung hal itu suatu kesesatan yang nyata dan kedustaan, maka diambil tindakan oleh Ali bin Abi Thalib, yaitu mereka dibakar hidup-hidup, lalu sebagian mereka melarikan diri ke Madain.

Aliran Syi'ah pada abad pertama hijriyah belum merupakan aliran yang kuat dan tersebar yang mempunyai berbagai macam keyakinan seperti yang berkembang pada abad ke-2 hijriyah dan abad-abad berikutnya,dan berikut ini adalah pokok-pokok ajaran Syiah yang mengalami perkembangan setelah pendahulu mereka yang berlebih-lebihan dalam mengkultuskan Ali bin Abi Thalib.

Pokok-Pokok Penyimpangan Syiah:

1.Keyakinan bahwa imam/khalifah sesudah Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam adalah Ali bin Abi Thalib, sesuai dengan sabda Nabi ‘shollallohu alaihi wasallam. Karena itu para Khalifah dituduh merampok kepemimpinan dari tangan Ali bin Abi Thalib.
2. Keyakinan bahwa imam mereka maksum (terjaga dari salah dan dosa)
3. Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam yang telah wafat    
    akan hidup kembali sebelum hari Kiamat untuk membalas dendam
    kepada lawan-lawannya, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dll.
4. Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam mengetahui rahasia  
    ghaib, baik yang lalu maupun yang akan datang. Padahal hal ini hanya
    dimiliki oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala semata,yaitu mengetahui  
    perkara yang ghaib.
5. Keyakinan mereka yang sesat kalau Ali bin Abi Thalib adalah  
    tuhan,sebagaimana yang dideklarasikan oleh para pengikut Abdullah   
    bin Saba' dan akhirnya mereka dibakar hidup-hidup oleh Ali bin Abi   
    Thalib karena keyakinan tersebut.
6. Keyakinan mereka dalam mengutamakan Ali bin Abi Thalib atas Abu   
   Bakar dan Umar bin Khattab. Padahal Ali sendiri mengambil tindakan hukum    cambuk 80 kali terhadap orang yang meyakini kebohongan tersebut

7. Kesesatan mereka dalam mencaci maki para Sahabat atau sebagian            Sahabat seperti Utsman bin Affan.

Pengkafiran Imam Ahmad terhadap Syi'ah :

Ahmad bin Hanbal rahimahullah.

وَأَخْبَرَنِي عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: " مَنْ شَتَمَ أَخَافُ عَلَيْهِ الْكُفْرَ مِثْلَ الرَّوَافِضِ، ثُمَّ قَالَ: مَنْ شَتَمَ أَصْحَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا نَأْمَنُ أَنْ يَكُونَ قَدْ مَرَقَ عَنِ الدِّينِ "


Telah mengkhabarkan kepadaku ‘Abdul-Malik bin ‘Abdil-Hamiid ia berkata : Aku mendengar Abu ‘Abdillah berkata : “Barangsiapa yang mencaci-maki, aku khawatir ia akan tertimpa kekafiran seperti Raafidlah”. Kemudian ia melanjutkan : “Barangsiapa yang mencaci-maki para shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka kami tidak percaya ia aman dari bahaya kemurtadan” [Diriwayatkan oleh Al-Khallaal dalam As-Sunnah no. 784; shahih].

Sumber : Dirasat fil Ahwaa' wal Firaq wal Bida' wa Mauqifus Salaf minhaa, Dr. Nashir bin Abdul Karim Al-Aql hal. 236-237)


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...