Magrib baru saja usai. Sang surya senja bergerak perlahan, meninggalkan pulau-pulau Indonesia untuk menerangi belahan bumi lain, dan seperti itulah rutinitasnya sebagai bentuk ketaatan pada Sang Pencipta. Detik demi detik berselang, berganti menit, kemudian jam, hari, minggu, bulan dan tahun. Kini……Sang Surya 2012 telah mendekat dan meninggalkan 2011 yang penuh suka duka.Tak terasa, waktu begitu cepat berlalu dan meninggalkan segala kenangan baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.
Ketika kuingat kembali, sudah lama nian aku pergi meninggalkan kampung halaman. Teman mainku di kala anak-anak, kini sudah menjadi orang tua anak-anak. Bayi-bayi lucu yang dulu sering kugendong dan kuajak bermain telah beranjak dewasa dan tak kukenali lagi, ya itulah yang terjadi ketika lebaran 2011 kemarin dikampung yaitu Banjarmasin.
Orang-orang tua satu demi satu telah pergi, memenuhi panggilan Illahi termasuk orang tuaku sendiri, yang bisa saya lakukan hanya membersihkan kuburannya, ya kuburan yang penuh dengan rumput dan dedaunan kemudian setelah dibersihkan aku menengadahkan tangan sembari berdo’a tak terasa air mata membasahi pipiku. Aku berusaha tetap tegar, karena aku juga sadar akan kembali ke pangkuan Ilahi.
Ya seiring berjalannya waktu generasi baru telah datang. Yang dulu anak-anak, kini sudah mempunyai anak. Yang dulu remaja, kini sudah hidup berumah tangga.
Padahal, kalau dipikir-pikir masih amat sedikit amal kebaikan yang membawa mamfaat bagi orang lain, masih sedikit pengorbanan yang diberikan buat agama ini, sementara masih sangat banyak pekerjaan yang belum tuntas, dan masih banyak amanah umat yang juga butuh perhatian, sementara waktu tak bisa kembali diputar, untuk dikembalikan ke awal lagi. Kalaupun aku…..menyesali diri tanpa disertai perbaikan pun bukanlah solusi.
Oleh karenanya sangat wajar jika dari sejak awal Allah berwasiat kepada kita:” Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”(Q.S.Al ‘Ashr: 1-3).
Allah Maha sangat mengetahui tentang diri kita. Allah, Maha Tahu resep hidup yang tepat bagi diri kita. Bahkan Allah Maha Sayang kepada kita, sehingga kita diberi kebebasan untuk memilih jalan yang kita suka. Ya manusia bisa berbuat apa saja yang dia suka, namun pada akhirnya kita harus mempertanggungjawabkan apa saja yang telah diperbuat.
Allah tunjukkan kepada kita dua jalan-Nya. Yaitu jalan kefasikan dan jalan ketaqwaan (“maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”.Q.S. Asy Syams : 8-10)
Juga, Allah telah tunjukkan kepada kita jalan kebajikan dan kejahatan (“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan : ialah jalan kebajikan dan kejahatan”. (Q.S. Al Balad : 10).
Kita tinggal memilih. Pilih selamat dan mendapat surga, atau pilih yang lainnya. Karenanya Allah berfirman : “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama Islam; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dan jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thogut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Q.S.Al Baqoroh : 256).
Sahabat, selagi masih ada kesempatan untuk berbuat, marilah kita gunakan sisa usia kita sebaik-baiknya, tuk menghimpun bekal menghadap Sang Pencipta. Agar kita tak menyesal di kemudian hari, karena telah menggunakan masa muda untuk mengerjakan hal yang sia-sia.
Kita catat kuat-kuat dalam hati kita Sabda Rasululloh : “Gunakan waktu luangmu sebelum waktu sempitmu, gunakan waktu mudamu sebelum tuamu, gunakan waktu kayamu sebelum datang miskinmu, gunakan waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan gunakan waktu hidupmu sebelum datang ajalmu”.
Sungguh amat merugi bila kita gunakan waktu ini untuk sebuah kesia-siaan. Karena melakukan sebuah amal saleh pun kita harus berhitung dengan cermat. Jangan-jangan diantara amal saleh kita ada terselip perasaan ria, jangan-jangan diantara amal saleh kita ada asa untuk memperoleh pujian, jangan-jangan diantara amal saleh kita ada pamrih yang tak terkatakan. Astaghfirulloohal ‘adziim, na’udzu billahi min dzaalik. Semoga kita terlindung dari semua itu.
Allah mengingatkan kita dalam firman-Nya : “Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baikanya. (Q.S. Al Kahfi : 103-104).
Terakhir, marilah kita resapi firman Allah ini agar kita selalu ingat: “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik”. ( Q.S. Al Hasyr : 18-19).
Semoga Allah berkenan untuk senantiasa melindungi kita dari kesia-siaan, dan menetapkan petunjuk-Nya atas diri kita. Wallahu a’lam bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Give comments and criticism are best for this blog the better