Bahaya Fitnah Dajjal dan Cara Menyelamatkan Diri Darinya

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Fitnah Dajjal termasuk fitnah besar akhir zaman. Bahkan ia merupakan fitnah terbesar semenjak Allah menciptakan Adam. Bagaimana tidak, ia memiliki kemampuan ajaib –sebagian saja- yang menjadi kekhususan bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ia bisa mengendalikan hujan, mengatur bumi menumbuhkan tanamannya, membawa surga yang hakikatnya neraka dan sebaliknya, dan menguasai kekayaan bumi yang melimpah. Karena bahayanya yang sangat, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah memperingatkan umatnya atas fitnah tersebut.

Diriwayatkan dalam Shahihain, dari Ibnu Umar, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah berdiri di hadapan manusia dengan memuji Allah yang berhak atas pujian tersebut. kemudian beliau menyebutkan tentang Dajjal, beliau bersabda:

إِنِّي أُنْذِرُكُمُوهُ وَمَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا قَدْ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوحٌ قَوْمَهُ وَلَكِنْ سَأَقُولُ لَكُمْ فِيهِ قَوْلًا لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ تَعْلَمُونَ أَنَّهُ أَعْوَرُ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
Aku peringatkan kalian terhadapnya. Tidak ada seorang nabi kecuali memperingatkan umatnya tentang Dajjal. Nuh telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal. Tetapi aku akan sampaikan kepada kalian sesuatu yang tak pernah disampaikan oleh seorang Nabi (sebelumku) kepada kaumnya: Sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah matanya, dan sesungguhnya Allah tidak buta sebelah matanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memberitahukan tentang sifat Dajjal, pola kerjanya, dan cara menyelamatkan diri darinya. Sampai-sampai beliau mencontohkan dan memerintahkan agar berlindung dari buruknya fitnah Dajjal di penghujung shalat.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Apabila salah seorang kalian selesai membaca tasyahhud hendaknya ia berlindung kepada Allah dari empat perkara. Beliau membaca:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ , وَمِنْ عَذَابِ اَلْقَبْرِ , وَمِنْ فِتْنَةِ اَلْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ , وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ اَلْمَسِيحِ اَلدَّجَّالِ
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Masih Dajjal.” (Muttafaq 'alaih).

Karenanya, pembicaraan Dajjal harus terus diaktualkan. Diulang. Hadits-hadits tentangnya dibahas dan dibacakan. Khususnya di zaman kita ini, fitnah agama merajalela, banyak penyimpangan, kebenaran dimusuhi, sedangkan kesesatan dibela habis. Zaman sekarang sunnah dianggap bid’ah, sedangkan bid’ah dijadikan aturan yang harus diikuti. [Baca: Lawami’ Al-Anwar al-Bahiyyah, Al-Imam al-Safarini: 2/106-107]

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengabarkan bahwa Dajjal termasuk jenis manusia, anak turun Adam. Sejumlah hadits memberitakan tentang sifat dan ciri-cirinya sehingga saat Dajjal muncul, orang-orang beriman mengenalinya dan tidak menjadi pengikutnya.

Diberitakan bahwa Dajjal adalah seorang laki-laki yang berkulit merah, besar, gemuk, berambut keriting (krebo), mata kanannya buta seperti anggur yang sudah masak (tidak bersinar), mata kirinya ditumbuhi daging tebal, tertulis di jidadnya kata kafir yang bisa dibaca setiap muslim yang pandai baca tulis atau buta huruf.

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga mengabarkan bahwa Dajjal itu mandul sehingga tak punya keturunan. Dia akan muncul dari negeri timur, Khurosan, yang diikuti 70 ribu Yahudi Asfahan yang bersenjata dan mengenakan jubah tak berjahit.

Pertama kali muncul, Dajjal sebagai raja yang diktator dan kejam. Setelah itu ia mengklaim sebagai Nabi. Setelahnya, mengklaim sebagai tuhan. Pegikutnya dari kalangan juhhal (orang-orang bodoh) dan kalangan awam (rakyat jelata). Sedangkan hamba-hamba shalih dan bertakwa menentangnya.
Fitnah Dajjal merupakan fitnah terbesar sepanjang umur dunia. Fitnahnya sangat menipu, mempesona dan memukau. Dia datang dengan membawa surga dan neraka; dimana surganya adalah neraka dan nerakanya adalah surga. Ia juga datang bersama sungai yang penuh air dan gunung roti, memerintahkan langit untuk menurunkan hujan lalu turunlah hujan, memerintahkan bumi menumbuhkan tanaman lalu tumbuhlah tanaman, serta diikuti kekayaan bumi.

Dajjal menjelajahi bumi dan memasuki setiap negerinya dengan kecepaan luar biasa dan dalam waktu yang singkat. Tidak ada satu negeri kecuali di datanginya kecuali dua kota suci, Makkah dan Madinah. Dan masih banyak lagi keajaiban dan kemampuan luar biasa lainnya. Semua itu menjadi ujian dan cobaan dari Allah untuk umat manusia, agar hancur orang yang ragu dan selamat orang yang yakin.

. . . Karenanya, pembicaraan Dajjal harus terus diaktualkan. Diulang. Hadits-hadits tentangnya dibahas dan dibacakan. Khususnya di zaman kita ini, fitnah agama merajalela, banyak penyimpangan, kebenaran dimusuhi, sedangkan kesesatan dibela habis. . .
Cara Berlindung dari Dajjal

Dahsyatnya huru hara dan fitnah Dajjal di atas membuat setiap mukmin khawatir terhadapnya, sehingga mencari jalan agar selamat dari fitnah tersebut. Terlebih, umat akhir zaman seperti kita ini. Di mana kemunculan Dajjal sudah semakin dekat dengan merebaknya fitnah kekufuran, kesyirikan, dan fitnah dien yang menimpa kaum muslimin.
Di samping menyampaikan bahaya fitnah Dajjal, ciri-ciri dan bentuk fitnahnya, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga memberikan resep agar selamat dari fitnah Dajjal. Berikut ini beberapa cara yang bisa kita tempuh supaya selamat dari fitnah Dajjal.

Pertama, berpegang teguh dengan Al-Qur'an dan Sunnah. Di antaranya memahami nama-nama Allah yang Maha Indah berikut sifat-sifat-Nya yang Maha tinggi yang tak bisa disamai seorang pun. Karena Dajjal dari jenis manusia, dia makan dan minum. Sedangkan Allah, suci dari hal itu. Dajjal juga buta sebelah matanya, sedangkan Allah tidaklah buta sebelah matanya. Tidak seorangpun bisa melihat Allah di dunia, sedangkan Dajjal -saat keluarnya- bisa dilihat manusia baik yang mukmin ataupun yang kafir.

Kedua, berlindung dari fitnah Dajjal, khususnya saat shalat. Imam Muslim telah mengeluarkan di Shahihnya, dari hadits Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Apabila salah seorang kalian selesai membaca tasyahhud hendaknya ia berlindung kepada Allah dari empat perkara. Beliau membaca:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ , وَمِنْ عَذَابِ اَلْقَبْرِ , وَمِنْ فِتْنَةِ اَلْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ , وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ اَلْمَسِيحِ اَلدَّجَّالِ

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Masih Dajjal.” (Muttafaq 'alaih).

Ketiga, memahami hadits-hadits yang menjelaskan tentang ciri-ciri Dajjal, waktu dan tempat keluarnya, fitnah-fitnahnya, tipu dayanya, dan cara selamat darinya. Beberapa kitab juga telah panjang lebar mengupasnya, sseperti Al-Nihayah milik Ibnu Katsir, Ithaf al-Jama’ah milik Syaikh al-Tuwaijiri, atau Asyrath al-Sa-ah milik Syaikh al-Wabil, dan selainnya.

Keempat, menghafal beberapa ayat dari surat Al-Kahfi. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam al-Kahfi sebagai penyelamat dari Dajjal. Sebagian riwayat beberapa ayat penutupnya. Diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahihnya, dari hadits Abu Darda’: Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa yang hafal 10 ayat dari surat awal Al-Kahfi , maka ia akan diselamatkan dari Dajjal.” Dalam riwayat lain, “Sepuluh ayat dari akhir Al-Kahfi,” (HR. Muslim)
Imam Nawawi dalam Syarah Muslim (2/92-93) berkata: sebab semua itu karena di awal-awalnya terdapat beberapa keajaiban dan tanda-tanda kebesaran Allah. Maka siapa yang mentadabburinya tidak akan terkena fitnah Dajjal. Begitu juga di akhirnya. Firman Allah Ta’ala:

أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ يَتَّخِذُوا عِبَادِي مِنْ دُونِي أَوْلِيَاءَ إِنَّا أَعْتَدْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ نُزُلًا

Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka Jahanam tempat tinggal bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-Kahfi: 102).

Kelima, meninggalkan Dajjal dan menjauh darinya. Paling utama adalah tinggal di Makkah dan Madinah, karena Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengabarkan bahwa Dajjal tidak akan memasuki dua kota suci tersebut. Maka saat seorang muslim mengetahui Dajjal telah keluar, ia menjauh darinya. Karena Dajjal memiliki syubuhat dan kemampuan luar biasa yang Allah biarkan terjadi dengan kedua tangannya sebagai fitnah bagi manusia. Karena pada saat itu ada seseorang yang merasa memiliki iman kokoh, saat ia berjumpa dengan Dajjal, dirinya menjadi pengikut Dajjal.

Imam Abu Dawud dalam Sunannya meriwayatkan hadits dari Imran bin Husain, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ، فَوَاللَّهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَيَتَّبِعُهُ، مِمَّا يُبْعَثُ بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ
Barang siapa mendengar ada Dajjal, hendaklah ia bersembunyi darinya. Karena, Demi Allah, ada seseorang mendatanginya dan ia mengita bahwa ia benar-benar beriman, lalu ia mengikutinya, karena banyaknya sybuhat (kesamaran) yang menyertainya.” (HR. Muslim, Ahmad, dan Al-Hakim. Syaikh Al-Albani menyahihkannya dalam Shahih Sunan Abi Dawud)
Semoga Allah menyelamatkan kita (kaum muslimin) dari fitnah Dajjal dan mejauhkan kita darinya. Wallahu A’lam.

Sumber : http://www.voa-islam.com

DDII: Kehadiran ISIS bisa Mengkaburkan tujuan Khilafah sesungguhnya

Direktur An-Nashr Institute Munarman,SH menilai isu ISIS yang gaungnya hanya ramai di Indonesia justru dimanfaatkan dan ditunggangi oleh kepentingan pihak-pihak tertentu. Kehadiran gerakanDaulah Islamiyah Iraq wa Syam(ISIS/ISIL) dinilah bisa mengaburkan tujuan sesungguhnya khilafah Islam.
Di sisi lain, kehadirannya bisa menjadi fitnah, apalagi  munculnya pernyataan Menlu Amerika Serikat (AS) Hilary Clinton dan Snowden yang sempat mengatakan ISIS bentukan AS, demikian disampaikan Pengurus Biro Luar Negeri Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Zubaedi.
“Saya membuka setelah Snowden dan Hilary Clinton membukanya,  ujar Zubaidi di dalam acara “Mengukur Bahaya ISIS di Indonesia” di DPP Partai Bulan Bintang, Sabtu (16/08/2014), di Jakarta.
Sebelum media massa Indonesia ramai memberitakan masalah ini,  Zubaidi mengaku sudah melihat pernyataan ulama-ulama Ahlu Sunnah di Timur Tengah atas masalah ini. Salah satu ulama Ahli Sunnah itu ialah Syeikh Dr Yusuf al-Qaradhawi.
Menurut Qaradhawi dikutip Zubaidi,  pendirian ISIS adalah ilegal dan tidak sesuai dengan syariat Islam yang sesungguhnya.
Dalam kasus ISIS yang mengklaim telah mendirikan khilafah, banyak ulama-ulama yang berkompeten  tidak diikutsertakan. Serta meninggalkan para mujahid yang sesungguhnya.
“Pendirian khilafah aneh. Mujahidin di lapangan pun ditinggalkan,” ucapnya.
Sementara itu Direktur An-Nashr Institute Munarman,SH menilai isu ISIS yang gaungnya hanya ramai di Indonesia justru dimanfaatkan dan ditunggangi oleh kepentingan pihak-pihak tertentu.
Sumber : Hidayatullah.com

Dr Ahmad Zain: Khilafah Seharusnya Muncul di Negara Syam

Sementara tentang sosok Imam Mahdi, ia menyebutkan bahwa beliau adalah Abdullah, cucunya Hasan bin Ali, bukan Husein yang sebagaimana dianggap oleh kalangan Syiah.
Dalam banyak hadits khilafah minhaj an-Nubbuwah muncul di Syam, bukan di tempat lain.
“Jika di Syam, mungkin bisa diterima, karena di sana juga terjadinya malhamah kubro. Imam Mahdi akan turun di sana, dari Timur. Bukan di Iraq. Iraq itu negeri fitnah dari dahulu sejak jaman Ali hingga sekarang. Oleh sebab itu saya ragu kenapa bisa di Iraq muncul khilafah,” demikian disampaikan Dr Zain An Najah, doktor bidang ushul fiqh lulusan Al Azhar Kairo di Jakarta belum lama ini  menyikapi adanya khilafah di Iraq.
Karena itu, ia meminta masyarakat melakukan kajian dan  agar mengetahui dan paham sejarah agar  tidak tergesa-gesa dalam melihat berbagai persoalan.
Tentang sosok khalifah yang sesuai hadits, ia adalah sosok yang  harus dikenal khalayak, bukan justru menyembunyikan identitasnya.
“Jika ada pendapat khilafah itu tidak harus diketahui orang, pendapat tersebut kurang kuat. Masa kita berbaiat kepada yang tidak terlihat.”
Sementara tentang  sosok Imam Mahdi, ia menyebutkan bahwa beliau adalah Abdullah, cucunya Hasan bin Ali, bukan Husein yang sebagaimana dianggap oleh kalangan Syiah.
Dalam sejarah, Hasan menyerahkan khilafah kepada Muawiyah pada 41 hijriah. Sebagaimana dikenal dengan Tahun Persatuan dan ulama menyepakati itu. Para ulama menyakini tidak ada khilafah di akhir zaman ini kecuali khilafah Imam Mahdi nanti.*
Sumber : Hidayatullah.com

Kelamaan Nonton TV Tingkatkan Resiko Kematian


Kebiasaan Orang dewasa yang menonton televisi selama tiga jam atau lebih setiap hari berisiko dua kali lipat mengalami kematian dini dibandingkan mereka yang mengabiskan lebih sedikit waktu untuk menyaksikan televisi, demikian menurut hasil penelitian yang dipublikasikan di Journal of the American Heart Association.

Alhamdulillah \" untungnya di Gg.Te,Tembak khususnya di Pesantren diharamkan, jadi sangat membantu agar tidak mendapatkan mudhorat yang lebih banyak hanya membuang-buang waktu saja"Menonton televisi adalah perilaku menetap utama dan ada kecenderungan peningkatan pada semua jenis perilaku menetap," kata Miguel Martinez-Gonzalez, MD, PhD, MPH, Ketua Departemen Kesehatan Masyarakat Universitas Navarra di Pamplona, Spanyol, di laman resmi American Heart Association

"Temuan kami konsisten dengan penelitian-penelitian sebelumnya di mana waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi berhubungan dengan kematian," tambahnya. 

Para peneliti melakukan penilaian terhadap 13.284 orang muda sehat lulusan universitas di Spanyol untuk menentukan hubungan antara tiga perilaku menetap dan risiko kematian dari berbagai penyebab: waktu menyaksikan televisi, menggunakan komputer, dan waktu mengemudi. 

Para peserta yang rata-rata berusia 37 tahun dan 60 persennya perempuan dikuti dengan median 8,2 tahun. 

Para peneliti melaporkan 97 kematian, dengan 19 kematian akibat kardiovaskular, 46 karena kanker dan 32 karena penyebab lain.

Menurut mereka, risiko kematian dua kali lipat lebih tinggi pada partisipan yang melaporkan menonton televisi tiga jam atau lebih dalam sehari dibandingkan mereka yang menonton satu atau kurang dari satu jam. 

Risiko kematian dua kali lipat juga terlihat setelah para peneliti memperhitungkan beragam variabel lain yang terkait dengan risiko kematian yang lebih tinggi.

Namun para peneliti tidak menemukan hubungan signifikan antara waktu yang dihabiskan untuk menggunakan komputer atau mengemudi dengan risiko kematian dini lebih tinggi karena berbagai sebab. 

Para peneliti mengatakan studi lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi efek yang mungkin muncul antara penggunaan komputer dan mengemudi dan tingkat kematian, dan untuk menentukan mekanisme biologis yang menjelaskan hubungan ini.

"Saat populasi menua, perilaku menetap menjadi lebih banyak, terutama menonton televisi, dan ini menimbulkan tambahan beban masalah kesehatan terkait penuaan," kata Martinez-Gonzalez, Selasa. 

"Temuan tersebut menunjukkan orang dewasa dapat mempertimbangkan untuk meningkatkan aktivitas fisik mereka, menghindari periode menetap yang lama, dan mengurangi menonton televisi jadi tidak lebih dari satu sampai dua jam setiap hari," kata penelitian tersebut. Ayo kurangilah bagi yang suka nonton, apalagi kalau nonton yang ga pantes, karena itu yang rugi kita sendiri dan keluarga dirumah.

American Heart Association merekomendasikan setidaknya 150 menit aktivitas aerpbik dengan intensitas sedang atau setidaknya 75 menit aktivitas aerobik kuat setiap pekan. Organisasi itu juga menyarankan penguatan otot moderat sampai tinggi setidaknya dua hari dalam sepekan untuk menjaga kesehatan.


Sumber : http://www.voa-islam.com

Dendam Syi’ah Yang Harus Terlaksana Kepada Kaum Muslimin

Oleh : Sahlan Ahmad
Roj’ah adalah salah satu pokok ajaran Syiah. Bahkan tidak disebut sebagai orang yang beriman sampai beriman kepada akidah roj’ah. Dikatakan:
ليس منا من لم يؤمن بكرتنا
Bukan termasuk golongan kami siapa yang tiadk mengimani reingkarnasi.”[1]
Ibnu Babuwaih berkata,
واعتقادنا في الرجعة أنها حق
kami yakin bahwa roj’ah itu adalah benar[2].
Tidak banyak orang yang mengetahui  akidah Syi’ah yang satu ini, mungkin karena sedikitnya informansi mengenai hal itu, atau memang karena para imam Syi’ah sengaja merahasiakannya dari orang-orang di luar kalangan merka. Oleh sebab itu Abu Husain al-Koyyat- salah seorang ulama Mu’tazilah berkata, “Orang-orang Syi’ah saling menasehati agar merahasiakan akidah roj’ah dan agar jangan membahasnya di majlis-majlis mereka, dan tidak pula di buku-buku mereka.[3]

 Apa itu roj’ah?
Roj’ah berarti kembali setelah kematian.[4] Orang-orang syi’ah berkeyakinan bahwa para imam mereka akan kembali di alam dunia ini. Sebagian mereka berkeyakinan bahwa para imam yang telah meninggal akan kembali, namun sebagian lainnya mengatakan bahwa para imam mereka tidak meninggal, mereka hanya menghilang dan kemudian akan kembali.

Fonding father dari (pendiri) akidah roj’ah
Jika kita melacak sejarah Syi’ah, maka dengan mudah kita akan menjuampai sipa orang pertama kali yang menyebarkan akidah ini. Yang pertaka kali memproklamirkan  tentang roj’ah adalah Ibnu Saba’, hanya saja roj’ah yang dopahami oleh ibnu saba’ pada saat itu adalah kembalinya para imam setelah masa menghilang, bukan sebagaimana keyakinan Syi’ah sekarang ini yang mengatakan bahwa roj’ah adalah kembalinya para imam setelah kematiannya (kecuali imam yang ke dua belas), karena Ibnu Saba’ tidak meyakini para imam telah meninggl.
Di kalangan Syi’ah sendiri, aqidah roj’ah mengalami perkembangan dan perubahan. Yang mana pada awalnya keyakinan tentang roj’ah hanya diimanai oleh Syi’ah sekte Sab’iyah dan Kisaniah. Mereka mengatakan bahwa roj’ah adalah kembalinya para imam mereka. Namun dengan berjalannya waktu keyakinan ini pun diadopsi dan dikembangkan oleh oleh Syi’ah Imamiyah. bahkan merek tidak hanya meyakini imamnya yang akan kembali, bahkan semua orang pun akan kembali. Al-Alusi berkata bahwa berubahnya keyakinan syi’ah tentang roj’ah -yang mana hanya terjadi bagi para imam dan menjadi bagi semua orang syi’ah- adalah terjadi abad ke tiga Hijriah.[5]
 Apa yang diinginkan dari roj’ah?
Syi’ah menuduh bahwa Ahlu Sunah bersekongkol untuk merampas kepemimpinan Ali bi Abi Tholib sepeninggal Rasulullah. Oleh karena itu, dosa dan kesalahan mereka harus dibalas sebelum hari kiamat tiba. Dengan kata lain roj’ah adalah bangkitnya para imam Syiah untuk membalas dendam mereka atas musuh-musuhnya[6], yaitu kepada seluruh kaum muslimin selain orang-orang syi’ah.
Adapun orang yang pertama kali akan kembali adalah Husani sebagaimana yang ada dalam riwayat mereka:
أول من تنشق الأرض عنه ويرجع إلى الدنيا، الحسين بن علي عليه السلام
Yang pertama kali memecah tanah dan kembali ke dunia adalah Husain bin Ali as.[7]
Husain bin Ali akan kembali untuk menghisab (menghitung amal) manusia, sebagai mana perkataan Abu Abdillah, “Sesungguhnya orang yang bertugas menghisab manusia sebelum hari kiamat adalah Husain bin Ali, dan di hari kiamat dia akan membawa manusia ke surge atau keneraka.[8]
Keganjilan akidah roj’ah
Akidah roj’ah menjadikan kedudukan para Nabi dan Rasul jauh di bawah kedudukan para imam Syi’ah. Bahkan para nabi dan rasul digambarkan sebagai tentaranya Ali bin Abi Tholib dan berperang di sisinya, karena “Allah tidak mengutus para Nabi dan Rasul melainkan akan dikembalikan ke diunia dan berperang dalam golongannya Amirul mu’minin Ali bin Abi Tholib.[9]

Kemiripan roj’ah dengan agama lainnya
Melihat berbagai keganjalan yang ada di dalam akidah raj’ah, akam menimbulkan pertanyaan besar, dari mana sebenarnya sumber akidah raj’ah ini?
Ada yang mengatakan bahwa akidah roj’ah merupakan keyakinan yang berakar dari keyakinan Arab jahiliah dan kepercayaan paganisme kuno. Ibnu Atsir berkata, “Keyakinan ini sebagaimana keyakinan orang Arab jahilaiah dahulu.”[10]
Ada juga yang mengatakan bersuber dari kepercayaan orang-orang majusi. Dulu Majusi berkeyakinan bahwa arwah orang mati bisa hidup kembali di dunia. Aqidah ini dikenal dengan nama tanasukhul arwah.
Syi’ah mewarisi keyakinan Majusi ini, walau mereka berbeda pendapat tentang kemana kemana arwah setelah berpisah dengan badan. Namun mereka sepakat bahwa kematian yang sebenarnya tidak ada, karena arwah itu hidup kembali. (DR. Muhammad Al Hamd, An Nushairiyah).
Namun abdul basith bin yusuf dalam kitabnya Badzlul Majhud fi Itsbati Musyabihati Rofi’dhoh Syi’ah Lilyahudi mengatakan bahwa akidah roj’ah lebih mirip dengan akidah Yahudi. Hal ini beliau buktikan dengan beberapa fakta
Pertama; Kesamaan waktu terjadinya rojah antara keduanya. imam Syi’ah dengan al-Masih al-Muntadzor -versi Yahudi- sama-sama akan keluar atau muncul menjelang hari kiamat.
Kedua: Kesamaan tujuan antara adanya, roj’ahnya Syi’ah terjadi agar orang-orang berkumpul bersama pasukan imam al-mujtadzor, begitu juga dengan roj’ahnya yahudi agar orang berkumpul dalam pasukannya al-Masih al-Muntadzor -versi mereka- untuk menolong mereka atas musuh-musuh mereka.
Ketiga: jumlah orang yang akan kembali antara keduanya. Syi’ah mengatakan bahwa para imam memiliki kemampuan untuk menghidupkan kembali siapa saja yang mereka kehendaki. Begitu pula dengan Yahudi, yahdudi mengatakan bahwa para Nabi manpu menghidupkan kembali siapa saja yang mereka kehendaki.

Dalil Syi’ah
Dalam kitab Biharul Anwar[11] dikatakan bahwa salah satu ayat yang berbicara mengenai roj’ah adalah:
{أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ خَرَجُواْ مِن دِيَارِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ الْمَوْتِ فَقَالَ لَهُمُ اللّهُ مُوتُواْ ثُمَّ أَحْيَاهُمْ}
Tidakkah kamu pehatikan orang-orang yang keluar dari kampong halamannya, sedang jumlahnya ribuan karena takut mati? Lalu Allah berfirman kepada mereka, “Matilah kamu!” lalu allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.[12]
Mereka juga mengatakan bahwa roj’ah adalah suatu yang sangat mumgkin. Karena adanya orang yang hidup kembali di zaman nabi Isa as.
Bantahan Mengenai Roj’ah
Pertama, Tidak ada satupun yang mengingkari akan kebenaran dalil kembalinya orang ada dalam ayat ini (Al-Baqarah: 243). Namun yang menjadi masalah adalah roj’ah atau  kembalinya orang pada ayat tersbut tidak untuk dihisab dan diadili sebagaiaman roj’ah yang diyakini syi’ah.
Kedua, memang benar yang menghidupkan orang mati tersebut adalah nabi Isa as. Akan tetapi atas idzin dan kehendak Allah. Seandainya Allah tidak mengidzinkan dan menghndaki tentu tidak akan terjadi. Hal ini berbeda dengan keyakinan Syi’ah yang mengatakan bahwa para imam berkuasa mengidupkan siapapun yang dikendakinya.
Ketiga, Banyak sekali nash yang menggambarkan harapan orang-orang yang telah meninggal dunia agar mereka kembali lagi ke dunia. Namun tidak satupun dari mereka yang dikabulkan. Karena Allah telah menetapkan demikian. Salah satunya:
{قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ ، لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِن وَرَائِهِم بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ}
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) , agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan .”[13]
Kemudian Hadits dari Jabir bin Abdullah yang menceritakan yang bahwa Allah mengatakan kepada Jabir, “Mohonlah kepada-Ku, maka akan aku kabulkan! Maka jabir berkata, “Ya Rabbi kembalikanlah aku ke dunia, agar aku kembali dibunuh di jaln-Mu.” Maka Allah menjawab, “Sungguh telah menjadi ketetapan bagi-Ku bahwa orang yang telah meninggal tidak akan kembali lagi ke dunia.”[14] 
Dari Ashim bin Dhomrah (beliau adalah salah satu sahabat Ali Radhiyallahu anhu), beliau berkata kepada Hasan bin Ali, “orang-orang Syi’ah beranggapan bahwa Ali akan kembalai”. Maka hasan menjawab, mereka telah berdusta, seandainya kami mengetahui bahwa beliau akan kembali maka isteri-isterinya tidak akan dinikahi dan kami tidak akan membagi harta warisannya[15]

Sumber : an-najah.net
[2] Al-I’tiqodat hal 90
[3] Al-intishor hal 97.
[4] Majma’a al-Bahrain, juz 4. Hal 334. Dan al-Qomus juz 3 hal 28.
[5] Ruhul Ma’ani juz 20 hal 27. Dan Dhuha al-ISLAM, Ahmad Mubin juz 3 hal 237.
[6] Al-Iqodz min al-Hajamah 58.
[7] Bihar al-ANWAR juz 53 hal 39.
[8] Bihar al-anwar bab roj’ah juz 53 hal 41.
[9] Bihar al-Anwar juz 53 hal 41.
[10] An-Nihayah juz 3 hal 202.
[11] Juz 53 hal 129.
[12] Al-Baqarah: 243.
[13] Al-Mu’minun:99-100.
[14] Ibnu katsir, Tafsir Al-Qur’an al-Adzim, (damaskus: Daru at-Thoyyibah, 1999M), juz 2 hal 163.
[15] Musnad Ahmad juz 2 hal 312 no 1265.


Puisi Ustadku Menginspirasiku diHari Sabtu

Jumat telah berlalu, sekarang hari sabTU. 
Senyumlah selalu, jangan menggeruTU.
Kalo mengeluh, tak akan membanTU. 
Walau TGL di batasi sampai 30 saTU.
Namun berdoa tak mengenal wakTU. 
Khususnya yang belum jadi menanTU.
Agar wajah tak dihiasi jerawat baTU.
Pileg usai Pilpres menunggu wakTU.
Dulu Caleg berebut nomer urut saTU. 
Sekarang tak ada lagi nomer sepaTU. 
Karena suara terbanyak jadi penenTU. 
Akibatnya banyak Aleg tak bermuTU. 
Wajar bila Negeri ini slalu mati kuTU. 
TKI/TKWnya bisanya jadi pembanTU.
Ormas islam berseru, Parpol Islam bersaTU.
Ayo Parpol Islam jangan menggeruTU.
Mari bersaTU, demi Allah yang saTU.
Wahai para Mujahid, jadilah pemersaTU.
Apa yg menghambat tuk kita bersaTU.
Toh hati kita tidak keras laksana baTU.
Jgn biarkan jalan Silaturrahim jadi bunTU
Hingga mendapat gelar sikepala baTU. 
Masa kita mau disamakan dgn hanTU.
Kalaulah masih sulit kita bersekuTU. 
Belum ikhlas tuk saling membanTU.
Minimal tdk saling membongkar aib, bahasa lain dari buka karTU.
Apa lagi sembunyi tangan setelah lempar baTU. 
Jgn suka melakukan sesuaTU, klo ada niat lain dibalik iTU. 
Seperti ungkapan ada udang dibalik baTU.
Istiqamahlah selalu, jgn plin plan, sbntar begini lalu begiTU.
Besok hari Ahad setelah hari Sabtu.
Merataplah kpd Rab yg Ahad tanpa sekuTU. 
Agar hidup kita tenang, bukannya tak menenTU.
Silahkan membuat program yg muluk2, tapi kerjakan satu-saTU.
Jangan terburu2, seperti dikejar hanTU.
Oh Tuhanku yang saTU
Jadikanlah hati ini bisa bersaTU
Yang membuat hati kecewa dan menggeruTU
Dari hari Ahad hingga sabTU
Engkau Maha tahu segalanya,dari ujung rambut hingga ujung sepaTU
Ya Allah, Engkau Tuhan yang saTU
Jangan biarkan intuisi hatiku mati kuTU
Ya Allah jagalah Ustad2ku, yang berdakwah tidak kenal wakTU
Termasuk Ust.Akib Junaid Qahar sangpemersaTU
Mari berbibacara yg bermuTU
Ditengah Hedonisme Dunia yg tdk MenenTU
Ali bin Abi Thalib ra mengatakan dlm satu wakTU
Kezhaliman akan terus bersaTU
Bukan hanya banyaknya orang jahat yg menyaTU
Tapi karena DIAMNYA UMAT, disebabkan enggan bersaTU

Sumber :Dikutif dari Ust.Aqib dgn sedikit tambahan kataku & wakTU


Haruskah Kita Golput ?

Saudaraku.....lihat negeri ini..

Negeri Indonesia loh jinawi
Tanah tumpah darah ibu pertiwi
Tempat kita lahir dan insyaallah akan kembali

Lihatlah ulah para elit petinggi negeri

Yang terlihat sibuk dengan citra diri
Bicara seperti penjual obat sejati

Yang membuat orang terhipnotis karena buayan manis

Benarkah mereka memberi bukti atau rayuan romantis
Lihat dan cermati dengan intuisi hati bukan apatis

Karena baliho di pinggir jalan bak selebritis
Menampilkan adegan senyuman manis
Dengan programnya sedikit bombastis

Itulah mengapa ada GolPut

Rakyat  sedikit kecewa
Melihat realita yang ada
Hanya mengurut asa didalam dada

Oh Caleg “katanya Indonesia Hebat
Hebat dalam berdebat?
Hebat karena membela rakyat?
Hebat karena generasi anak pejabat?
Hebat karena pollingnya yang akurat?
Hebat itu bisa membutikan kalau janji tidak terabaikan
Hebat itu kalau punya komitmen bukan janji sesaat
GolPUT menang dimana-mana

Dari sudut penjuru nusantara
Diam tiada mau peduli 
Akan para pemimpin negeri ini

Ali bin Abi Thalib ra pernah berkata
Kezhaliman akan terus ada
Bukan karena banyaknya orang jahat berada
Tapi karena DIAMNYA (Golput)yg merajalela
Mengapa harus GolPUT ???

Karena takut berdosa memilih orang yang salah...
Itu jawaban singkatnya...

GolPUT ada dimana-mana

Dipedesaan maupun di kota metropolitan
Lantas jika Bangsa Indonesia merana ...?
GolPUT berteriak mengutuk dan mengeluarkan makian

Hah....ibarat makan buah simalakama

GolPut juga bukan pilihan yg bijaksana wahai saudaraku...


Merenungi Bencana Yang Datang Silih Berganti

Bencana datang silih berganti, inilah Indonesia ya negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam, namun cobaan yang dihadapi negeri ini luar biasa ujiannya yaitu berupa sunami, banjir, gempa bumi, tanah longsor, angin ribut, kebakaran hutan hingga letusan gunung berapi. Bila dipandang dari sisi geologi, Indonesia memang merupakan negara yang rawan akan bencana. Menurut data, ada sekitar 282 kabupaten di Indonesia atau setara dengan 2/3 wilayah Indonesia masuk dalam kategori rawan bencana alam. 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...