Masalah wahabi sempat kembali mencuat dikalangan
umat islam, karena masalah teroris yang dialamatkan kepada orang-orang yang
dianggab beraliran keras atau militan.
Kata `Wahabi` bila kita runut dari asal katanya mengacu
kepada tokoh ulama besar di tanah Arab yang bernama lengkap Syeikh Muhamad bin
Abdul Wahhab At-Tamimi Al-Najdi (1115-1206 H atau 1703-1791 M). Beliau lahir di
Uyainah dan belajar Islam dalam mazhab Hanbali. Belliau telah menghafal
Al-Quran sejak usia 10 tahun. Dakwah beliau banyak disambut ketika beliau
datang di Dir`iyah bahkan beliau dijadikan guru dan dimuliakan oleh penguasa
setempat sat yaitu pangeran Muhammad bin Su`ud yang berkuasa 1139-1179. Oleh
pangeran, dakwah beliau ditegakkan dan akhirnya menjadi semacam gerakan
nasional di seluruh wilayah Saudi Arabia hingga hari ini.
Pokok ajaran Muhammad bin Abdul Wahhab
Sosok Muhammad bin Abdul Wahhab menjadi pelopor gerakan
ishlah (reformasi) yang muncul menjelang masa-masa kemunduran dan kebekuan
berpikir pemikiran dunia Islam sekitar 3 abad yang lampau atau tepatnya pada
abad ke-12 hijriyah. Dakwah ini menyerukan agar aqidah Islam dikembalikan
kepada pemurnian arti tauhid dari syirik dengan segala manifestasinya.
Sementara fenomena umat saat itu sungguh memilukan. Mereka
telah menjadikan kuburan menjadi tempat pemujaan dan meminta kepada selain
Allah. Kemusyrikan merajalela. Bid`ah, khurafat dan takhayyul menjadi makanan
sehari-hari. Dukun, ramalan, sihir, ilmu ghaib seolah menjadi alternatif untuk
menyelesaikan berbagai persoalan dalam kehidupan umat Islam.
Muhammad bin Abdul Wahhab saat itu bangkit mengajak dunia
Islam untuk sadar atas kebobrokan aqidah ini. Beliau menulis beberapa risalah
untuk menyadarkan masyarakat dari kesalahannya. Salah satunya adalah kitabuttauhid yang
hingga menjadi rujukan banyak ulama aqidah.
Dakwah Muhammad bin Abdul Wahhab ini kemudian melahirkan
gerakan umat yang aktif menumpas segala bentuk khurafat, syirik, bid`ah dan
beragam hal yang menyeleweng dari ajaran Islam yang asli. Mereka melarang
membangun bangunan di atas kuburan, menyelimutinya atau memasang lampu di
dalamnya. Mereka juga melarang orang meminta kepada kuburan, orang yang sudah
mati, dukun, peramal, tukang sihir dan tukang teluh. Mereka juga melarang
tawassul dengan menyebut nama orang shaleh sepeti kalimat bi jaahi
rasul atau keramatnya syiekh fulan dan fulan.
Dakwah beliau lebih tepat dikatakan sebagai dakwah
salafiyah. Dakwah ini telah membangun umat Islam di bidang aqidah yang telah
lama jumud dan beku akibat kemunduran dunia Islam. Mereka memperhatikan
pengajaran dan pendidikan umum serta merangsang para ulama dan tokokh untuk
kembali membuka literatur kepada buku induk dan maraji` yang mu`tabar, sebelum
menerima sebuah pemikiran.
Mereka tidak mengharamkan taqlid namun meminta agar umat ini
mau lebih jauh meneliti dan merujuk kembali kepada nash dan dalil dari
Kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW serta pendapat para ulama salafus
shalih.
Di antara tokokh ulama salaf yang paling sering mereka
jadikan rujukan adalah :
1.
Imam Ahmad ibn Hanbal (164-241 H)
2.
Ibnu Taimiyah (661-728 H)
3.
Muhammad Ibnul Qayyim Al-Jauziyah (6691-751H)
Oleh banyak kalangan, gerakan ini dianggap
sebagai pelopor kebangkitan pemikiran di dunia Islam, antara lain gerakan
Mahdiyah, Sanusiyah, Pan Islamisme-nya Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh di
Mesir dan gerakan lainnya di benua India. Paling tidak, masa hidup Muhammad bin
Adbul Wahhab lebih dahuku dari mereka semua.
Dalam penjulukan yang kurang tepat, gerakan ini
sering dijuluki dengan wahabi. Namun istilah ini tidak pernah diterima oleh
mereka yang ikut mengembangkan dakwah salafiyah.
Wallahu
A`lam Bish-shawab
Sumber: Syari'ahonline.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Give comments and criticism are best for this blog the better