Nasihat Ulama Kepada Penguasa

Kaum muslimin rahimakumullah,
Alkisah setelah Harun ar Rasyid secara resmi diangkat sebagai khalifah, beliau sibuk setiap hari menerima kedatangan para tamu dan ulama yang menyampaikan selamat. Kecuali seorang ulama besar, yakni Imam Sufyan Ats-Tsauri yang tidak pernah menampakkan dirinya, sehingga khalifah Al Rasyid merasa perlu untuk mengirim surat kepadanya, sebagai berikut:

Bismillahirrahmanirrahiim,


Dari hamba Allah Amirul Mukminin Harun Ar Rasyid.
 Kepada saudara Sufyan bin Said bin Munzir Ats Tsauri.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 Amma ba’du. Saudara Sufyan, sebagaimana saudara ketahui bahwa Allah SWT telah mempersaudarakan orang-orang mukmin. Maka jauh sebelum aku menjadi khalifah, persaudaraan itu sudah sangat erat antara engkau dan aku. Bahkan sampai hari dan detik ini aku tetap menganggap saudara sebagai orang yang paling dekat dengan ku. Di saat seperti sekarang ini, dimana Allah SWT telah memikulkan beban urusan umat ini di atas pundakku, aku sangat membutuhkan kedatangan saudara. Ketahuilah bahwa seluruh ulama di kota Baghdad dan sekitarnya sudah berdatangan kepadaku untuk memberikan ucapan selamat. Kepada mereka telah kuberikan hadiah sebagai tanda syukur kepada Allah dan terima kasihku kepada mereka. Semoga dengan tibanya surat ini, kedatangan saudara akan aku sambut dengan gembira sebagaimana para tamu lainnya...

Kaum muslimin rahimakumullah,
Sesampai surat itu, Imam Sufyan tidak mau menyentuhnya. Beliau menyuruh orang lain membacanya. Ketika ditanya mengapa, beliau menjawab : “Aku tidak ingin menyentuh apa-apa yang telah disentuh oleh tangan-tangan yang berdosa”.

Lalu Imam Sofyan menyuruh orang lain untuk menjawab surat tersebut dengan menulis di balik lembaran surat dari Khalifah itu. Orang yang disuruh menulis surat itu berkata: ”Aku kira kurang sopan kita menulis surat kepada Khalifah dengan kertas bekas Khalifah sendiri”. Sofyan menjawab: “Itu adalah urusanku sendiri, tulislah apa yang aku katakan.”


Kemudian Imam Sofyan mendiktekan surat sebagai berikut:

Bismillahirrohmanirrohim,

dari hamba Allah yang penuh dosa, Sofyan bin Said bin Mundzir Ats Tsauri.


Kepada hamba Allah yang angkuh Harun Al Rasyid,

Amma Ba’du! Ketahuilah ya Harun Al Rasyid, Bahwa mulai hari ini aku telah memutuskan tali persaudaraanku dengan engkau. Dan aku sudah menghapuskan dari dalam hatiku rasa kasihsayangku padamu. Sungguh engkau adalah orang yang bodoh dan boros. Apa yang selama ini belum aku ketahui tentang dirimu, sekarang telah terbuka semuanya melalui suratmu itu. Aku bersama orang-orang yang telah membaca suratmu itu dengan sendirinya akan menjadi saksi atasmu di hadapan Allah pada hari kemudian. Apa sebabnya? Bukankah engkau telah berkata di dalam surat itu, bahwa engkau telah menbagi-bagikan hadiah kepada orang-orang yang datang kepadamu untuk menyampaikan ucapan selamat? Bukankah engkau mengambil hadiah-hadiah itu dari Baitul Maal? Lalu engkau bagi-bagikan kepada mereka yang tidak berhak menerimanya ? Ya Harun Al Rasyid apakah engkau sudah minta izin kepada fakir miskin, janda, anak-anak yatim, para mujahidin fi sabilillah,dan para pejuang agama Allah; untuk membagi-bagikan hak mereka kepada orang-orang yang datang kepadamu itu ?


Ya Harun Al Rasyid! Dahulu aku mengenal engkau sebagai seorang yang zuhud, suka bergaul dengan orang-orang yang baik, dan selalu menghadiri majelis-majelis Al Qur’an? Tetapi sekarang dengan kekuasaan yang kau miliki justru telah menjauhkan dirimu dari semua itu. Maka sekarang bersiap-siaplah engkau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Allah nantinya.

Ya Harun Al Rasyid ! Ketahuilah bahwa kematian akan datang.


Ya Harun Al Rasyid! Itulah nasehat-nasehatku padamu. Peliharalah amanat Allah dan lindungilah umat Muhammad SAW. Dan berikanlah hak-hak mereka.
Ya Harun Al Rasyid! Ketahuilah bahwa setiap manusia itu akan menemui ajalnya. Diantara mereka ada yang beruntung dengan membawa amal, dan ada pula yang merugi di dunia dan di akhirat. Engkaupun tentu akan mendapat giliran kematian itu.

Ya Harun Al Rasyid! Berhati-hatilah dalam kehidupan di dunia ini. Ujian dan cobaan selalu mengintaimu. Dan nasehat yang paling baik adalah nasihat dari dirimu sendiri.


Kaum muslimin rahimakumullah,

Dengan sikap tegas dan teguh dalam memegang kebenaran seperti yang ditampilkan Imam Sufyan, penguasa seperti Harun ar Rasyid tetap di jalan kebenaran. Harun ar Rasyid adalah seorasng Khalifah yang sangat terkenal dan memerintah kaum muslimin dengan kesederhanaannya di masa keemasan dan kejayaan Khilafah Islam. Beliau adalah Khalifah yang senantiasa siap terjun ke medan perang memimpin jihad fi sabilillah. Bila tahun ini beliau memimpin jihad, maka tahun depan beliau di ibukota memimpin rakyatnya dengan kebijaksanaannya. Pada tahun tidak memimpin jihad itulah beliau pergi haji ke Mekkah dengan berjalan kaki dari kota Baghdad. Penguasa yang taqwa dan sederhana ini, mampu memimpin negara yang besar, dengan mensejahterakan rakyatnya dan menjaga keadilan di antara warga negara. Di tangannyalah kemajuan peradaban Islam yang luar biasa kembali dicapai setelah kemajuan di masa para sahabat Nabi saw. Dan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, negara Islam pada waktu itu menjadi negara nomor satu di dunia, dan menjadi pusat peradaban dunia. Subhaanallah!


Kaum muslimin rahimakumullah,
Hari ini kita perlu ulama yang berani dan tegas menasihati penguasa seperti Imam At Tsauri agar penguasa bisa kembali ke jalan yang benar, yakni penguasa yang menjalankan amanat kekuasaan yang diberikan Allah SWT kepadanya dengan sebenar-benarnya, yang melindungi umat Nabi Muhammad saw. dan memberikan hak-hak mereka. Penguasa yang betul-betul rajin datang ke majelis-majelis Al Quran untuk ber-tafaqquh fid diin dan mengamalkannya dalam tugas-tugasnya menjalankan pemerintahan yang diamanatkan kepadanya. Penguasa yang menjalankan pemerintahan dengan hukum-hukum dari Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw.. Penguasa yang akan menghasilkan keberkahan-keberkahan Allah dari langit dan bumi sebab dalam pemerintahannya dia mampu mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Semoga gempa bumi dan berbagai bencana alam yang terus datang silih berganti menyadarkan penguasa bahwa ada suatu “something wrong” dalam pemerintahan ini yang berujung pada kemiskinan dan kesengsaraan kehidupan mayoritas masyarakat. Dan semoga para ulama memiliki keberanian (QS. At Taubah 18) seperti Imam Sufyan Ats-Tsauri mengingatkan penguasa atas kewajiban-kewajibannya yang telah difardlukan oleh Allah SWT kepadanya. Baarakallahu lii walakum

Jangan Biarkan Penghina Nabi

Kaum muslimin rahimakumullah, 
Nabi Muhammad saw. adalah utusan Allah SWT untuk menerangi jalan hidup seluruh umat manusia, mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya hidayah, Sudah sepantasnya umat manusia menghormati dan mengagungkan beliau saw. Allah SWT berfirman: 
Sesungguhnya kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (QS. Al Fath 8-9).
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah SWT mengutus Nabi Muhammad saw. sebagai saksi atas seluruh makhluk-Nya, dan sebagai pemberi kabar gembira (mubassyiran) kepada orang-orang mukmin yang beriman kepada beliau saw. dan sebagai pemberi peringatan (nadziiran) kepada orang-orang kafir yang menolak mengimaninya.
Ibnu Katsir mengutip penjelasan dari sahabat Ibnu Abbas r.a. yang mengartikan kalimat wa tu’azziruuhu agar kau muslimin mengagungkan Nabi saw. dan menerangkan kalimat wa tuwaqqiruuhu darikata at tauqiir yang artinya agar kaum muslimin menghormati, memuliakan, dan mengagungkan Nabi Muhammad saw.
Sedangkan Az Zamakhsyari dalam tafsir Al Kassyaf menjelaskan makna kalimat lituminuu billahii wa rasuulih adalah agar kalian wahai manusia mengimani Allah dan Nabi Muhammad saw. sebagai utusan-Nya; wa tu’azziruuh agar kalian memperkuatnya dengan memberikan pertolongan kepadanya; wa tuwaqiruuh agar kalian mengagungkannya.
Dalam kitab Ad Durrul Mantsur Dan diriwayatkan sutua hadits dari Jabir bin Abdillah r.a. yang berkata bahwa ketika turun ayat wa tu’azziruuhu kepada Rasulullah saw. , beliau saw. bertanya kepada para sahabatnya: Apa maksud kalimat itu? Mereka menjawab: Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.
Maka Rasulullah saw, bersabda: Agar kalian menolongnya! Kalimat memberi pertolongan (an nushrah) dalam bahasa Arab maknanya adalah memberikan kekuatan militer kepada beliau saw. Dikutip penjelasan Ikrimah r.a. tentang kalimat wa tu’azziruuhu adalah “Agar kalian berperang bersama beliau saw. dengan membawa pedang”.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Dengan demikian jelaslah bahwa posisi Rasulullah saw. bagi umat manusia adalah posisi paling mulia. Beliau saw. wajib dimuliakan, dihormati, dan diagungkan oleh semua manusia, baik oleh mereka yang beriman kepada beliau saw. maupun mereka yang tidak beriman kepada beliau saw. Sebab Rasulullah saw. adalah utusan Allah SWT untuk seluruh umat manusia, bukan untuk suatu kaum saja. Allah SWT menegaskan posisi kerasulan beliau saw. atas seluruh umat manusia dalam firman-Nya:
Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui.(QS. Saba 28).
  Juga firman-Nya:
Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.(QS. Al Anbiya 107).
Kaum muslimin rahimakumullah
Oleh karena itu, tidak dibenarkan seorang pun, baik muslim maupun non muslim melakukan penghinaan dan penistaan kepada Rasulullah saw. Sebab itu berarti menyakiti hati Rasulullah saw. Dan lebih dari itu, berarti menyakiti kaum muslimin. Karena, bagi kaum muslimin, Rasululullah saw. lebih utama daripada diri mereka sendiri.
Allah SWT berfirman:
Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka…(QS. Al Ahzab 6).
Orang-orang mukmin itu mencintai nabi mereka lebih dari mencintai diri mereka sendiri dalam segala urusan.. Juga Rasulullah saw. wajib dicintai lebih daripada anak dan istrinya, maupun orang tua dan sanak saudara. bahkan harus lebih dicintai daripada apa dan siapapaun termasuk diri sendiri. Allah SWT berfirman:
Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At Taubah 24).
Kaum muslimin rahimakumullah,
Oleh karena itu, siapapun kaum muslimin, terutama mereka yang punya kekuatan dan kekuasaan, wajib menjunjung kehormatan Rasulullah saw. dan tidak boleh mengizinkan siapapun untuk melenggar kehormatan tersebut.
Berkaitan dengan penghinaan kepada Nabi yang selama ini dilakukan oleh orang-orang kafir Barat seperti kasus kartun Nabi di Denmark, juga lomba kartun di jejaring Facebook akun Everybody Draw Mohammed Day maka seharusnya pemerintah yang berkuasa atas jalur internet segera meminta jejaring Facebook secepatnya menutup halaman penghina Nabi Muhammad tersebut.
Dan kalau tidak respon segera menutup saluran jejaring Facebook agar tidak masuk negeri ini sebagaimana yang sudah dilakukan pemerintah Pakistan. Namun sampai tulisan ini dibuat, pemerintah dalam hal ini Menteri Kominfo Ustadz (sebagaimana sebutan yang disampaikan oleh Kepala Humasnya) Tifatul Sembiring hanya beretorikan. Pasalnya akun tersebut masih bisa diakses dan isinya menampilkan gambar dan komentar-komentar di akun tersebut.
Kaum muslimin rahimakumullah
Pertanyaannya, apakah yang nanti dijawab oleh kaum muslim yang punya kekuatan dan kekuasaan bilamana Nabi Muhammad saw. bertanya di hari kiamat, kenapa anda tidak menolong saya pada saat saya dihinakan? Apakah pantas hari ini anda mendapatkan syafaat saya? Padahal dulu tatkala Rasulullah saw. meminta para sahabatnya mengkesekusi Ka’ab bin al Asyraf gara-gara gembong Yahudi itu menyakiti hati Rasulullah saw.
Maka Muhammad bin Maslamah r.a. dan anak buahnya segera melaksanakannya dengan baik. Apakah layak para penguasa muslim hari ini tidak melakukan pembelaan kepada baginda Nabi Muhammad saw.? Tentu tidak. Tidak boleh ada alasan apapun termasuk, untung rugi bisnis internet, menjadi factor tidak pedulinya pemerintah muslim atas perkara penghinaan kepada Nabi ini.
Barakallah lii walakum

Manhattan Bangun Pusat Komunitas Muslim

Setelah dengar pendapat diwarnai debat sengit, dewan komunitas kota Manhattan akhirnya mendukung proposal untuk membangun pusat komunitas Muslim di dekat World Trade Center atau dikenal Ground Zero, tempat terjadi tragedi 11 September.

Sejumlah 29 anggota memilih menyetujui, 1 suara menolak dan 10 sisanya memilih abstain, demikian rilis The New York Times, 25 Mei seperti ditulis situs Republika Online hari ini (26/5).

Bangunan yang dinamai Cordoba House, akan memiliki 15 lantai dan berjarak dua blok arah utara dari lokasi menara kembar dulu berada. Bangunan akan memiliki aula ibadah sekaligus auditorium seni berkapasitas 500 kursi, sekolah kuliner, sebuah kolam renang, restoran dan fasilitas lain.

Bukan hanya dari warga Manhattan dan New York, bangunan itu juga mendapat penolakan terus-menerus dari warga AS dan luar negeri. Beberapa hari lalu, Dewan Komunitas No 1, yang mewakili Lower Manahattan dibanjiri ratusan telepon dan surat elektronik terkait proposal tersebut. Sebagian besar mereka justru berasal dari luar New York.

Beberapa anggota yang absen mengatakan mereka sebenarnya menginginkan waktu untuk mempelajari proyek Cordoba lebih jauh, namun dewan menolak sikap pengunduran pemilihan suara hingga sebulan lagi.

Pejabat kota, termasuk walikota New York, Michael R. Bloomberg, juru bicara Dewan Kota, Christine C. Quinn dan presiden distrik Manhattan, Scott M. Stringer berada di balik suara-suara yang memilih menyetujui proposal. Dewan Kota--meski tak bisa menggagalkan--sebenarnya bisa mengubah keputusan pembuatan Landmark tersebut.

Namun, Christine menyatakan akan membantu penyelesaian konstruksi bangunan. "Saya sangat yakin, kami dapat menemukan jalan baik untuk konsep landmar dan pendirian masjid secara bersamaan untuk terus diwujudkan," ujarnya.

Imam Feisal Abdul Rauf, salah satu tokoh penggagas pendirian (penulis buku yang diterjemahkan penerbit Mizan "Seruan Adzan dari Puing WTC") mengatakan pada dewan bahwa pusat komunitas akan membantu "menjembatani dan menyembuhkan perpecahan" di antara Muslim dan pemeluk agama lain.

"Kami mengutuk aksi serangan 11 September dan kami mengutuk terorisme dengan kadar yang sama," ujarnya.

Pusat tersebut, apabila terwujud, diharapkan membuka lapangan pekerjaan bagi 150 tenaga permanen, 500 tenaga paruh waktu. Tak hanya itu, ia juga akan menawarkan rangkaian kemajemukan budaya yang menjadi model 92nd Street, nama jalan dimana bangunan akan didirikan.

300 Gadis Belia Inggris Hamil Setiap Tahun

Angka kehamilan remaja Inggris dan Wales tertinggi. Sedikitnya 300 gadis usia 13 tahun tercatat hamil setiap tahunnya

Hidayatullah.com--Sebuah penelitian yang dilakukan oleh The Sun menunjukkan, dalam 8 tahun terakhir tingkat kehamilan remaja usia 10-16 tahun di Inggris meningkat drastis, bahkan tertinggi di Eropa dan dunia.

Sedikitnya 300 gadis usia 13 tahun di Inggris dan Wales, tercatat hamil setiap tahunnya. Bahkan, sejak tahun 2002 - 2010, tercatat 63.487 kehamilan dialami oleh gadis berusia 15 tahun, atau 23 kehamilan per hari.

Sebanyak 268 kehamilan dialami oleh gadis berusia 12 tahun, sementara 2.527 kehamilan dialami oleh remaja 13 tahun, serta 14.777 kehamilan juga dialami oleh remaja 14 tahun.

Angka terbanyak dialami oleh remaja berusia 15 tahun, yakni tercatat 45.861 kasus kehamilan. Sebanyak 60 persen remaja yang hamil mengaku telah melakukan aborsi.

Penelitian juga mengungkap, remaja perempuan termuda yang dilaporkan hamil berusia 11 tahun, sementara remaja termuda yang telah melahirkan anak berusia 12 tahun.

Di antara umur termuda, remaja perempuan berusia 11-12 tahun itu, ternyata paling banyak melakukan seks bebas. Walaupun tidak diungkapkan angkanya, penelitian itu menyebutkan bahwa banyak remaja putri pada usia yang masih sangat rentan itu, sudah kehilangan keperawanan mereka.

Di balik maraknya jumlah gadis remaja yang hamil di usia dini, ternyata tidak disertai dengan angka remaja laki-laki yang menjadi ayah di usia muda. Hal ini disebabkan sulitnya membuktikan siapa yang menghamili gadis remaja yang hamil di usia muda tersebut.

Berdasarkan angka-angka mencengangkan itu, Inggris kini dianggap sebagai negara tertinggi di Eropa, bahkan di dunia, dalam tingkat kehamilan remaja di bawah usia 16 tahun.
Padahal Pemerintah Inggris sendiri telah mengeluarkan dana miliaran poundsterling untuk mengurangi masalah tersebut

Membangun Peradaban Islam

Berbicara tentang Peradaban Islam tidak sekedar berbicara produk atau dinamika dan proses perubahan dimana orang-orang Islam dizaman Rasullullah banyak mengadopsi budaya Yunani yang sering dituduhkan para orientalis, liberalis dan paham-paham lain. Peradaban islam tidak serta merta lahir dari yang dituduhkan itu,peradaban islam lahir dari manifestasi iman yang mengejewantah dalam bentuk prilaku atau moral yang baik pada manusia.
Moral juga tidak serta merta tumbuh menjadi baik ia perlu ada pembinaan yang intensip dan berkesinambungan tidak boleh putus. Dan yang lebih penting adanya sebuah tempat atau sistem dimana disitu ada aturan yang ditegakkan sebagai proses pembinaan Manusia itu sendiri sebagai agen perubahan.
Semua persoalan yang ada di dunia ini, baik persoalan Negara, yang meyangkut politik, ekonomi, budaya sosial dan lebih khusus lagi dunia Pendidikan tidak dapat dilepaskan dengan peran Manusia itu sendiri. Manusia sebagai sentral atau mahkluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan lainnya disetiap saat dan kesempatan. Interaksi sosial yang sangat intens sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dengan perangkat yang menginginkan perubahan yang serba cepat atau instan. Pandangan bagi sebagian orang yang mengangap bahwa keadaan sekarang tidak pernah berubah kepada yang lebih baik. Diantara yang dianggap sangat penting dalam usaha perbaikan (ishlah) ialah memberikan perhatian terhadap pembinaan individu sebelum membangun masyarakat; atau memperbaiki diri sebelum memperbaiki sistem dan institusi.Yang paling tepat ialah apabila kita mempergunakan istilah yang dipakai oleh al-Qur'an yang berkaitan dengan perbaikandiri ini; yaitu:"...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatukaum sehingga mereka mengubah keaduan yang ada pada diri mereka sendiri..." (ar-Ra'd: 11)
Lembaga pendidikan salah satu bagian intitusi mempunyai andil besar dalam merubah individu untuk menjadi lebih baik. Dunia pendidikan dapat menjadi dasar bagi setiap usaha perbaikan, perubahan, dan pembinaan sosial selama pemerhati dan stakeholder dapat mengelolanya dengan penuh kesungguhan dan propesional yaitu SDM.Berbicara tentang SDM tentunya lagi-lagi kembali kepada individu itu sendiri, yang menjadi fondasi bangunan secara menyeluruh. Karena kita tidak bisa berharap untuk mendirikan sebuah bangunan atau lembaga pendidikan yang berkualitas selama fondasinya keropos dan rusak. Individu manusia merupakan batu pertama dalam bangunan masyarakat. Oleh sebab itu, setiap usaha yang diupayakan untuk membentuk manusia Muslim yang benar dan mendidiknya - dengan pendidikan Islam yang sempurna harus diberi prioritas atas usaha-usaha yang lain. Karena sesungguhnya usaha pembentukan manusia Muslim yang sejati sangat diperlukan bagi segala macam pembinaan dan perbaikan. Itulah pembinaan yang berkaitan dengan diri manusia.
Sesungguhnya pembinaan manusia secara individual untuk menjadi manusia yang sholeh merupakan tugas utama para nabi Allah, tugas para khalifah pengganti nabi, dan para pewaris setelah mereka.
Pertama-tama yang harus dibina dalam diri manusia ialah iman. Yaitu menanamkan aqidah yang benar di dalam hatinya, yang meluruskan pandangannya terhadap dunia, manusia, kehidupan, dan tuhan alam semesta, Pencipta manusia, pemberi kehidupan. Aqidah yang mengenalkan kepada manusia mengenai prinsip, perjalanan dan tujuan hidupnya di dunia ini. Aqidah yang dapat menjawab berbagai pertanyaan yang sangat membingungkan bagi orang yang tidak beragama: "Siapa saya? Dari manakah saya berasal? Akan kemanakah perjalan hidup saya? Mengapa saya ada di dunia ini? Apakah arti hidup dan mati? Apa yang terjadi sebelum adanya kehidupan? Dan apakah yang akan terjadi setelah kematian? Apakah misi saya di atas planet ini sejak saya masih di alam konsepsi hingga saya meninggal dunia? Iman bukan yang lain adalah yang memberikan jawaban memuaskan bagi manusia terhadap pertanyaan-pertanyaan besar berkaitan dengan perjalanan hidup manusia itu. Ia memberikan tujuan, muatan makna, dan nilai bagi kehidupannya. Tanpa iman manusia akan menjadi debu-debu halus yang tidak berharga di alam wujud ini, dan sama sekali tidak bernilai jika dihadapkan kepada kumpulan benda di alam semesta yang sangat besar. Umur manusia tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan perjalanan geologis yang berkesinambungan pada alam semesta, dan yang akan terus berlangsung dan tidak akan berakhir.
Kekuatan Manusia tidak akan ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan berbagai kejadian di alam semesta yang mengancam keselamatannya; seperti: gempa bumi, gunung meletus, angin ribut, banjir, yang merusak dan membunuh manusia. Ketika berhadapandengan pelbagai peristiwa alamiah itu, manusia tidak dapat berbuat apa-apa, walaupun dia mempunyai ilmu pengetahuan, kemauan, dan teknologi canggih. Selamanya, iman merupakan pembawa keselamatan. Dengan iman kita dapat mengubah jati diri manusia, dan memperbaiki segi batiniahnya. Kita tidak dapat menggiring manusia seperti kita menggiring binatang ternak; dan kita tidak dapat membentuknya sebagaimana kita membentuk peralatan rumah tangga yang terbuat dari besi, perak atau bijih tambang yang lainnya.
Manusia harus digerakkan melalui akal dan hatinya. Ia harus diberi kepuasan sehingga dapat merasakan kepuasan itu. Ia harus diberi petunjuk agar dapat meniti jalan yang lurus; dan ia harus digembirakan dan diberi peringatan, agar dia dapat bergembira dan merasa takut dengan adanya peringatan tersebut. Imanlah yang menggerakkan dan mengarahkan manusia, serta melahirkan berbagai kekuatan yang dahsyat dalam dirinya. Manusia tidak akan memperoleh kejayaan tanpa iman. Karena sesungguhnya iman membuatnya menjadi makhluk baru, dengan semangat yang baru, akal baru, kehendak baru, dan filsafat hidup yang juga baru. Sebagaimana yang kita saksikan ketika para ahli sihir Fir'aun beriman kepada Tuhan nabi Musa dan Harun. Mereka menentang kesewenangan Fir'aun, sambil berkata kepadanya dengan penuh ketegasan dan kewibawaan:"... maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja... (Taha: 72)
Kita juga dapat melihat para sahabat Rasulullah saw yang keimanan mereka telah memindahkan kehidupan Jahiliyah mereka kepada kehidupan Islam; dari penyembahan berhala, dan penggembalaan kambing kepada pembinaan umat dan menuntun manusia kepada petunjuk Allah SWT, serta mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Selama tiga belas tahun di Makkah al-Mukarramah, seluruh perhatian dan kerja-kerja Nabi S.A.W yang berbentuk tabligh dan da'wah-- ditumpukan kepada pembinaan generasi pertama berdasarkan keimanan. Pada tahun-tahun itu belum turun penetapan syariah yang mengatur kehidupan masyarakat, menetapkan hubungan keluarga dan hubungan sosial, serta menetapkan sanksi terhadap orang yang menyimpang dari undang-undang tersebut. Kerja yangdilakukan oleh al-Qur'an dan Rasulullah saw adalah membina manusia dan generasi sahabat Rasulullah saw, mendidik dan membentuk mereka, agar mereka dapat menjadi pendidik di dunia ini setelah kepergian baginda Rasul. Dahulu, rumah Al-Arqam bin Abi al-Arqam memainkan peranan untuk itu. Kitab suci Allah SWT diturunkan kepada Rasul-Nya sedikit demi sedikit sesuai dengan kasus-kasus yang dihadapi pada saat itu; agar dia membacakannya kepada manusia secara perlahan-lahan, untuk memantapkan keyakinan hati mereka, dan orang-orang yang beriman kepadanya. Nabi saw menjawab berbagai pertanyaan orang musyrik pada waktu itu dengan mematahkan hujah-hujah mereka, sehingga hal ini sangat besar perannya dalam membina kelompok orang-orang beriman, memperbaiki dan mengarahkan perjalanan hidup mereka. Allah SWT berfirman: "Dan al-Qur'an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (al-Isra,: 106)"Berkatalah orang-orang kafir: "Mengapa al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus saja? "Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya kelompok demi kelompok. Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya."(al-Furqan: 32-33)
Tugas terpenting yang mesti kita lakukan pada hari ini apabila kita hendak melakukan perbaikan terhadap keadaan umat kita ialah melakukan permulaan yang tepat, yaitu membina manusia dengan pembinaan yang hakiki dan bukan hanya dalam bentuk luarnya saja. Kita harus membina akal, ruh, tubuh, dan perilakunya secara seimbang. Kita membina akalnya dengan pendidikan; membina ruhnya dengan ibadah; membina jasmaninya dengan olahraga; dan membina perilakunya dengan sifat-sifat yang mulia. Kita dapat membina kemiliteran melalui disiplin; membina kemasyarakatannya melalui kerja sama; membina dunia
politiknya dengan penyadaran. Kita harus mempersiapkan agama dan dunianya secara bersama-sama agar ia menjadi manusia yang baik, dan dapat mempengaruhi orang untuk berbuat baik,
sehingga dia terhindar dari kerugian di dunia dan akhirat; sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat- menasihati supaya menetapi kesabaran."(al-'Ashr: 1-3).Usaha itu tidak dapat dilakukan dengan baik kecuali melalui pandangan yang menyeluruh terhadap wujud ini, dan juga dengan filsafat hidup yang jelas, proyek peradaban yang sempurna, yang dipercayai oleh umat, sehingga ia mendidik anak lelaki dan perempuannya dengan penuh keyakinan, bekerja sesuai dengan hukum yang telah ditentukan dan berjalan pada jalur yang telah digariskan. Bagaimanapun, semua institusi yang ada di dalam umat (masjid dan universitas, buku dan surat kabar, televise dan radio) mesti melakukan kerja sama yang baik, sehingga tidak ada satu institusi yang naik sementara institusi yang lainnya tenggelam, atau ada satu perangkat yang dibangun dan pada saat yang sama perangkat lainnya dihancurkan. Pernyataan di atas dibenarkan oleh ucapan penyair terdahulu: "Dapatkah sebuah bangunan diselesaikan; Apabila engkau membangunnya dan orang lain menghancurkannya?.Kalaupun itu terjadi yang jelas orang yang beriman tidak akan pernah untuk putus asa karena ia yakin Allah SWT tetap akan mencatatnya sebagai agen  perubahan yang bernilai mulia, Insyaallah aamiin....

Angka Tujuh Membuktikan Mukjizat Terbesar Nabi Muhammad SAW

Pada saat Rasulullah SAW masih hidup dengan para sahabatnya sangat banyak pengorbanan untuk Islam yang beliau berikan baik materil, tenaga, darah dan air mata dan pengorbanan lainnya termasuk pada saat proses turunnya Wahyu.Dengan turunnya Wahyu pertama yaitu surah Al-Alaq 1-5 Rasulullah sudah mendapat cercaan dan fitnah dari para kafir Quraisy. Namun karena Al-Qur'an adalah Wahyu dari Allah SWT maka Dia jugalah yang akan menjaganya hingga kiayamat.
 
Data angka membuktikan bahwa Quran tidak berubah dan diselewengkan. Beberapa orang percaya bahwa Quran, yang ada di tangan kita hari ini tidak lengkap dan mengandung sejumlah besar ayat-ayat yang disembunyikan ... Dapatkah bahasa angka untuk membuktikan keyakinan yang keliru ini ?....           
Beberapa menyatakan bahwa Quran Utsmani, semoga Allah meridhainya bahwa Ia telah membakar banyak ayat Al Quran ketika dia mengumpulkan Al Qur’an. Mereka mengatakan; Utsman telah membakar segala sesuatu yang tidak sesuai dengan ide-ide dan pendapatnya ... Dan oleh karena itu Al Quran kehilangan banyak Firman Tuhan, Apakah pandangan ini benar? Bisakah angka-angka membuktikan bahwa Qur'an sesuai keasliannya dan lengkap seperti diungkapkan oleh Allah, tanpa penambahan dan pengurangan?

Pada artikel ini kita tidak akan menggunakan retorika, tapi kita akan menggunakan bahasa angka-angka yang akan menjawab bagi siapapun yang menolak atau meragukannya. Anggapan bahwa Al Qur’an telah diselewengkan dan dikurangi berarti akan merubah jumlah angka-angka yang akan dibuktikan.

            Jika kami menemukan bahwa jumlah ayat, surat dan kata-kata sesuai dengan perhitungan yang detail, hal itu menunjukkan bahwa Quran adalah lengkap, seperti yang dijelaskan oleh Allah. Allah berfirman: (Tidak terdapat kesalahan di depan maupun dibelakang. Ia diturunkan oleh Dzat yang maha perkasa lagi bijaksana (Fushshilat: 42). Ini adalah bukti firman Allah: “Kamilah yang menurunkan Al Qur’an dan kamilah yang menjaganya” (Al Hadid: 9)

Apa yang cocok untuk urutan angka keajaiban ini ??

            Tujuh (7) adalah angka yang memiliki nilai tersendiri dalam Al Qur’an.  Ia disebut sebagai As Sab’u Al Masani (tujuh ayat yang senantiasa di ulang-ulang sepanjang zaman) dialah al Fatihah. Thowaf di Kabah juga dilaksanakan tujuh kali putaran. Sujud, juga harus bersentuhan tujuh anggota badan, setiap atom dari atom-atom alam semesta terdiri dari tujuh lapisan. Tanah dimana kita hidup terdiri dari tujuh lapisan, langit diatas kita juga terdiri dari tujuh tingkat, bilangan hari juga ada tujuh hari, dan masih banyak lagi misteri tentang bilangan tujuh.

            Dalam sebuah ayat: (dan kemudian berbalik ke langit dan membuat mereka tujuh langit, dan Dia maha mengetahui atas segala sesuatu [Al-Baqarah: 29].

Saudara saya ajak untuk merenungkan angka tujuh. Angka ini punya kaitan dengan keajaiban Al Qur’an. Dan menunjukkan Al Qur’an adalah mukjizat terbesar. Ia tidak di tambah dan tidak di kurangi, baik ayat maupun hurufnya.

            Kita semua tahu bahwa jumlah ayat-ayat Al-Qur'an adalah Surah 114, dan jumlah ayat-ayat Al-Qur'an adalah ayat 6.236. Dan tentu saja bergantung pada Al-Quran yang ada di tangan kami, sebuah Quran Madinah. Turunnya Al Quran adalah 23 tahun.

Apa kaitannya angka tujuh dengan angka-angka diatas???

"Allah menurunkan Al-Qur'an 114 surat dalam 23 tahun.

angka yang dihasilkan dari deretan 23 dan 114 = 23.114 jumlah ini merupakan kelipatan dari tujuh (7) di kedua arah.

Ketika kita membaca angka dari kiri ke kanan adalah 23.114 = 7 × 3.302

Ketika kita membaca nomor dari kanan ke kiri adalah 41.132 = 7 × 5.876

Oke, dalam penemuan selanjutnya: "Allah menurunkan ayat-ayat Alquran 6.236 dalam 23 tahun.

Angka 23, 6.236 dan output dari deretan angka-angka ini adalah 236.236 yang merupakan kelipatan tujuh di kedua arah juga.

Ketika kita membaca angka dari kiri ke kanan adalah 236.236 = 7 × 33.748

Ketika kita membaca nomor dari kanan ke kiri adalah 632.632 = 7 × 90.376

Oke, kita lanjutkan: bahwa Allah menurunkan Al Qur’an 6.236 ayat dan ditempatkan di 114 surat.

Gabungan dari  6.236  ayat dan 114 surat  adalah 1.146.236, sejumlah tempat yang terdiri dari tujuh merupakan kelipatan dari tujuh di kedua arah.

Ketika kita membaca angka dari kiri ke kanan adalah 1146236 = 7 × 163.748

Ketika kita membaca nomor dari kanan ke kiri adalah 6326411 = 7 × 903.773

Dari beberapa data yang saya tulis, dengan bukti yang jelas, apakah Anda masih ragu kalau Al Qur’an adalah bukan mukjizat Nabi Muhammad atau Al Qur’an pernah ditambah atau dikurangi?

Kita semua tahu bahwa ayat pertama dalam Alquran adalah (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) dan ayat terakhir dalam Quran adalah (مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ), dari dua ayat ini kita akan mengetahui bahwa setiap huruf dari al Qur’an tidak ada tambahan dan pengurangan. Ini menunjukkan bahwa Al Qur’an dari awal sampai akhir adalah asli dan benar.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

            Kalau di angkakan, kalimat bismillah… adalah sejumlah 6 (بسم), 3 (الله) ,4 (الرحمن), 6 (الرحيم) ,  kita dihadapkan dengan nomor: 6.643 dan jumlah ini merupakan kelipatan dari tujuh adalah sama dengan:

6.643 = 7 × 949

            Tapi apakah ini suatu kebetulan dan bagaimana untuk memastikan itu bukan suatu kebetulan? Jawabannya adalah bahwa kita beralih ke ayat lain dalam Alquran, dan menulis bahasa kata-kata: مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

            Tetapi kalau diangkakan, ayat terakhir surat An Nas ini  sebagai berikut: 5 1 5 2 atau 5.152 merupakan kelipatan dari tujuh juga, di mana kita dapat mengatakan:

5.152 = 7 × 736

Perhatikan, ayat pertama dan ayat terakhir dari Al Qur’an sama. SUBHANALLAH.

Tapi apakah aturan ini berlaku untuk kata pertama dan kata terakhir dalam Quran?

            Kata pertama dalam Quran adalah (بسم) telah diulang dalam Al-Qur'an 22 kali, dan kata terakhir dalam Al-Quran adalah (الناس), telah diulang dalam Al-Quran 241 kali, kata-kata ini dalam angka sebagai berikut:  241 22 dan adalah membentuk untuk memiliki sejumlah 24.122 kelipatan dari tujuh, yaitu:

24.122 = 7 × 3.446

            Sesuai Asbabun Nuzul, kata pertama dalam yang turun adalah اقرأ dan kata terakhir (لا يظلمون) yang berarti: (Dan takutlah kalian akan hari ketika kalian akan di kembalikan kepada Allah dan kemudian setiap jiwa akan wafat dan mereka tidak akan dirugikan) [Al-Baqarah: 281], dan ketika mencari kata (اقرأ), kita menemukan itu diulang 3 kali dalam Quran, tetapi firman (يظلمون) terulang 15 kali. Kita menemukan angka-angka yang bahasa kata pertama diulang 15 kali dan kedua 3 kali dan jumlah yang dihasilkan deretan angka-angka ini adalah 315 merupakan kelipatan dari tujuh sebagai berikut:

315 = 7 × 45

Akhirnya, pertama Surah dalam Al-Quran diberi nomor 1 dan Surah terakhir diberi nomor 114, dalam rangka untuk memastikan bahwa tidak ada lebih dan tidak kurang, kita menemukan referensi numerik dalam dua angka 1 dan 114, ketika kita gabungkan, kita mendapatkan nomor baru adalah 114-1 merupakan kelipatan dari angka tujuh juga:

1141 = 7 × 163
لا يأتيه الباطل من بين يديه ولا من خلفه تنزيل من حكيم حميد

(tidak pernah datang dalam Al Qur’an suatu kebatilan, baik dari arah depan maupun belakang. Diturunkan oleh Dzat yang Maha bijaksana lagi Maha terpuji
والله أعلم بالصواب

SETAN SELALU BERKEINGINAN MENANAMKAN KEPUTUSASAAN DI DALAM DIRI MANUSIA

        Setan selalu berhasrat untuk menanamkan perasaan tidak aman, putus asa akan masa depan dan pandangan pesimis terhadap peristiwa dalam diri orang-orang yang dianggap sebagai teman oleh setan. Dia tidak ingin manusia memiliki keyakinan, taat kepada Allah, menyerahkan diri kepada takdir atau menjadi manusia yang mempercayakan semuanya kepada Allah dan menjadi manusia yang optimis dan dipenuhi semangat. Karena semua itu merupakan hal-hal yang disukai Allah dan membuat manusia lebih dekat pada-Nya, dan itulah yang penting bila seseorang hidup dengan nilai-nilai moral agama. Setan tidak menginginkan manusia lebih dekat dengan Allah atau hidup dengan agama Allah secara antusias dan mengikuti aturan yang ditetapkan Allah. Oleh karena itu, setan selalu berusaha menanamkan perasaan lelah, pesimis, dan putus asa dalam diri manusia dengan menguatkan rasa keputusasaan.
Salah satu hal yang diinginkan Setan agar orang-orang yang beriman mau melakukan, tetapi tidak dapat dilakukan oleh Setan adalah membuat mereka jatuh dalam keputusasaan dalam menghadapi keadaan yang tidak diinginkan. Setan tidak berdaya menghadapi orang-orang yang sungguh-sungguh beriman kepada Allah dan tidak dapat menjerumuskan mereka pada keputusasaan ini. Optimisme adalah perintah Allah yang secara jelas diungkapkan dalam Al Quran. Sehingga tidak ada keraguan bagi orang-orang yang beriman berperilaku dengan cara lain berkenaan masalah tersebut. Karena dalam ayat tersebut, Allah mengatakan pada orang-orang yang beriman, “…dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (Surat Yusuf, ayat 87) Oleh karena itu, orang-orang yang beriman dapat menghindari terjerumus ke dalam pikiran seperti itu.
Pesimis juga dikutuk di beberapa ayat dalam Al Quran dan digambarkan sebagai ciri-ciri negatif pendusta. Kita diberitahu dalam ayat tersebut bahwa:
Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan. Dan jika Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari Kami sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata: "Ini adalah hakku, dan aku tidak yakin bahwa hari Kiamat itu akan datang. Dan jika aku dikembalikan kepada Tuhanku maka sesungguhnya aku akan memperoleh kebaikan pada sisi-Nya". Maka Kami benar-benar akan memberitakan kepada orang-orang kafir apa yang telah mereka kerjakan dan akan Kami rasakan kepada mereka azab yang keras. (Surat Fussilat, ayat 49-50)
Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih. (Surat Al-Ankabut, ayat 23)
Orang-orang yang jatuh ke dalam keputusasaan dan kedurhakaan telah jatuh ke dalam perangkap setan dan mematuhi perintahnya. Tetapi orang-orang yang beriman, yang senantiasa optimis dan memandang masa depan penuh harapan akan mendapatkan persetujuan dan pahala dari Allah di akhirat kelak, serta hidup sehat dan bahagia di dunia sebagai rahmat dari Allah. Karena mereka optimis dalam semua keadaan, berpegang teguh pada Al Quran dan merupakan teman dekat Allah, setan tidak akan mampu menipu mereka dan menimbulkan rasa putus asa kepada mereka. Karena ini merupakan masalah penting yang membangun esensi nilai moral agama, orang-orang yang beriman sangat berhati-hati berkenaan dengan ini, sebagaimana dalam semua masalah yang berkenaan dengan Al Quran lainnya.
Aspek lain yang menjadi subjek adalah bahwa setan yang segan terhadap siapa saja yang hidup dengan agama Allah, selalu menginginkan manusia untuk melakukan gaya hidup tidak beragama, di mana model pesimisme merupakan salah satu komponennya. Begitu banyaknya sehingga dalam beberapa lingkungan masyarakat, pesimisme benar-benar menjadi filosofi kehidupan. Manusia yang dipengaruhi setan mengekspresikan rasa pesimis dalam lagu, film dan tulisan yang berisi pesimisme dan keputusasaan.
Kini pesimisme tidak sesuai dengan nalar manusia, pikiran logis, dan kekuatan untuk mengambil keputusan yang sehat. Pesimisme merusak kesehatan mental dan fisik dan merupakan kekacauan psikologis yang bahkan bisa mengarah pada bunuh diri, tergantung pada keparahan rasa pesimis yang diderita. Tentu saja, setan tidak dapat mengharapkan manusia hidup menurut nilai-nilai moral Al Quran. Dan ini benar-benar sesuai dengan tujuan setan. Karena dengan cara ini dia memimpin orang-orang yang tersesat dari nilai-nilai moral agama sedemikian rupa sehingga mereka tidak punya harapan akan Akhirat, dan mengutuk mereka dalam penderitaan kekal bersamanya. Hal ini telah menjadi tujuan terbesar setan perjalanan kehidupan manusia.
Seseorang yang berputus asa juga menyebarkan pesimisme dan perasaan negative ke orang-orang di sekelilingnya. Dengan sikap ini, secara harfiah, dia bertindak sebagai pembantu setan. Karena, melalui dirinya setan lebih giat menanamkan pikiran semacam itu kepada manusia. Dengan mengadopsi sikap seperti itu, seseorang, secara sukarela atau tidak, telah membantu melayani setan. Namun manusia diciptakan untuk melayani Allah dan agama-Nya, bukan setan.

FOSIL LABA-LABA BERUMUR 165 JUTA TAHUN DITEMUKAN DI CINA

Fosil laba-laba berusia 165 juta tahun yang ditemukan di daerah Daohugou, Cina Utara, adalah satu di antara contoh-contoh fosil tertua laba-laba yang ditemukan hingga kini. Ciri lain yang perlu dicatat dari fosil ini adalah bahwa, seperti dapat dilihat dalam gambar, fosil ini terawetkan dengan sempurna. Paul Selden, seorang ahli paleontologi dari University of Kansas, mengatakan, “Tingkat kerincian yang terawetkan pada fosil adalah menakjubkan”. (Archeology Daily News)

Sebagaimana terpampang dalam gambar, laba-laba ini yang hidup 165 juta tahun lalu memiliki semua ciri khas laba-laba yang hidup sekarang. Tanpa mengalami perubahan selama jutaan tahun, laba-laba merupakan persoalan besar tak terpecahkan bagi teori evolusi. Laba-laba selalu muncul dengan ciri-ciri yang sama dalam catatan fosil, dan merupakan satu di antara bukti-bukti bahwa makhluk hidup tidak pernah berevolusi. Laba-laba dalam gambar di bawah ini berusia 165 juta tahun, dan tidak ada beda antara laba-laba tersebut dan laba-laba saat ini.


Seekor laba-laba 165 juta tahun lalu

Seekor laba-laba yang hidup sekarang sama persis dengan fosil laba-laba yang hidup 165 juta tahun lalu, dan tidak pernah mengalami perubahan sama sekali; dengan kata lain, laba-laba tidak pernah berevolusi.

http://us1.harunyahya.com/Image/orumcek_160millyon.jpg
Mar 29, 2010

Batal Disidang, Yahudi Pembunuh Orang Arab Dianggap Gila

Memberi label "gila" adalah cara Israel membela warganya, tetapi jika orang Arab membunuh orang Israel dianggap teroris

Hidayatullah.com--Yaakov Teitel, pria Israel yang ditahan tahun lalu karena melakukan pembunuhan dua orang warga Palestina, dinilai tidak dalam kondisi yang layak untuk diajukan ke pengadilan. Demikian menurut hasil evaluasi oleh psikiater Distrik Yerusalem yang disampaikan Selasa (4/5).

Teitel, yang bertempat tinggal di pemukiman Yahudi Shvut Rachel, November 2009 dituntut atas pembunuhan dua orang Palestina dan percobaan pembunuhan tiga orang lainnya, termasuk profesor Universitas Hebrew Zeev Sternhell dan seorang remaja Ariel, Ami Ortiz. Ortiz yang berasal dari keluarga Yahudi Messiah, terluka parah akibat bom yang diletakkan dalam kado hari raya Purim pada Maret 2008.

Saat ditahan, Teitel mengaku telah menanam bom dalam kado tersebut, dan menyebut keluarga Ortiz sebagai "misionaris yang berusaha menjerat orang-orang Yahudi yang lemah."

Tiga bulan terakhir, Teitel dirawat dan dipantau oleh dokter jiwa di Rumah Sakit Sha'ar Menashe, Yerusalem, karena kondisi kejiwaannya belum bisa disimpulkan.

Dalam evaluasi yang diserahkan ke pengadilan Selasa lalu, dokter jiwa dari Distrik Yerusalem menulis bahwa Teitel dinyatakan tidak dalam kondisi baik, terkait dengan tuduhan yang didakwakan kepadanya.

Teitel harus tetap mempertanggungjawabkan perbuatannya, hingga dia benar-benar dinyatakan gila secara resmi dalam setiap kasus yang dituduhkan.

Namun demikian, hasil evaluasi tersebut sudah cukup untuk menghalangi pengadilan menyidangkan kasusnya. Teitel tidak akan duduk di kursi pesakitan hingga kondisi kejiwaannya dinyatakan membaik.

Menanggapi hasil evaluasi tersebut, anggota Knesset yang juga ketua Partai Persatuan Arab List-Ta'al, Ahmed Tibi, berkata, "Saya sangat terkejut dengan begitu mudahnya para Yahudi pembunuh dinyatakan tidak layak untuk diadili."

"Orang Arab yang menembak Yahudi di Israel disebut teroris, tapi Yahudi yang menembak orang Arab dinyatakan gila," kata Tibi.

"Ini adalah sistem gila, dan para psikiater dan orang-orang yang terlibat didalamnya harus disadarkan," imbuhnya.

Anggota Knesset yang lain, Taleb Al-Sana, juga memberikan tanggapan atas evaluasi tersebut. "Dia (Teitel) adalah orang gila paling canggih yang saya tahu, yang merencanakan serangkaian serangan teror atas orang-orang Arab dan kelompok kiri. Jika dalam hal ini ia dinyatakan tidak layak diajukan ke pengadilan, maka tidak ada seorang pun yang layak."

Mohammed Barakeh, anggota Knesset dan Ketua Partai Hadasah berkata, "Seperti yang sudah diduga dan menurut tradisi, seorang teroris pembunuh orang Arab (pasti) akan dinyatakan tidak layak diajukan ke pengadilan."

"Pria yang mengejutkan setiap orang dengan kejahatan canggihnya, dinyatakan tidak layak diajukan ke meja hijau. Ini membuktikan sistem hukum Israel tidak layak untuk menegakkan keadilan," katanya.

"Darah orang Arab tidak dianggap darah dalam sistem hukum Israel, sepanjang terorisnya seperti yang satu ini (Teitel)," tambah Barakeh.

Ketika Ibadah Terasa Hambar

Mungkin sebagian kita pernah merasakan ketika melakukan ibadah terasa hambar, padahal seharusnya ibadah adalah suatu kenikmatan bagi seorang muslim.

Syaikh Al-bany dalam muqodimah kitab Shifat Shalat Nabi, belia berkata

Segala puji bagi Allah yang telah memfardhukan shalat atas hamba-hamba-Nya, dan memerintahkan untuk menegakannya dengan cara membaguskan pelaksanaanya, dan menggantungkan keselamatan dan kesuksesan pada kekhusyuan shalat.

Subhanalllah.., sebagian orang mungkin menganggap bahwa kewajiban shalat merupakan beban, tetapi dikatakan oleh Syaikh Al-Bany sebagai sebagai sesuatu yang perlu disyukuri, hal ini karena ibadah tersebut kembalinya untuk kemaslahatan sang hamba.

Ibadah terasa hambar merupakan tanda sakitnya qolbu seseorang, nah , kalau sudah begini, apa yang harus dilakukan? Apakah meninggalkan ibadah-ibadah yang terasa hambar, toh terasa hambar, tidak nikmat?

Dalam kajian beberapa waktu yang lalu, seorang ustadz menasehatkan bahwa ketika seseoarnag melakukan ibadah tetapi terasa hambar, tidak nikmat, maka yang seharusnya adalah dengan terus mengerjakannya, bukan kemudian ditinggalkaan, yang dengan terus menerusnya kemudian iman berangsur-angsur naik dan kemudian dapat merasakan lezatnya ibadah. Terasa hambarnya ibadah, itu tanda bahwa qolbunya sakit. Sebagaimana badan yang sakit, walaupun diberi makanan yang enak-enak, tetap saja tidak selera makan, tidak dapat merasakan lezatnya makanan tersebut. Terasa tidak lezatnya makanan tersebut bukan karena makanannya yang nggak “mak nyuss”, tetapi memang badannnya yang sedang nggak beres, nah kalau kondisinya demikian, apakah mending tidak usah makan saja? Kalau tidak makan, justru bisa mengakibatkan sakitnya tambah parah, yang harus dilakukan adalah tetap makan walaupun tidak terasa lezat, lama kelamaan kondisi tubuhnya membaik dan kemudian dapat merasakan lezatnya makanan tersebut.

Jika seseorang berbuat dosa, maka akan timbul titik hitam dalam qalbunya, jika berbuat dosa lagi maka bertambahlah titik hitam tersebut. Jika dia bertaubat maka hilanglah titik hitam tersebut.

Jika seseorang beramal shalih, maka itu juga akan menghapus kejelekan-kejelekannya

Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk (Huud: 114)

Maka, jika kita banyak beramal shalih, maka semakin bersih qalbu kita sehingga kenikmatan ibadah insyaAllah akan dapat kita rasakan.

Wallahu a’lam

Ketundukan Alam Kepada Manusia Tidak Gratis

E-mail Print PDF
Ketundukan (sam’an wa tha’atan) lahir, berbanding lurus dengan keadilan dan kasih sayang pemimpin

Oleh: Shalih Hasyim*

SESUNGGUHNYA kehadiran manusia di muka bumi ini di samping sebagai abdullah, pula sebagai khalifatullah (mandataris Allah SWT). Tugas pertama menegakkan nilai-nilai agama (iqamatud din). Tugas ini jika berjalan dengan baik, berefek pada kehidupan yang berkualitas secara lahir dan batin, dalam skala kehidupan individu (hayatan thayyibah), keluarga (sakinah, mawaddah wa rahmah), masyarakat (qaryah mubarakah), negara (baladan amina), dan kumpulan beberapa negara (global state) (baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur).

Islam hadir menjaga enam kebutuhan primer manusia. Yaitu menjaga jiwa, akal, harta, agama, keturunan, dan kehormatan diri dari kontaminasi penyimpangan. Islam bersahut-sahutan dengan fitrah manusia. Fitrah manusia senang dengan sesuatu yang dikenali hati (ma’ruf), kejujuran, kesantunan, kesejukan, dan lain-lain. Dan mengingkari sesuatu yang diingkari hati (mungkar), kebohongan, kepalsuan, kekerasan, dan lain-lain.

Tugas yang kedua adalah sebagai wakil Allah SWT (khalifah), untuk mengelola dan memakmurkan alam semesta dan isinya (siyastud dunya) agar berjalan secara harmonis. Bersahabat, bahkan tunduk kepada manusia.

Jika kita merujuk Al-Quran dan Al-Hadits, ada beberapa istilah kepemimpinan, yang menunjukkan fungsi yang diembannya sekaligus.

Pertama, Imam. Dari kata imam berkembang menjadi umm (yang dirujuk, diteladani, induk). Kemudian lahir kata amam (yang selalu berada di depan). Istilah pertama mengajarkan sejatinya menjadi pemimpin itu dituntut mengedepankan keteladanan. Kemudian lahir pula kata ummat. Berarti pemimpin yang legitimed itu bukan sebatas konstitusional formal, juga berpihak kepada masyarakat bawah. Sehingga keberadaannya dirindukan dan dicintai.

Kedua, Khalifah. Dari istilah ini menggambarkan bahwa pemimpin yang ideal itu memiliki komitmen untuk menggulirkan proses regenerasi. Tidak mempertahankan status qua. Hal ini karena umur pemimpin itu hanya seputar 60-70 tahun. Jika terlambat dalam mewariskan nilai dan amal kepada generasi pelanjut, akan terjadi kemandekan, stagnan.

Ketiga, waliyyul amr. Wali artinya mencintai dan melindungi. Amr maknanya urusan penting bawahannya. Istilah ini melukiskan bahwa pemimpin itu mencintai yang dipimpinnya dan melayani (berkhidmah) serta memetakan dan mengurai kerumitan urusan yang mereka hadapi.

Keempat
, ra’in. Rain secara kebahasaan artinya menggembala. Artinya, kualitas kepemimpinan seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh seringnya berdiplomasi dan berorasi (katsratur riwayah), tetapi diukur dari katsratur ri’ayah (mutu pelayannanya), dan katsratul istima’ (banyak mendengar keluhan yang dipimpinnya).

Taskhir

Keempat fungsi kepemimpinan di atas jika diimplementasikan dalam lingkungan sosial, akan melahirkan taskhir (ketundukan yang dipimpinnya). Ketundukan (sam’an wa tha’atan) lahir, berbanding lurus dengan keadilan dan kasih sayang pemimpin. Jadi, ketundukan itu tidak datang secara tiba-tiba (instan), tetapi melalui proses yang panjang (konstan). Taskhir (ketundukan alam semesta kepada manusia) sebagai khalifah, terdapat dalam al-Quran surat al-Hajj (22) : 65 juga bersyarat.

“Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.”


Konsep taskhir pada ayat di atas perlu dijadikan pelajaran moral. Karena akhir-akhir ini kita kenyang dengan bencana yang bersumber dari udara, laut dan darat, bahkan di perut bumi (dengan kejadian tanah longsor). Akhirnya dalam hati kita menyisakan pertanyaan penting, di manakah letak ketundukan alam terhadap tuannya (manusia)? Mengapa akhir-akhir ini alam berubah menjadi tidak bersahabat?

Ternyata, taskhir dalam Islam tidak lahir secara instan (kebetulan), tanpa syarat. Ketundukan alam kepada manusia, tidak secara cuma-cuma (gratis). Alam semesta ini tunduk selama manusia menjalankan fungsi kekhalifahannya dengan cara yang benar. Manakala manusia tidak mengelola alam dengan baik, bahkan mengeksploitasinya secara berlebih-lebihan tanpa mengindahkan rambu-rambu, bahkan menumpahkan darah dan air mata, maka tidak ada jaminan alam mempertontonkan ketundukan.

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar Rum (30) : 41).

Menurut Shofwatut Tafasir oleh Syaikh Ali Ash Shabuni, yang dimaksud dengan kalimat “bimaa kasabat aidinnas” adalah disebabkan oleh dosa-dosa yang dilakukan oleh manusia.

Jadi ketundukan kita kepada ketentuan Allah SWT yang tertulis (kalimatullah) akan berefek pada keharmonisan lingkungan sosial kita (khalqullah). Suka bersedekah bisa dicintai yang diberi dan menolak bencana. Banyak membaca Al-Quran bisa menghindarkan kepikunan di masa tua. Tua-tua berbudi, makin tua makin mengabdi. Yang senang silaturrahim memiliki umur kedua dan kekayaannya berlimpah. Suka main perempuan mempercepat ketuaan. Yang suka memberi akan mendapatkan ganti yang lebih baik. Yang menanam kebaikan akan memanen. Yang senang beramal shalih akan meninggikan derajat pemiliknya, menghapus dosanya, membantunya dalam mengurai kerumitan hidup.Yang suka minum-minuman keras, syaraf-syaraf otaknya mengalami disfungsi. Yang senang berjudi, melahirkan mental pemalas, dan lain-lain.

Manakala para pemimpin, pejabat, penggede negeri, dimana pun dan kapan saja, tidak lagi memihak kepada umat (akar rumput), tidak mengedepankan keadilan, kemaslahatan publik, mengabaikan akal sehat dan hati nurani, para pebisnis menghalalkan segala cara, para ulama dan umara sudah kehilangan obyektifitas, dan mempertontonkan subyektifitas untuk kepentingan pemodal dan yang memiliki akses khusus dengan kekuasaan, saat itu bencana akan mengintai manusia, baik pada pagi malam hari ketika istirahat, pada pagi hari ketika sedang bermain-main, pada siang hari ketika berusaha.

“Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalah naik ketika mereka sedang bermain?” (QS. Al Araf (7) : 97-98).

Bencana wabah kerapkali dipicu oleh berbagai penyimpangan, pelanggaran pola pikir dan perilaku manusia. Perilaku alam raya makrokosmos berbanding lurus dengan perilaku manusia mikrokosmos. Kehancuran bangsa-bangsa besar yang pernah jaya pada zaman dahulu disebabkan oleh pelanggaran yang mereka lakukan.

Ummat Nuh yang keras kepala ditimpa bencana banjir.


“Dan kaum Nuh sebelum itu. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang paling zalim dan paling durhaka.” (QS. An Najm (53) : 52).

“Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur [*] telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman." dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.”
(QS. Hud (11) : 40)

Yang dimaksud dengan dapur ialah permukaan bumi yang memancarkan air hingga menyebabkan timbulnya taufan.

Bangsa Saba’ yang semula makmur, tetapi tidak pandai mensyukurinya, diganti oleh Allah SWT dengan banjir besar. Pohon yang menghasilkan buah yang ranum diganti dengan pohon cemara dan bidara.

“Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun". Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar [meruntuhkan bendungan Ma’rib] dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr [Atsl sejenis pohon cemara, Sidr sejenis pohon bidara].”
(QS. Saba (34) : 15-16).

 Umat Nabi Shalih yang hedonistik dan menerapkan pola hidup serba boleh, ditimpa virus yang ganas dan gempa bumi.

“Adakah kamu akan dibiarkan tinggal disini (di negeri kamu ini) dengan aman, Di dalam kebun-kebun serta mata air, Dan tanam-tanaman dan pohon-pohon korma yang mayangnya lembut. Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin.”
(QS.Asysyu’ara’ (26) : 146-149).

Ummat Luth yang hobi perilaku homoseksual ditimpa gempa yang dahsyat.

“Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji [homoseksual]. Luth berkata: "Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih Suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. tidak Adakah di antaramu seorang yang berakal?."
(QS. Hud (11) : 78).

Mereka menjawab: "Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa Kami tidak mempunyai keinginan [syahwat terhadap wanita ] terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya Kami kehendaki."
(QS. Hud (11) : 79).

 “Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.”
(QS. Hud (11) : 82).

Demikian pula kaum ‘Ad, mereka terpuruk, ketika kejahatan yang mereka lakukan mencapai grafik yang tinggi, pemimpin mereka terdiri dari orang-orang yang zhalim dan berbuat kerusakan di negeri, tiada seorang pun yang merdeka melakukan kebaikan.

“Dan itulah kisah kaum ‘Ad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Allah, Tuhan mereka, dan mereka mendurhakai para rasul-Nya dan mematuhi perintah para penguasa mereka yang berlaku sewenang-wenang lagi menentang kebenaran.”
(QS. Hud (11) : 59).

Bangsa Bani Israil yang suka membangkang, berbuat kriminal, memalsu kitab suci, ditimpa berbagai bencana, kehinaan di dunia ini dalam waktu yang lama. Ketika kesewenang-wenangan Fir’aun telah mencapai puncaknya, berlakulah kuasa Allah untuk menghancurkan kesulitan mereka dan mengangkat martabat bangsa ini (Israel) yang selama ini mereka hinakan. Kehendak Allah pun terwujudlah melalui kelahiran seorang anak laki-laki yang bernama Musa di kalangan Bani Israil. Dan kehendak dan pengaturan Allah pula manakala anak ini mesti dibesarkan oleh keluarga Fir’aun dan dididik di istananya.

 Maka ketika ia diangkat menjadi Rasul, Allah menetapkan janji agar ia menyelamatkan kaumnya dari perbudakan yang dilakukan oleh bangsa Mesir itu. Musa pun lalu memberi advis kepada Fir’aun dengan lemah lembut, namun Fir’aun ternyata tidak sudi dinasehati. Selanjutnya datanglah peringatan Allah secara berulang-ulang kepada Fir’aun dan kaumnya yang diikuti dengan munculnya bahaya kelaparan, badai dan topan, banjir darah, merajalelanya belalang yang memangsa ladang-ladang mereka, serta munculnya wabah berupa kutu dan katak yang amat merepotkan mereka. Kendatipun demikian, semuanya itu ternyata tidak mengurangi pembangkangan dan kesombongan mereka sedikitpun.

“Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (QS. Al Araf (7) : 133).

 Ketika hujjah (argumentasi) yang disampaikan kepada mereka itu telah dianggap cukup, maka turunlah adzab Allah. Musa as berhasil keluar dari Mesir dengan izin Allah, sedangkan Fir’aun bersama kaumnya ditenggelamkan di lautan, dan sejak itu terbawa tenggelam pula keperkasaan bangsa Mesir yang telah berjalan berabad-abad itu tanpa mampu tegak kembali.

“Maka Kami hukumlah Fir`aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim.”
(QS. Al Qashash (28) : 40).

Sesudah itu datanglah masa-masa kejayaan bagi Bani Israil. Sesudah mereka memperoleh kemenangan atas bangsa Mesir ini, kekuasaan atas dunia inipun kini berada di tangan mereka – suatu kekuasaan yang mereka peroleh setelah sekian lamanya mereka dihina dan dilecehkan.

“Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir`aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.”
(QS. Al Araf (7) : 137).

Allah pun telah melebihkan mereka atas umat-umat yang lain. Dan Kami lebihkan kamu sekalian atas seluruh penghuni alam semesta ini, tetapi pewarisan dan kelebihan yang diberikan kepada mereka itu disertai dengan persyaratan agar mereka tetap berbuat baik. Allah Swt berfirman melalui ucapan Musa as: Kamu sekalian akan diberi pusaka di bumi ini, tetapi Allah akan mencermati apa yang akan kalian lakukan. Ini merupakan persyaratan yang tidak saja berlaku atas Bani Israil, melainkan berlaku pula atas semua bangsa yang dipusakai kejayaan di muka bumi.

“Kemudian Kami jadikan pengganti-pengganti mereka di muka bumi sesudah mereka, untuk Kami lihat apa yang akan kalian lakukan.” (QS. Yunus (10) : 14).

Dan ketika mereka mengingkari perintah Tuhan mereka dengan melakukan manipulasi Kalam Allah, mengganti yang haq dengan kebatilan, mengikuti perilaku para pendusta, berkhianat, memakan barang haram, merusak janji, mendewasakan emas dan perak, rakus dan tamak, pengecut, senang berfoya-foya membunuh Nabi-nabi mereka tanpa hak, menentang orang-orang yang menyerukan kebenaran, dan lebih mentaati orang-orang yang mengajak kejahatan daripada para pemimpin yang menyeru kebajikan, Allah pun mencabut pertolongan-Nya kepada mereka dan mengambil kembali pusaka itu, sehingga mereka pun menjadi sasaran anak panah penguasa-penguasa Iraq, Yunani dan Romawi, serta terusir dari negeri mereka, untuk kemudian selamanya terlantar di belahan bumi yang manapun: putus asa dan menderita, dan bahkan tidak akan lagi bisa menetap dengan aman di bagian bumi yang manapun untuk selamanya. Satu di antara laknat Allah yang ditimpakan kepada mereka semenjak seribu tahun ini mereka belum pernah sekalipun menemukan tempat yang baik untuk mereka diami. Sehingga, sekarang ini mereka berusaha merampok bumi Palestina.

Alam Menjadi Ganas


Hujan yang tadinya sebagai sumber air bersih dan pembawa rahmat, tiba-tiba menyebabkan banjir yang melululantahkan areal kehidupan manusia. Rahmat, yang mendatangkan kebaikan berbalik menjadi laknat, menjauhkan dari maslahat.

Dan dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman (QS. Al Anam (6) : 99).

“Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka berbuat fasik.” (QS. Al Baqarah (2) : 59).

Angin yang semula berperan dalam proses penyerbukan dalam dunia tumbuh-tumbuhan dan mendistribusi awan, tiba-tiba tampil ganas membabat segala sesuatu yang dilewatinya.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. Al Baqarah (2) : 164).   

“Maka Kami meniupkan angin yang amat gemuruh kepada mereka dalam beberapa hari yang sial, karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu siksaan yang menghinakan dalam kehidupan dunia. dan Sesungguhnya siksa akhirat lebih menghinakan sedang mereka tidak diberi pertolongan.”
(QS. Fushshilat (41): 16).

Laut yang tadinya jinak (harmonis) melayani dan tunduk terhadap mobilitas manusia, tiba-tiba mengamuk dan menggulung apa saja yang dilewatinya.

“Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. dan dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.” (QS. Al Hajj (22) : 65).

Dan apabila lautan dijadikan meluap (QS. At Takwir (81) : 6).

Disparitas flora dan fauna yang tadinya tumbuh berkembang mengikuti hukum-hukum ekosistem, tiba-tiba berkembang menyalahi pertumbuhan deret ukur kebutuhan manusia, sehingga kesulitan memenuhi koposisi kebutuhan karbohidrat dan proteinnya secara seimbang. Ini semua menjadi isyarat bahwa taskhir tidak sepatutnya membuat manusia congkak dan arogan. Taskhir hanyalah titipan dari Allah SWT.

“Mereka berkata: "Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada Kami untuk menyihir Kami dengan keterangan itu, maka Kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu."
(QS. Al Araf (7): 132).

Ahli hikmah mengatakan : Apabila kamu menggotong mayat ke kuburan, ingatlah suatu saat kamu akan digotong. Dan apabila kamu diserahi urusan kamu, ingatlah suatu saat engkau akan dimakzulkan (dilengserkan). Dari perkataan bijak tersebut mengajarkan, ternyata kehidupan di dunia ini, jabatan yang melekat, termasuk jiwa manusia, hanya hak guna (tidak permanen), ada masa akhir

Masjid-Masjid Yang Dulunya Gereja

Di saat umat Kristen Inggris “lari” dari gereja, umat Islam ambil alih tempat mereka untuk dijadikan masjid

Di Peace Street 20 Bolton, berdiri sebuah gedung besar berkubah yang amat berwibawa, yang lengkap dengan menara. Tempat itu ramai dikunjungi warga Bolton, terutama yang memeluk Islam, bahkan tiap pekannya, ribuan umat Islam hadir di tempat ini, guna melaksanakan shalat Jumat. Gedung itu tidak lain adalah Masjid Zakariyya.

Sejarah berdirinya masjid itu, bukanlah kisah yang singkat. Kala itu antara tahun 1965 hingga 1967 umat Islam Bolton dan Balckburn belum memiliki tempat permanen untuk melaksanakan shalat. Untuk melakukan shalat Jumat saja, mereka melaksanakannya di The Aspinal, sebuah diskotik dan tempat dansa yang digunakan di malam hari, sedang siangnya di hari Jumat tempat itu dibersihkan para relawan guna dijadikan sebagai tempat melaksanakan shalat Jumat.

Karena jumlah jama’ah semakin bertambah, maka diperlukan tempat besar yang permanen. Dan dimulailah pencarian bangunan yang bisa digunakan sebagai masjid sekaligus islamic center. Pada tahun 1967, ada penawaran pembelian gedung bekas gereja komunitas Metodis, yang terpaksa dijual karena terbakar. Dengan dana sebesar 2750 pound sterling dari komunitas Muslim lokal, akhirnya bangunan itu menjadi milik umat Islam. Bangunan itulah yang kini disebut Masjid Zakariyya itu.

Tidak hanya Masjid Zakariyya, beberapa masjid Inggris pun memiliki kisah yang hampir sama dengan kisah masjid kebanggan Muslim Bolton itu, yakni sama-sama berasal dari gereja yang dijual, baik karena kehilangan pengikut, atau karena sebab lainnya. Berikut ini masjid-masjid yang dulunya merupakan gereja:

Masjid Jami’ London

Tempat ibadah ini juga dikenal dengan sebutan masjid Brick Lane, karena posisinya di Brick Lane 52. Bangunan berdinding bata merah itu, merupakan masjid terbesar di London, yang mampu menampung 4000 jama’ah. Walau demikian luas, masjid ini belum bisa menampung seluruh anggota jama’ah shalat Jumat, hingga sering kali jama’ah meluber ke jalan raya. Mayoritas anggota jama’ah merupakan keturunan Banglades, hingga wilayah tersebut disebut Banglatow.

Masjid ini memiliki sejarah yang sangat unik dan panjang. Awalnya, bangunan yang didirikan sejak tahun 1743 ini adalah gereja Protestan. Dibangun oleh komunitas Huguenot, atau para pemeluk Protestan yang lari dari Prancis untuk menghindari kekejaman penganut Katolik. Akan tetapi, karena jama’ahnya menurun, maka gereja ini dijual.



Di tahun 1809, bangunan ini digunakan masyarakat London untuk mempromosikan Kristen kepada para pemeluk Yahudi, dengan cara mengajarkan Kristen dengan akar ajaran Yahudi. Tapi, program ini juga gagal. Dan bangunan diambil oleh komunitas Metodis pada tahun 1819.

Komunitas Metodis cukup lama “memegang” gereja ini. Walau demikian, pada tahun 1897, tempat ini diambil oleh komunitas Ortodok Independen dan berbagi dengan Federasi Sinagog yang menempati lantai dua.

Tapi tahun 1960-an komunitas Yahudi menyusut, karena mereka pindah ke wilayah utara London, seperti Golders Green dan Hendon, sehingga bangunan ditutup sementara, dan hal itu berlanjut hingga tahun 1976. Setelah itu gedung itu dibuka kembali, dengan nama barunya, Masjid Jami’ London.
Masjid Didsbury

Masjid ini terletak di Burton Road, Didsbury Barat, Manchester. Gedung yang digunakan sebelumnya merupakan bekas gereja komunitas Metodis, yang bernama Albert Park. Gedung ini tergolong bangunan kuno, karena telah beroprasi sejak tahun 1883. Akan tetapi, pada tahun 1962 gereja ditutup, dan beralih menjadi masjid dan islamic center. Masjid ini, kini mampu menampung 100 jama’ah, dan yang bertanggung jawab sebagai imam dan khatib hingga kini adalah Syeikh Salim As Syaikhi.

Masjid Brent

Terletak di Chichele Road, London NW2, dengan kapasitas 450 orang, dan dipimpin oleh Syeikh Muhammad Sadeez. Awalnya, bangunan itu merupakan gereja. Hingga kini ciri bentuknya tidak banyak berubah. Hanya ditambah kubah kecil berwarna hijau di beberapa bagian bangunan dan puncak menara.



Masjid New Peckham

Didirikan oleh Syeikh Nadzim Al Kibrisi. Terletak di dekat Burgess Park, tepatnya di London Selatan SE5. Kini masjid ini berada di bawah pengawasan Imam Muharrim Atlig dan Imam Hasan Bashri. Sebelumnya, gedung masjid ini merupakan bekas gereja St Marks Cathedral.



Masjid Sentral Wembley

Masjid ini terletak di jantung kota Wembley, dekat dengan Wembley Park Station. Daerah ini memiliki komunitas Muslim besar dan banyak toko Muslim yang berada di sekitarnya. Gedung masjid ini sebelumnya juga merupakan bekas gereja. Walau sudah terpasang kubah di puncak menaranya, tapi kekhasan bangunan gereja masih nampak jelas. Dengan demikian, siapa saja yang melihatnya, akan mengetahui bahwa bangunan itu dulunya adalah gereja.
Selian masjid-masjid di atas, sebuah gereja bersejarah di Southend juga sudah dibeli oleh Masjid Jami’ Essex dengan harga 850 ribu pound sterling. Gereja dijual, karena jama’ah berkurang, sehingga kegiatan peribadatan dipusatkan di Bournemouth Park Road. Konseskwensinya, gereja ini sudah tidak beroprasi sejak tahun 2006 lalu. Rancananya gereja akan dijadikan apartemen, tapi gagasan itu ditolak oleh Dewan Southend. Akhirnya, gereja kosong itu dibeli oleh komunitas Muslim yang tinggal di kota itu, yang juga sedang membutuhkan tempat untuk melaksanakan ibadah.

Saat itu jumlah komunitas ini mencapai 250 orang, “gereja bekas” itu merupakan tempat yang sesuai, karena mampu menampung 300 jama’ah. Tidak banyak dilakukan perubahan pada bentuk bangunan yang telah berumur 100 tahun lebih itu, hanya perlu menambah tempat untuk berwudhu dan sebuah menara. (Thoriq, dari berbagai sumber)

Seks dan Gereja, Sistematis dan Sistemik

Uskup Agung Wina Christoph Schonborn menilai, selibasi salah satu penyebab skandal seks yang menghantam gereja Katolik

Tiga puluh tahun John J. Geoghan berkeliling bebas memangsa anak-anak di sekitarnya. Setidaknya 130 anak menjadi korban kebejatan rohaniwan Keuskupan Boston itu. Seorang ibu bahkan harus merana karena tiga putra dan seorang putrinya, semua menjadi korban Geoghan. Tidak cuma itu, tiga keponakannya juga mengalami hal serupa. Bukan main.

Memang bukan main-main, karena kasus pelanggaran seksual sengaja ditutupi oleh gereja. Bukan hanya oleh gereja lokal, tapi juga penguasa Tahta Suci Vatikan.

Bahkan di Irlandia, pihak gereja bekerja sama dengan polisi menutupi kasus-kasus yang terjadi.

Kepada majalah Jerman, Focus, Kepala Gereja Katolik Roma Jerman Uskup Agung Zollitsch, mengakui bahwa gereja sengaja menutupi kasus pelanggaran seksual. "Ya, kami melakukannya," katanya.

Zollitsch mengatakan, kasus yang terjadi di institusinya membuat dirinya malu dan ketakutan. "Setiap kasus, membuat wajah seluruh gereja semakin kelam."

Di Jerman, negara asal Paus Benediktus XVI, skandal seks yang bermunculan di mana-mana menimbulkan pertanyaan publik atas masa lalu Paus itu sendiri.

Tahun 1980, Paus Benediktus XVI, yang ketika itu masih dikenal sebagai Uskup Agung Joseph Alois Ratzinger, pernah mengirim seorang pastor ke Munich untuk melakukan terapi, karena melakukan pelanggaran seksual. Dokter jiwa yang merawat rohaniwan itu diingatkan agar tidak memperbolehkannya bekerja dengan anak-anak lagi. Tapi peringatan tinggal peringatan, karena Joseph Alois Ratzinger sendiri yang memperbolehkan lagi pastor itu menjalankan tugasnya dan berhubungan dengan anak-anak. Janggalnya, pekan lalu seorang pejabat di gereja Jerman yang harus menanggung resiko atas keputusan yang dibuat Benediktus XVI itu, ketika ia masih menjadi uskup agung.

Selibasi


Uskup Agung Wina Christoph Schonborn berpendapat bahwa selibasi menjadi salah satu penyebab skandal seks yang menghantam gereja Katolik.

Dalam sebuah artikel di majalah keuskupannya, Thema Kirche, ia menganjurkan agar dilakukan penyelidikan yang sungguh-sungguh atas penyebab terjadinya kasus pedofilia.

"Termasuk di dalamnya masalah pelatihan bagi para pastor, dan juga pertanyaan tentang apa yang disebut dengan revolusi seksual. Juga termasuk masalah selibasi pastor dan masalah pengembangan kepribadian. Semuanya itu menuntut kejujuran yang sangat, baik dari pihak gereja maupun masyarakat keseluruhan," tulisnya.

Schonborn bukan orang pertama yang menghubungkan selibasi dengan pedofilia. Seorang pakar teologi bernama Hans Kung pernah menyatakan pendapat yang sama.

Klaus Beier, salah seorang pakar kesehatan seksual terkemuka Jerman, yang sering menangani para pedofil, pernah menawarkan bantuan untuk menolong para rohaniwan di lingkungan gereja Katolik. Cukup mengejutkan, karena Vatikan membalas suratnya.

"Atas nama Tahta Suci, saya mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda kepada kesejahteraan anak-anak dan tawaran bantuan kepada penderita (pedofil)," tulis serorang pejabat Vatikan.

Mungkin surat Beier terselip dalam tumpukan surat lainnya di Vatikan. Karena hingga saat ini, belum ada realisasi dari balasan Vatikan atas tawaran Beier untuk menangani penyimpangan seksual para pastor.

Sejarah konyol

Bibel sama sekali tidak mengajarkan selibasi. Sebelum abad pertengahan, para rohaniwan Katolik bukan saja diperbolehkan memiliki banyak istri dan gundik, tapi hal itu merupakan perkara lumrah. Karena poligami adalah budaya yang sudah ada sebelum agama Kristen lahir.

Namun karena alasan harta duniawi, Paus Pelagius I berusaha mencegah harta kekayaan gereja habis. Maka ia pun berupaya membuat para pastor baru setuju agar keturunan mereka tidak bisa mewarisi kekayaan gereja.

Paus Gregory kemudian menindaklanjutinya dengan menetapkan bahwa seluruh putra rohaniwan adalah tidak sah. Hanya anak laki-laki, karena anak perempuan bisa mewarisi dengan cara lain dalam masyarakat.

Tahun 1022 Paus Benediktus VII melarang pernikahan dan gundik bagi rohaniwan. Kemudian di tahun 1139 Paus Innocent II membatalkan seluruh pernikahan rohaniwan, dan pastor baru harus menceraikan istri-istri mereka.

Tidak ada alasan moral sama sekali dalam penetapan aturan selibasi, seperti yang sering diklaim sebagian orang. Selibasi bukan dimaksudkan untuk mendekatkan diri pada tuhan, tapi semata agar harta gereja tetap menjadi milik gereja.

Meskipun pernikahan dilarang, masih ada dispensasi hingga menjelang akhir tahun 1970an. Tahun 1966 Paus Paulus VI bahkan menetapkan dispensasi selibasi. Alasannya, gara-gara selibasi gereja kekurangan rohaniwan. Mana ada pria normal yang tahan hidup tanpa wanita?

Pada bagian awal surat pastorialnya "Sacerdotalis Caelibatus" tertanggal 24 Juni 1967, Paus menulis, "Di dunia pada masa sekarang ini, menjalankan selibasi menjadi sulit atau bahkan mustahil."

Namun penggantinya di tahun 1978, John Paul II atau lebih dikenal dengan Paus Yohanes Paulus II, mengeluarkan "Theology of the Body". Menurutnya, tubuh manusia--pria dan wanita--hanyalah obyek kesenangan atau mesin manipulasi semata. Dengan berdasarkan pemikiran dangkal seperti itu, Paus lalu menghapus semua dispensasi selibasi.

Kini, dampak buruk selibasi terlihat jelas. Kerusakan terjadi di mana-mana. Bukan sekedar menciptakan kebohongan di kalangan pelayan dan wakil tuhan, tapi juga merusak masa depan banyak anak manusia.

Hermeneutika Tak Bisa Menggantikan Tafsir Al-Quran

Para hermeneutis (pengaplikasi hermeneutika) tidak segan-segan memberikan tuduhan yang negatif kepada para ulama Islam

Oleh: Ahmad Sadzali
Al-Quran adalah sumber dan rujukan utama dalam ajaran-ajaran agama Islam sehingga sudah merupakan kewajiban bagi kita untuk berpegang teguh kepada Al-Quran. Karena jelas, Al-Quran adalah wahyu yang diturukan oleh Allah melalui perantara Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Namun pada praktek penerapannya, kita sangat membutuhkan sebuah metodologi agar dapat menguraikan maksud dari ayat-ayat Al-Quran. Metodologi tersebut adalah tafsir Al-Quran.

Tafsir berasal dari kata fas-sa-ra. Secara etimologis dapat diartikan ‘keterangan atau penjelasan yang menerangkan maksud dari suatu lafazh’. Seperti yang telah disinggung dalam Al-Quran;

 “Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidak datang kepadamu (membawa) sesuatu yang aneh, melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang paling baik.”
[al-Furqaan: 33]

Secara singkat, tafsir dapat didefinisikan sebagai ilmu yang membantu memahami Kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan menggunakan metode dan aturan-aturan tertentu.

Menurut Abdurrahman Al-Baghdadi, menafsikan Al-Quran haruslah dengan cara yang sesuai dengan Al-Quran itu sendiri. Yaitu dengan tekstual, dan bukan dengan kontekstual (sesuai dengan situasi dan konsisi). Kemudian kita juga harus mengetahui terlebih dahulu apa yang dikemukakan oleh Al-Quran, yaitu dengan mempelajarinya secara ijmal (garis besar) sehingga hakikat yang dikemukakan oleh Al-Quran itu tampak jelas. Selain itu juga kita harus mempelajari dari segi lafazh dan maknanya sesuai dengan ketentuan bahasa Arab dan keterangan Rasulullah SAW. Dan untuk memahami ayat-ayat kauniah, kita juga membutuhkan wawasan khusus tentang ilmu pengetahuan (sains) yang berkembang dari waktu ke waktu.

Karena Al-Quran adalah Risalah Ilahiah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, maka orang tidak akan mungkin dapat memahami semua isinya secara benar kecuali melalui apa yang telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW dalam As-Sunnah (Al-Hadits). Seperti yang telah dijelaskan oleh Allah bahwa Al-Quran diturunkan kepada Rasul-Nya untuk dijelaskan ayat-ayatnya kepada manusia, sebagaimana yang termaktub dalam firman-Nya;

 “…Dan Kami turunkan az-zikr (Al-Quran) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan (isi kandungan Al-Quran).” [an-Nahl: 44]

Dengan kata lain orang yang ingin menafsirkan Al-Quran harus menguasai As-Sunnah, yang dalam hal ini adalah memahami sepenuhnya nash (teks) As-Sunnah, memahami setiap ide dan setiap hukum yang terkandung di dalamnya dan mengetahui tujuan yang dimaksud oleh kata-katanya, bukan hanya sekedar hafal susunan kalimatnya.

Tidak hanya sampai di situ. Masih banyak lagi ketentuan-ketentuan lain yang wajib kita ikuti untuk dapat menafsirkan Al-Quran. Seperti mengetahui dan memahami kisah-kisah sejarah di dalam Al-Quran atau berita tentang berbagai umat manusia pada zaman dulu yang bersumber dari Rasulullah. Kemudian kita juga harus mengetahui berbagai ilmu yang mendukung metode tafsir seperti ilmu Tauhid, ilmu Fiqih, ilmu I’rab (gramatika), ilmu Balaghah, ilmu sejarah dan lain sebagainya.

Standar ketentuan semacam itu akhirnya akan melahirkan tafsir Al-Quran yang benar-benar baik dan bisa dipertanggungjawabkan. Dan produk dari tafsir itu sendiri tidak akan keluar dari koridor-koridor ajaran Islam. Sehingga Al-Quran tetap dapat diterapkan di setiap tempat dan zaman (fi kulli makan wa zaman) tanpa harus mengubah hukum-hukum yang telah qoth’i dalam Al-Quran.

Hermeneutika sebuah tawaran?

Seiring dengan gencarnya arus gerakan orientalis dan musuh-musuh Islam dalam selimut untuk mengguncang tatanan ajaran Islam, maka metode tafsir Al-Quran ini mulai dikritisi dan dicitrakan buruk. Misalkan pencitraan terhadap orang yang tekstuil dalam memahami Al-Quran adalah kolot, tradisionalis, dan statis. Atau dengan mengatakan bahwa penafsiran Al-Quran yang ada ini masih relatif kebenaranya. Sehingga masih memungkin penafsiran-penafsiran yang lebih bebas dari itu.

Seperti yang dikatakan oleh Badarus Syamsi dalam artikelnya di situs islamlib.com. “Jangan berharap bahwa penafsiran dan upaya pemahaman atas Islam akan sempurna betul, karena kesempurnaan adalah suatu hal yang relatif,” tulisnya.

Dengan adanya anggapan semacam itu, pada akhirnya mereka seakan mengajukan suatu metode lain untuk menafsirkan Al-Quran. Metode yang mereka ajukan tersebut adalah metode hermeneutika, suatu metode yang biasanya digunakan untuk menafsirkan Bibel.

“Hermeneutika sebagai sebuah metode interpretasi sangat relevan kita pakai dalam memahami pesan Al-Quran agar subtilitas inttelegendi (ketepatan pemahaman) dan subtilitas ecsplicandi (ketepatan penjabaran) dari pesan Allah bisa ditelusuri secara komprehensif. Maksudnya, pesan Allah yang diturunkan pada teks Al-Quran melalui Nabi Muhammad itu tidak hanya kita pahami secara tekstual, juga bisa kita pahami secara kontekstual dan menyeluruh dengan tidak membatasi diri pada teks dan konteks ketika Al-Quran turun”, tulis Ahmad Fuad Fanani, aktifis Jaringan Islam Libaral [JIL], dalam sebuah artikelnya yang berjudul Metode Hermeneutika Untuk Al-Quran.

Bak gayung bersambut, beberapa Perguruan Tinggi Islam seperti Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, UIN Bandung, UIN Yogyakarta, dan sebagainya, kini telah menetapkan hermeneutika sebagai mata kuliah wajib di Jurusan Tafsir Hasits. Para mahasiswa diarahkan untuk menulis skripsi/tesis dengan menggunakan metode hermeneutika, dan bukan dengan ilmu tafsir klasik.

Sungguh sangat ironis memang, ketika produk ilmu dari khazanah kita sendiri diabaikan dan produk orang lain diagung-agungkan.

Sejatinya, istilah hermeneutika ini merujuk kepada seorang tokoh mitologis dalam mitologi Yunani yang terkenal dengan nama Hermes. Ia bertugas sebagai dewa yang menyampaikan pesan-pesan Dewa kepada manusia. Dari tradisi Yunani ini, akhirnya hermeneutika berkembang menjadi metodologi penafsiran Bibel, yang selanjutnya dikembangkan lagi oleh para teolog dan filosof di Barat sebagai metode penafsiran secara umum.

Bibel yang sifatnya sebagai “teks manusiawi” sangat memungkinkan menerima berbagai metode penafsiran hermeneutika, dan menempatkannya sebagai bagian dari dinamika sejarah. Ini tentunya sangat berbeda dengan sifat Al-Quran yang otentik dan final, sehingga Islam memang bukan bagian dari dinamika sejarah. Islam telah sempurna dari awal. Dan Islam tidak berubah sejalan dengan perkembangan sejarah.

Jika ketidakcocokan ini dipaksa untuk diterapkan, maka yang terjadi adalah penyelewengan terhadap ajaran Islam itu sendiri. Jika hermeneutika diterapkan dalam tafsir Al-Quran, maka yang secara otomatis Al-Quran akan ditempatkan sebagai produk budaya (muntaj tsaqafi), tidak lagi sebagai wahyu suci yang mempunyai kesakralan.

Produk yang dihasilkan dari hermeneutika  adalah suatu paham relativisme yang menganggap tidak adanya tafsir yang tetap. Semua tafsir dianggap produk akal manusia yang felatif, kontekstual, temporal, dan personal. Dengan hermeneutika, hukum Islam memang menjadi tidak ada ada yang pasti. Contohnya, hukum tentang perkawinan antaragama. Dalam Islam, jelas muslimah diharamkan menikah dengan laki-laki non-Muslim. Tapi karena hukum ini dipandang bertentangan dengan hak asasi manusia dan tidak sesuai dengan zaman, maka harus diubah. Agama tidak boleh menjadi faktor penghalang bagi perkawinan. Sehingga pada akhirnya hukum perkawinan antaragama menjadi sesuatu yang halal.

Para hermeneutis (pengaplikasi hermeneutika) juga tidak segan-segan memberikan tuduhan yang negatif kepada para ulama Islam. Seperti yang terjadi pada kasus kritikan terhadap Imam Syafi’i. Dalam buku Fiqih Lintas Agama yang diterbitkan oleh Paramadina, Imam Syafi’i dituduh sebagai orang yang membelenggu pemikiran fiqih sehingga tidak berkembang.

Banyak lagi dampak negatif dari penerapan hermeneutika pada tafsir Al-Quran. Jika metodologi ini dibiarkan begitu saja menjamur di kalangan cendikiawan umat Islam khususnya pada Perguruan Tinggi Islam di Indonesia, maka yang terjadi adalah pendekonstruksian ajaran-ajaran Islam secara besar-besaran. Akhirnya lulusan Perguruan Tinggi Islam bukannya menjadi ulama di masyarakat, melainkan malah menjadi orang yang nomor satu mengkritisi khazanah keislaman.

Tentunya kita tidak menginginkan hal seperti itu terjadi. Kita harus berusaha melestarikan dan mengembangkan khazanah keislaman yang sudah dibangun kokoh oleh para pendahulu kita. Namun perlu diingat, melestarikan bukan berarti statis, dan mengembangkan bukan berarti liberal. Semuanya ada batasan dan koridornya. Dan Islam, sangat indah mengaturnya. Wallahu’alam.

Memaknai Kegemilangan Islam dalam Membangkitkan Kejayaan Islam

Umat Islam harus mewujudkan “knowledge culture” dengan ciri-ciri "gigih", "tulus" dan "jujur"

SEJARAH adalah masa lalu manusia. Ia ibarat sesuatu yang tak bergerak, diam, dan membisu. Meski diam, manusia secara naluriah selalu ingin menghasilkan perbaikan-perbaikan dari sejarahnya itu. Dari sanalah muncul peradaban manusia, baik yang terbilang sukses maupun gagal. Islam adalah salah satu yang menghasilkan sejarah terpenting di dunia. Ia telah menorehkan tinta emasnya dalam sejarah dan keilmuan.

Kejayaan Islam di masa lalu bukanlah ilusi, sebab ia termaktub dalam turath dan khazanah-khazanahnya. Walaupun tidak semua umat Islam boleh menikmati khazanah itu ke hadapan mereka karena sebagian besar khazanah itu dahulu pernah diborong oleh penjajah dan sekarang memenuhi perpustakaan-perpustakaan raksasa di Barat yang sifatnya tidak semua orang boleh menyentuhnya.

Umat Islam sejak dua abad terakhir sudah mulai merangkak melihat kembali sejarahnya itu, memperhatikan keunikan-keunikannya, berupaya menyambungkan kembali identitas dirinya dengan sejarah panjangnya melalui kajian-kajian apa adanya. Penelitian-penelitian, seminar-seminar, workshop-workshop secara intensif tentang keislaman tidak bisa dibendung lagi untuk dilakukan, sebab ini adalah hasrat yang kuat dari hati mereka yang mendambakan kejayaan itu wujud lagi di masa depannya. Bagaimana membangkitkan kembali kejayaan Islam?

Pertanyaan ini telah dijawab pada Colloquium Keemasan Islam pada tgl 3 April lalu di Universitas Malaya, Malaysia. Seminar yang bertajuk "Menatap Keemasan Islam dalam Lintasan Sejarah dan Keilmuan dan Relevansinya di Masa Kini" ini adalah  hasil kerja sama FUSI PPI UM dengan Institute for the study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) dan Forum Lingkar Pena (FLP) Malaysia.

Acara ini menghadirkan dua panelis sekaligus dari sudut pandang yang berbeda. Dari sudut pandang sejarah hadir seorang pakar sejarah Islam, Alwi Alatas. Sementara dari sudut pandang keilmuan adalah Dr Syamsuddin Arif, peneliti senior INSISTS, yang kerap dijuluki Ibn Sina muda.

Alwi, Ketua FLP Malaysia, menyatakan, bahwa di masa kegemilangan Islam, peradaban-peradaban lain tengah berada dalam kemundurannya. Ia menceritakan betapa jomplang-nya kemajuan di dunia Islam bila dibandingkan dengan kondisi di Barat saat itu.

Sebagai contoh, di masa-masa perang Salib, pernah dokter Kristen yang berasal dari Suriah dikirim ke Eropa untuk membantu mengobati penyakit yang kerap menimpa masyarakatnya. Namun, sang dokter ini hanya bertahan 10 hari di sana, sebab ia telah puas dengan segepok fakta bahwa memang di Barat pengobatan betul-betul terbelakang.

Alwi, yang juga penulis masalah sejarah ini juga menjabarkan bahwa dalam peradaban dunia, manusia cenderung tertipu dengan fisik. Fakta bahwa ketika peradaban sudah besar banyak yang memuja fisik. Mereka bangun patung-patung besar, menara-menara tinggi, patung-patung telanjang, altar-altar tinggi. Tidak hanya itu, mereka terpana dengan kenikmatan dan kelezatan yang dihidangkan peradaban fisik itu. Jangan heran apabila kehancuran peradaban sepanjang sejarah manusia selalu diakibatkan oleh keterlenaan mereka kepada kenikmatan dunia yang menipu mata itu.

"Mereka sering lupa, peradaban hanya perpanjangan tangan manusia dan masyarakat yang dibangunnya, sesuatu yang dibangun untuk memudahkan dan melayani kehidupan manusia," katanya.

Mengutip statemennya Malik Bennabi, Alwi menyatakan bahwa hubungan antara manusia dan peradaban bersifat “resiprokal”. Manusia adalah pembangun peradaban, tapi ia juga merupakan produk peradaban. Namun demikian, manusia tetaplah unsur terpenting dari suatu peradaban, bukan yang lainnya. Dan yang terpenting dari manusia itu adalah jiwanya. Ia kemudian mengaitkan dengan beberapa hujatan al-Quran terhadap mereka yang memuja peradaban fisik dan kemudian mereka dimusnahkan oleh Allah, seperti kaum Aad, Luth, dan lainnya.

Oleh karena itu, untuk membangkitkan semula peradaban Islam adalah dengan membangun manusianya, bukan sekedar fisiknya. Jika manusianya kokoh, maka peradabannya pun akan kokoh, bukan sebaliknya. Untuk membangun manusia yang kokoh, maka bangunlah dari jiwa-jiwanya. Apabila jiwa-jiwanya sudah kokoh, maka fisiknya pun ikut tangguh, dan bukan sebaliknya. Begitulah ajaran Islam bagaimana membangun peradaban.

Dari sudut pandang keilmuan, Dr Syamsuddin Arif,  peneliti senior INSISTS  mencoba menawarkan konsep learning society untuk membangkitkan kejayaan Islam kembali.

Dengan mengutip statemen Bertrand Russell (b.1872–d.1970), yang pernah menyatakan, "Many people would sonner die thank think.”  Pria yang sering dipanggil bang Syam ini menekankan  agar jangan menjadi kebanyakan orang yang tak mau mikir.

“Lihat sekarang, para mahasiswa yang hanya bawa kuping aja ke kelas, ke seminar, bawa rekaman, lalu nanti kalau ujian dikeluarkan. Tidak lebih dari pada itu,” ujarnya.

Syamsuddin memperingatkan, dalam konteks sejarah Islam, agar kaum Muslim jangan menjadi atau ikut-ikutan kebanyakan orang. Umat Islam harus beda, harus mengerti masa lalu, dan menguasai masa sekarang serta memprediksi masa depan.

"Those who know the past can predict the future and control the present," ujarnya.

Karena itulah, kata Syamsuddin, dulu Soekarno pernah bilang, "JASMERAH!". Maksudnya, jangan sampai melupakan sejarah.

Syamsuddin menceritakan pengalamannya ketika ia diundang oleh salah satu rekannya jalan-jalan ke Amerika. Di sana mantan santri Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo ini diajak jalan-jalan ke Universitas Columbia. Ketika masuk universitas raksasa ini, ia langsung berhadapan dengan perpustakan utama, yang bentuknya seperti altar Yunani kuno. Nama perpustakaannya Butler Library Columbia. Yang mencengangkan baginya, di sana tertulis delapan nama yang sangat populer dalam khazanah Yunani, yaitu; Homer, Herodotus, Sophocles, Plato, Aristotles, Demosthenes, Cicero dan Vergil. Nama itu dipampang begitu sombongnya di bangunan perpustakaan itu. Padahal, menurutnya, nama-nama itu bukanlah orang Amerika, bukan juga Prancis, ataupun Inggris. Mereka itu nama-nama Yunani kuno. Pertanyaannya mengapa bukan George Washington,  Michael Jackson, atau yang lain? Jawabannya adalah mereka ingin menghubungkan tradisi kesarjanaan mereka kepada tradisi Yunani, walaupun tidak ada hubungannya sama sekali dengan mereka.

Menurutnya, yang bisa diambil pelajaran dari hal ini adalah umat Islam tidak boleh terputus dari sejarahnya. Ada banyak pelajaran yang umat Islam sendiri saat ini tidak mempedulikannya. Lebih bangga dengan sejarah orang lain dan melupakan sejarah atau identitas dirinya sebagai orang Islam.

“Ketika membaca sejarah, maka perlu diingat, bahwa kita tidak sekadar untuk mengenang sejarah, tapi untuk berbuat sekaligus,” ujarnya.

Dalam hal ini, menurutnya, ada dua hal yang perlu ditekankan; pertama, why should we do it? What for? Dan kedua, how should we do it? Tapi apa yang sering kita dengar dari banyak kalangan selama ini justru menepis pentingnya sejarah itu.

Kebangkitan Ilmu

Syamsuddin menjelaskan, untuk membangun kembali pembangunan peradaban Islam yang gemilang itu, tidak ada cara lain kecuali dengan ilmu.

"Bermula kejayaan dan kejatuhan bangsa itu lantaran ilmu, naik harkat dan martabat nya pun berkat iman dan ilmu. Runtuh dan terpuruknya suatu bangsa, lemah dan hina karena tiada ilmu. Sejarah adalah saksi bagi kebenaran sunnatullah ini, “ ujarnya. “Ilmu harus dicari, harus ditekuni, harus dihayati. Ilmu sejati pusaka para Nabi. Itulah yang paling tinggi. Ilmu-ilmu lain fardu kifayah, walaupun tetap berarti," tambahnya.

Baginya, syarat untuk maju adalah tidak boleh tidak harus dengan ilmu. Umat Islam  harus menciptakan masyarakatkan ilmu dan harus menjadi bagian dari learning soceity. Istilah Prof Wan Nor Wan Daud, mantan Deputi ISTAC, “knowledge culture”.

“Kita harus punya nafsu belajar yang tinggi, bukan hanya nafsu kawin, makan, dan minum,” katanya.

Namun demikian, menurut Syamsuddin, bukan hal yang mudah mewujudkan “knowledge culture” ini. Oleh karena itu, melihat sejarahnya, umat Islam mempunyai ciri-ciri bagaimana mereka bersungguh-sungguh menghadirkannya. Diantaranya; selalu "gigih", "tulus" dan "jujur". Gigih maksudnya semangat mereka dalam mencari ilmu tak pernah padam. Mereka menghadapi pelbagai bahaya dan rintangan dan mau bersusah-payah menanggung derita demi ilmu. Semangat gigih itulah yang telah mendorong mereka pergi mengembara ke negeri-negeri yang jauh dan asing untuk belajar.

Syamsuddin mengemukakan beberapa profil ulama dahulu. Di antaranya kegigihan Katsir ibn Qays, yang datang jauh-jauh dari Madinah ke Damaskus semata-mata untuk menemui Abu Darda’ r.a. dan mencatat hadis secara langsung dari beliau. Imam Ibn al-Jawzi (w. 597 H) yang ditinggal mati ayahnya sejak usia tiga tahun, namun siang dan malam waktunya dihabiskan untuk membaca dan menulis. Dari jari-jari tangannya ia telah menulis sebanyak 2000 buku. Dan masih banyak lagi contoh-contoh yang bisa digali.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...