Orang Beriman Akhir Zaman Yang Dirindukan Rasulullah


ISLAMIC ARTICLE--Sungguh berbahagialah orang yang memegang amalan sunnah maupun yang selalu taat kepada perintah Allah, baik dikala lapang ataupun sempit, tidak peduli apa kata orang tentang dirinya yang penting memberikan manfaat dan tidak merugikan orang lain. Ia tetap bersabar dan istiqomah mempertahankan sunnah-sunahnya walaupun dianggap aneh atau asing. Karena orang beriman sangat yakin dengan sabda-sabda Rasul yang telah disampaikan pada empat belas abad yang silam seperti cerita dibawah ini.

Diceritakan dalam sebuah pertemuan itu hening sejenak. Semua yang hadir diam membatu. Mereka seperti sedang memikirkan sesuatu. Lebih-lebih lagi Saidina Abu Bakar. Itulah pertama kali dia mendengar orang yang sangat dikasihi melafazkan pengakuan demikian.
Rasulullah Merindui Umat Akhir Zaman
Sepintas senyuman yang sedia terukir indah dibibirnya. Wajahnya yang tenang berubah warna. “Apakah maksudmu berkata demikian wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu? ” Saidina Abu Bakar bertanya melepaskan gumpalan teka-teki yang mula menyerabut fikiran.

Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku (ikhwan),” suara Rasulullah bernada rendah.
Kami juga ikhwanmu, wahai Rasulullah,” kata seorang sahabat yang lain pula. Rasulullah menggeleng-gelangkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum. Kemudian baginda bersuara:
“Saudaraku ialah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku sebagai Rasul Allah dan mereka sangat mencintaiku. Malahan kecintaan mereka kepadaku melebihi cinta mereka kepada anak-anak dan orang tua mereka.”
Pada ketika yang lain pula, Rasulullah menceritakan tentang keimanan ‘ikhwan’ baginda: “Siapakah yang paling ajaib imannya?” tanya Rasulullah.
“Malaikat,” jawab sahabat.
“Bagaimana para malaikat tidak beriman kepada Allah, sedangkan mereka sentiasa hampir dengan Allah,” jelas Rasulullah. Para sahabat terdiam seketika. Kemudian mereka berkata lagi, ” Para nabi.”
“Bagaimana para nabi tidak beriman, sedangkan wahyu diturunkan kepada mereka.”
“Mungkin kami,” celah seorang sahabat.
“Bagaimana kamu tidak beriman, sedangkan aku berada ditengah-tengah kamu,” pintas Rasulullah menyangkal hujah sahabatnya itu.
“Kalau begitu, hanya Allah dan Rasul-Nya saja yang lebih mengetahui,” jawab seorang sahabat lagi, mengakui kelemahan mereka.
“Kalau kamu ingin tahu siapa mereka? Mereka ialah umatku yang hidup selepasku. Mereka membaca Al Quran dan beriman dengan semua isinya. Berbahagialah orang yang dapat berjumpa dan beriman denganku. Dan tujuh kali lebih berbahagia orang yang beriman denganku tetapi tidak pernah berjumpa denganku,” jelas Rasulullah.
“Aku sungguh rindu hendak bertemu dengan mereka,” ucap Rasulullah lagi setelah tiba-tiba membisu. Ada berbaur kesayuan pada ucapannya itu.
Begitulah penilaian seorang yang sangat mulia. Bukan jarak dan waktu yang menjadi ukuran. Bukan bertemu wajah itu syarat untuk membuahkan cinta yang suci. Pengorbanan dan kesungguhan untuk mendambakan diri menjadi kekasih kepada kekasih-Nya itu, diukur pada hati dan buktikan dengan kesungguhan beramal dengan Sunnahnya.
Pada kita yang bersungguh-sungguh mau menjadi kekasih kepada kekasih Allah itu, wajarlah bagi kita untuk mengikis cinta-cinta yang lain. Cinta yang dapat merenggangkan hubungan hati kita dengan baginda Rasulullah.
Selawat & salam buat junjungan mulia Rasulullah.s.a.w…”Berselawatlah untukku satu kali, maka Allah akan berselawat untuk nya 10 kali” hadis riwayat muslim(1/288, no.384)
Sabda Nabi SAW “Dari Ibnu Mas’ud r.a. bahawa Rasulullah s.a.w bersabda : Orang yang terdekat denganku pada hari kiamat ialah orang yang paling banyak berselawat kepadaku.” (Hadis Riwayat At-Tarmidzi)
Semoga kita semua termasuk orang yang selalu menjaga amalan baik wajib maupun sunnah, dan menjadi orang-orang yang bertaqwa.
sumber : embunmulia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give comments and criticism are best for this blog the better

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...