Setan Al-A’war sang Penggoda


Dalam hal mendekorasi agar tampak indah dipandang oleh manusia khususnya masalah maksiat  setan ini cukup berpengalaman, tujuannya bagaimana setiap manusia ketika memandangnya menarik hati yang memang itu merupakan tujuan iblis dan antek-anteknya.
Bahkan inilah jurus jitu yang  pertama iblis sebelum menggoda manusia untuk bergumul dengan dosa. Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam suroh Al-Hijr : 39 yang artinya ;
“Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,”

Oleh karenanya setan menghiasinya dengan perbuatan keji terlebih dahulu, setelah itu dilanjutkan dengan menyesatkan manusia. Dari ayat yang tersebut ditas Ibnul Qayyim mengomentari maksud kandungannya: “Di antara strategi iblis adalah menyihir akal secara konsisten hingga terpedaya, tidak ada yang selamat darinya kecuali yang dikehendaki Allah. Dia menghiasi perbuatan yang pada dasarnya menimbulkan mudharat sehingga tampak sebagai perbuatan yang paling bermanfaat. Begitu pula sebaliknya, dia memberi stigma buruk perbuatan yang bermanfaat sehingga nampak mendatangkan mudharat, sungguh betapa lihainya apa yang diskenariokan oleh iblis.
Panglima Setan Penyeru Zina
Taktik apapun ia coba terapkan buat menjerat mangsanya segala cara ia tempuh,  dalam menjalankan  iblis laknatullah ‘alaih tentu tidak sendirian dia memiliki bala tentara yang cukup berpengalaman dalam menyebarkan luaskan perbuatan zina yang merupakan dosa besar di dalam ajaran Islam. Tidak hanya itu, iblis menjadikan masalah  maksyiat sebagai target utama, sehingga terkadang dia melakukan sayembara bagi setan manapun yang mampu menjerumus-kan manusia kepada zina, iblispun tak segan-segan memberikan semacam piagam penghargaan ditambah sebuah mahkota sebagai tanda jasa karena berhasil dalam menjalankan misi.
Rasululah pernah mengatakan melalui sabdanya yang artinya:
“Jika datang pagi hari, Iblis menyebar para tentaranya ke muka bumi lalu berkata, “Siapa di antara kalian yang menyesatkan seorang muslim akan aku kenakan mahkota di kepalanya.” Salah satu tentaranya menghadap dan berkata, “Aku terus menggoda si fulan hingga mau menceraikan istrinya.” Iblis berkata: “Ah, bisa jadi dia akan menikah lagi.” Tentara yang lain menghadap dan berkata: “Aku terus menggoda si fulan hingga ia mau berzina.” Iblis berkata: “Ya, kamu (yang mendapat mahkota)!” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 1280)
Selain ituIblis juga menyiapkan kopasus  yang dikomandani oleh anaknya sendiri bernama Al-A’war. Mujahid bin Jabr, murid utama Ibnu Abbas menyebutkan bahwa Iblis memiliki 5 anak, satu di antaranya bernama Al-A’war. Dia memiliki tugas khusus menyeru orang untuk berbuat zina dan menghiasinya agar nampak baik dalam pandangan manusia. (Talbisul Iblis, Ibnu Al-Jauzy hal. 41)

Al-A’war juga merekrut para anggota dari golongan manusia sebagai tim sukses untuk mengkampanyekan perbuatan zina. Segala cara ia tempuh, seperti melalui media elektronic, media cetak dll.
Memasang Banyak Umpan
Bak seorang pemancing yang berpengalaman, iblis paling tau umpan apa yang paling digemari oleh ikan untuk kemudian nyangkut di kailnya. Umpan tersebut salah satunya dalam bahasa arab ‘Nisa’un kaasiyat ‘ariyat’, wanita yang berpakaian tapi telanjang, pornografi, porno aksi dan sebagainya intinya bisa membangkitkan birahi.

Adapun umpan tersebut biasanya di tempatkan diposisi yang cukup strategis, sehingga memungkinkan bagi mangsa untuk melihatnya. Di antara tempat strategis tersebut adalah televisi dan media cetak. Maka jika kita lihat di televisi disana banyak berjejal wanita yang berpakaian tapi telanjang, lagu dan tarian erotis, film-film yang mengundang birahi yang bisa disaksikan oleh semua orang. Itu pertanda setan Al-A’war telah berhasil merekrut banyak orang untuk dia jadikan sebagai umpannya. Demikian pula dengan tabloid, koran dan majalah-majalah berjenis ‘XX’ yang menjadikan pornografi hidup dan tampak indah.
Dibumbui Dengan Istilah Penyedap Rasa
 
Si Al-A’war tidak begitu saja membiarkan umpan itu menyebar disembarang tempat. Karena ia tahu masih banyak orang-orang waras yang akan merusak umpannya. Akan banyak orang-orang sehat yang akan menegur, mencela dan memusuhinya. Untuk itu, dia menciptakan istilah dan kilah sebagai penyedap rasa. Sebuah opini ia bangun sehingga yang antipati menjadi netral, yang netral menjadi simpati, yang simpati menjadi bala-tentaranya yang solid.

Di antara istilah yang diilhamkan Al-A’war kepada para anteknya dari golongan manusia adalah menamakan imez bahwa budaya telanjang sebagai bentuk kemajuan zaman atau orang modern, pacaran sebagai upaya penjajakan atau disebut sebagai anak gaul, nyanyian yang romantis yang berseni dan tarian erotis sebagai bentuk ekpresi seni yang bernilai estetika tinggi.

Oleh karenanya dalam hal ini bisa dibilang bahwa menamakan perbuatan keji dengan istilah yang berasumsi baik adalah trik tersendiri seperti orang yang bermain sulap, tujuannya bagaimana mangsa bisa terhepnotis dan tersugesti dengan sendirinya tanpa ia menyadarinya. Trik ini tentunya sudah diterapkan sejak nenek moyang yaitu ketika iblis membujuk Adam dengan perkataannya:
“Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?” (Thaha: 120)

Dia menyebut pohon yang dilarang dimakan buahnya dengan pohon Khuldi, pohon yang apabila dimakan buahnya menyebabkan dia kekal di jannah.

Tidak berbeda dengan yang dilakukan setan hari ini, mereka memberi istilah perbuatan keji dengan nama yang disukai hati.

Informasi yang menyesatkan diiringi dengan gambar yang menggiurkan jika datang secara bertubi-tubi akhirnya dianggap sebagai hal yang biasa, atau seakan kebenaran yang layak untuk dibela. Sebagaimana yang telah dimaklumi bahwa dengan pemberitaan yang terus menerus secara intensif, maka dengan sendirinya berita dusta dianggap nyata, kesesatan berubah menjadi hal yang benar dalam pandangan manusia. Dalam sebuah penilaian untuk ukuran barat tidak mengenal berita yang benar atau yang salah, tetapi yang ada adalah berita cerdas atau bodoh. Berita cerdas yaitu berita yang dikemas sehingga tak terlihat boroknya sedangkan berita bodoh adalah berita yang tampak segala keborokkannya.

Sepertinya usaha Al-A’war dan anggota tentaranya benar-benar jitu. Bukti nyata yang tampak adalah pada saat ini generasi muda sudah banyak yang masuk dalam perangkapnya. Generasi modern sekarang begitu mudahnya ketika menelan kailnya. La haula walaa quwwata illa billah.
Melihat kondisi sekarang seperti in akankah kita berputus asa?  karena betapapun gigihnya usaha setan, bagi orang yang beriman kalau ia konsisten dengan keimanannya dan selalu minta perlindungan pada Allah SWT, insyaallah akan terjaga: ketahuilah tipu daya setan itu lemah” sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah dalam suroh (An-Nisa’: 76)

Cara pertama yang dapat dilakukan oleh orang yang beriman adalah bagaimana agar kita tidak mudah terjebak oleh perangkapnya dengan selalu mendekatkat diri kepada Rob itu sendiri sebagai zat yang mengendalikan makhluknya, Wallahu a’lam bissawaab. Ya Robby berilah perlindungan kepada orang-orang yang selalu bermunajat kepada Engkau.

2 komentar:

Give comments and criticism are best for this blog the better

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...