DAJJAL DAN YA'JUJ WA-MA'JUJ MENURUT AL-QUR'AN

Kata Dajjal tak tertera dalam Al-Qur'an, tetapi dalam Hadits sahih diterangkan, bahwa sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir dari surat al-Kahfi melindungi orang dari fitnahnya Dajjal, jadi menurut Hadits ini, Al-Quran memberi isyarat siapakah Dajjal itu. Mengenai hal ini diterangkan dalam Kitab Hadits yang amat sahih sebagai berikut:

"Barang siapa hapal sepuluh ayat pertama Surat Al-Kahfi, ia akan selamat dari
(fitnahnya) Dajjal."

"Barang siapa membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Al-Kahfi, ia akan selamat dari (fitnahnya) Dajjal."

Boleh jadi, dalam menyebut sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir, itu yang dituju ialah seluruh surat Al-Kahfi yang melukiskan ancaman Nasrani yang beraspek dua, yang satu bersifat keagamaan, dan yang lain bersifat keduniaan. Bacalah sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir surat Al-Kahfi, anda akan melihat seterang-terangnya bahwa yang dibicarakan dalam dua tempat itu adalah ummat Nasrani.

Mula-mula diuraikan aspek keagamaan, yang dalam waktu itu Nabi Muhammad dikatakan sebagai orang yang memberi peringatan umum kepada sekalian manusia (ayat 2), lalu dikatakan sebagai orang yang memberi peringatan khusus kepada ummat Nasrani (ayat 4), yaitu ummat yang berkata bahwa Allah memungut Anak laki-laki. Demikianlah bunyinya:

"Segala puji kepunyaan Allah Yang menurunkan Kitab kepada hamba-Nya ..., ... agar ia memberi peringatan tentang siksaan yang dahsyat dari Dia… dan ia memperingatkan orang-orang yang berkata bahwa Allah memungut anak laki-laki." (18:1-4).

Terang sekali bahwa yang dituju oleh ayat tersebut ialah ummat Nasrani, yang ajaran pokok agamanya ialah Tuhan mempunyai Anak laki-laki. Dalam sepuluh ayat terakhir surat Al-Kahfi diuraikan seterang-terangnya, bahwa ummat Nasrani mencapai hasil gemilang di lapangan duniawi. Demikianlah bunyinya :

"Apakah orang-orang kafir mengira bahwa mereka dapat mengambil hamba-Ku sebagai pelindung selain Aku?… Katakan Apakah Kami beritahukan kepada kamu orang-orang yang paling rugi perbuatannya? (Yaitu) orang yang tersesat jalannya dalam kehidupan dunia, dan mereka mengira bahwa mereka adalah orang yang mempunyai keahlian dalam membuat barang-barang." (18: 102-104).

Ini adalah gambaran tentang bangsa-bangsa Barat yang diramalkan dengan kata-kata yang jelas. Membuat barang adalah keahlian dan kebanggaan ummat Nasrani, dan ciri-khas inilah yang dituju oleh ayat tersebut. Mereka berlomba-lomba membuat barang-barang, dan mereka begitu sibuk datam urusan ini, sehingga penglihatan mereka akan nilai-nilai kehidupan yang tinggi, menjadi kabur sama sekali. Membuat barang-barang, sekali lagi membuat barang-barang, adalah satu-satunya tujuan hidup mereka di dunia. Jadi, sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir surat Al-Kahfi menerangkan dengan jelas bahayanya ajaran Kristen tentang Putra Allah, dan tentang kegiatan bangsa-bangsa Kristen di lapangan kebendaan, dan inilah yang dimaksud dengan fitnahnya Dajjal.

Ya'juj wa-Ma'juj diuraikan dua kali dalam Al-Quran. Yang pertama diuraikan dalam surat al-Kahfi, sehubungan dengan uraian tentang gambaran Dajjal. Menjelang berakhimya surat al-Kahfi, diuraikan tentang perjalanan Raja Dhul-Qarnain* ke berbagai jurusan untuk memperkuat tapal-batas kerajaannya.

Ternyata bahwa menurut sejarah, raja ini ialah raja Persi yang bernama Darius I. Diterangkan dalam surat tersebut, bahwa perjalanan beliau yang pertama, berakhir di laut Hitam. "Sampai tatkala ia mencapai ujung yang paling Barat, ia menjumpai matahari terbenam dalam sumber yang berlumpur hitam." (18:86). Ternyata bahwa yang dimaksud sumber yang berlumpur hitam ialah Laut Hitam.

Selanjutnya diuraikan dalam surat tersebut, kisah perjalanan beliau ke Timur "Sampai tatkala ia mencapai tempat terbitnya matahari, ia menjumpai matahari terbit di atas kaum yang tak Kami beri perlindungan dari (matahari) itu" (18:90). Selanjutnya diuraikan tentang perjalanan beliau ke Utara. "Sampai tatkala ia mencapai (suatu tempat) diantara dua bukit" (18:93).

Yang dimaksud dua bukit ialah pegunungan Armenia dan Azarbaijan. Dalam perjalanan ke Utara ini, raja Dhul-Qarnain berjumpa dengan suatu kaum yang berlainan bahasanya, artinya, mereka tak mengerti bahasa Persi. Kaum ini mengajukan permohonan kepada raja Dhul-Oarnain sbb: "Wahai Dhul-Qarnain! Sesungguhnya Ya'juj wa-Ma'juj itu membuat kerusakan di bumi. Bolehkah kami membayar upeti kepada engkau, dengan syarat sukalah engkau membangun sebuah rintangan antara kami dan mereka" (18:94).

Selanjutnya Al-Qur'an menerangkan, bahwa raja Dhul-Qarnain benar-benar membangun sebuah tembok** dan sehubungan dengan itu, Al-Qur'an menyebut-nyebut besi dan tembaga sebagai bahan untuk membangun pintu gerbang:

"Berilah aku tumpukan besi, sampai tatkala (besi) itu memenuhi ruangan di antara dua bukit, ia berkata: 'Bawalah kemari cairan tembaga yang akan kutuangkan di atasnya' (18:96). Dalam ayat 97 diterangkan, bahwa tatkala tembok itu selesai, mereka (Ya'juj wa-Ma'juj) tak dapat menaiki itu, dan tak dapat pula melobangi itu. Dalam ayat 98, raja Dhul-Qarnain menerangkan, bahwa bagaimanapun kuatnya, tembok ini hanya akan berfaedah sampai jangka waktu tertentu, dan akhirnya tembok ini akan runtuh. Lalu kita akan dihadapkan kepada peristiwa yang lain. "Dan pada hari itu, Kami akan membiarkan sebagian mereka (Ya'juj wa-Ma'juj) bertempur melawan sebagian yang lain" (18:99).

*[Kata Dhul-Qarnain makna aslinya "mempunyai dua tanduk", tetapi dapat berarti pula "orang yang memerintah dua generasi", atau, "orang yang memerintah dua kerajaan. Makna terakhir ini diberikan oleh musafir besar Ibnu Jarir. Dalam kitab perjanjian lama, Kitab Nabi Daniel, terdapat uraian tentang impian nabi Daniel, dimana ia melihat seekor domba bertanduk dua. Impian itu ditafsirkan dalam al-Kitab dengan kata-kata sebagai berikut: "Adapun domba jantan, yang telah kau lihat dengan tanduk dua pucuk, yaitu raja Media dan Persi, (Daniel 8:20). Diantara raja Media dan Persi, yang paling cocok dengan gambaran Al-Quran, ialah raja Darius I (521-485 sebelum Kristus).

Jewish Encyclopaedia menerangkan sbb : "Darius adalah negarawan yang ulung. Peperangan yang beliau lakukan hanyalah dimaksud untuk membulatkan tapal-batas kerajaannya, yaitu di Armenia, Kaukasus, India, sepanjang gurun Turania dan dataran tinggi Asia Tengah". Pendapat ini dikuatkan oleh Encyclopaedia Britannica sbb: "Tulisan yang diukir dalam batu menerangkan bahwa raja Darius adalah pemeluk agama Zaratustra yang setia. Tetapi beliau juga seorang negarawan yang besar. Pertempuran yang beliau lakukan, hanyalah untuk memperoleh tapal-batas alam yang kuat bagi kerajaannya, demikian pula untuk menaklukkan suku bangsa biadab di daerah perbatasan. Jadi, raja Darius menaklukkan bangsa biadabdi pegunungan Pontic dan Atmenia,dan meluaskan kerajaan Persia sampai Kaukasus"].

**[Rintangan atau tembok yang diuraikan disini ialah tembok yang termasyur di Derbent (atau Darband) yang terletak di pantai Laut Kaspi. Dalam kitab Marasidil - Ittila', kitab ilmu-bumi yang termasyur, terdapat uraian tentang hal itu. Demikian pula dalam kitabnya lbnu at-Faqih. Encyclopaedia Biblica menjelaskan tembok itu sbb :.Derbent atau Darband adalah sebuah kota kerajaan Persi di Kaukasus, termasuk propinsi Daghistan, di pantai Barat laut Kaspi… Di ujung sebelah Selatan, terletak Tembok Kaukasus yang menjulang ke laut, yang panjangnnya 50 mil, yang disebut Tembok Alexander…Tembok ini seluruhnya mempunyai ketinggian 29 kaki, dan tebal ± 10 kaki; dan dengan pintu gerbangnya yang dibuat dari besi, dan berpuluh-puluh menara-pengintai, merupakan pertahanan tapal-batas kerajaan Persi yang kuat].

ARTI DAJJAL DAN YA'JUJ WA-MA'JUJ

Dajjal disebutkan berulang-ulang dalam Hadits, sedangkan Ya'juj wa-Ma'juj bukan saja disebutkan dalam Hadits, melainkan pula dalam Al-Qur'an. Dan kemunculannya yang kedua kalinya ini dihubungkan dengan turunnya Al-Masih.

Kata Dajjal berasal dari kata dajala, artinya, menutupi (sesuatu). Kamus Lisanul-'Arab mengemukakan beberapa pendapat mengapa disebut Dajjal. Menurut suatu pendapat, ia disebut Dajjal karena ia adalah pembohong yang menutupi kebenaran dengan kepalsuan. Pendapat lainnya mengatakan, karena ia menutupi bumi dengan bilangannya yang besar. Pendapat ketiga mengatakan, karena ia menutupi manusia dengan kekafiran. Keempat, karena ia tersebar dan menutupi seluruh muka bumi.

Pendapat lain mengatakan, bahwa Dajjal itu bangsa yang menyebarkan barang dagangannya ke seluruh dunia, artinya, menutupi dunia dengan barang dagangannya. Ada juga pendapat yang mengatakan, bahwa ia dijuluki Dajjal karena mengatakan hal-hal yang bertentangan dengan hatinya, artinya, ia menutupi maksud yang sebenarnya dengan kata-kata palsu.

Kata Ya'juj dan Ma juj berasal dari kata ajja atau ajij dalam wazan Yaf'ul; kata ajij artinya nyala api. Tetapi kata ajja berarti pula asra'a, maknanya berjalan cepat. Itulah makna yang tertera dalam kamus Lisanul-'Arab. Ya'juj wa-Ma'juj dapat pula diibaratkan sebagai api menyala dan air bergelombang, karena hebatnya gerakan.

Teror Kata Berkedok "Kasih"

Teror kata berkedok 'kasih' terbukti ampuh menaklukkan kekuatan Islam dibanding teror fisik berkekuatan 'cluster bomb'
oleh : Adian Husaini *

"Aku datang untuk menemui ummat Islam, tidak dengan senjata tapi dengan kata-kata, tidak dengan kekuatan tapi dengan logika, tidak dalam benci tapi dalam cinta."

Henry Martyn, missionaris

Perang Salib telah gagal, begitu kata Henry Martyn. Karena itu, untuk "menaklukkan" dunia Islam perlu resep lain: gunakan "kata, logika, dan kasih". Bukan kekuatan senjata atau kekerasan.

Hal senada dikatakan misionaris lain, Raymond Lull, "Saya melihat banyak ksatria pergi ke Tanah Suci, dan berpikir bahwa mereka dapat menguasainya dengan kekuatan senjata, tetapi pada akhirnya semua hancur sebelum mereka mencapai apa yang mereka pikir bisa diperoleh."

Lull mengeluarkan resep: Islam tidak dapat ditaklukkan dengan darah dan air mata, tetapi dengan cinta kasih dan doa. Menurut Eugene Stock, mantan sekretaris redaksi Church Missionary Society, tidak ada figur yang lebih heroik dalam sejarah Kristen dibandingkan Raymond Lull. Lull adalah misionaris pertama dan mungkin terbesar yang menghadapi para pengikut Muhammad.

Ungkapan Lull dan Martyn itu ditulis oleh Samuel M Zwemmer, misionaris Kristen terkenal di Timur Tengah, dalam buku Islam: A Challenge to Faith (1907). Buku yang berisi resep untuk "menaklukkan" dunia Islam itu disebut Zwemmer sebagai "beberapa kajian tentang kebutuhan dan kesempatan di dunia para pengikut Muhammad dari sudut pandang missi Kristen".

Bagi para missionaris, mengkristenkan kaum Muslim adalah keharusan. Dalam laporan tentang Konferensi Seabad Misi-misi Protestan Dunia (Centenary Conference on the Protestant Missions of the World) di London (1888), tercatat ucapan Dr George F Post, "Kita harus menghadapi Pan-Islamisme dengan Pan-Evangelisme. Ini merupakan pertarungan hidup dan mati." Selanjutnya, dia berpidato, "... kita harus masuk ke dalam Arabia; kita harus masuk ke Sudan; kita harus masuk ke Asia Tengah; dan kita harus mengkristenkan orang-orang ini atau mereka akan berbaris mengarungi gurun-gurun, dan mereka akan menyapu laksana api melahap kekristenan kita dan melahapnya."

Kasus Turki Utsmani

Kekuatan "kata" dan "kasih" model Henry Martyn perlu dicatat secara serius. Perang pemikiran ini biasanya dijalankan dengan sangat halus, berwajah manis (seperti penampilan Paul Wolfowitz yang murah senyum). Tetapi cara ini justru lebih manjur, tanpa disadari si Korban.

Ahmad Wahib, yang kini dibangkit-bangkitkan lagi oleh sejumlah kalangan, bisa jadi merupakan "korban teror" sehingga dia jadi ragu tentang kebenaran Islam. Banyak cendekiawan Muslim yang jadi korban setelah menerima pemikiran dan berbagai fasilitas. Anehnya, mereka merasa "tercerahkan" sehingga bersemangat mengadopsi dan menyebarkan "pemikiran yang dianggap baru" kepada kaum Muslimin. Padahal Allah telah memperingatkan dalam Al-Quran Surat Al-Hijr ayat 39:

"Iblis berkata: Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya."

Kaum Yahudi juga sangat mafhum akan kekuatan teror "kata" dan "kasih". Begitu dahsyat sehingga mampu menghancurkan imperium besar (Utsmani) yang telah berusia hampir 700 tahun. Bagi Zionis, Turki Utsmani adalah penghalang utama mewujudkan negara Yahudi di Palestina.

Bagi Kristen-Eropa, Turki Utsmani adalah ancaman serius. Pendiri Kristen-Protestan, Martin Luther, menyatakan, "Kekuatan anti-Kristus adalah Paus dan Turki sekaligus". Bernard Lewis menggambarkan, begitu takutnya sampai ada doa agar Tuhan menyelamatkan mereka dari kejahatan Paus dan Turki (Islam and the West, 1993).

Turki Ustmani sulit digulung dengan kekuatan senjata, tapi bisa ditekuk dari dalam oleh kelompok Turki Muda (The Young Turk) dengan "kata-kata". Setelah 1908, praktis kekuasaan di Ustmani sudah dipegang oleh kelompok ini, melalui organisasi Committee anda Union Progress (CUP) yang beranggotakan para cendekiawan Turki yang telah ter-Barat-kan (westernized). Tiga Presiden Tukri modern (sampai tahun 1960) adalah aktivis SUP.

Bagi mereka, Barat (Eropa) adalah "kiblat" untuk mencapai kemajuan. Abdullah Cevdet, seorang pendiri CUP, mengatakan, "Yang ada hanya satu peradaban, dan itu adalah peradaban Eropa. Karena itu, kita harus meminjam peradaban Barat, baik bunga mawar maupun durinya sekaligus."

Dalam buku The Young Turk in Position yang diterbitkan Oxford Univeristy Press (1955), cendekiawan Turki M. Sukru Hanioglu mencatat bahwa kelompok ini berideologi positivesme, materialisme, dan nasionalisme. Hebatnya CUP juga memiliki kader-kader di tentara Ustmani, yang kemudian memegang kekuasaan Turki Modern. Salah satunya adalah Musthafa Kemal Ataturk.

Menurut Prof. Halil Inalcik, "Revolusi Kemal Atatturk" mengambil konsep sosial Darwinsm. Karena itu, setelah berkuasa, Ataturk mem-Barat-kan Turki sepenuhnya, sampai soal-soal pakaian dan bahasa. Soal khilafah, Atatturk berpendapat, "Gagasan satu kekhalifahan, yang menjalankan otoritas religius bagi seluruh umat Islam, adalah gagasan yang diambil dari khayalan, bukan dai kenyataan."

Gerakan SUP di akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20 sangat penting dicermati, karena mereka mampu menggunakan "kata-kata" untuk melumpuhkan :"kekuasaan" Sultan Utsmani. Terutama, dengan kolaborasi dengan gerakan Zionis, setelah Kongfres Zionis Pertama (1897). Cevdet dan sejumlah aktivis CUP memang simpatisan Yahudi dan gerakan Zionis.

Freedom and Liberation

Tokoh-tokoh CUP juga berkolaborasi dengan Freemansonry di Turki. Menurut Dr. Sukru Hanioglu, dosen Universitas Islambul, saat itu aktivis Freemansonry memiliki hubungan erat dengan kelompok The Ottoman Freedom Society (Osmanli Hurriet Cemiyati) yang dibentuk tahun 1906. Tokoh Freemanson, Celanthi Scalieri, adalah pendiri loji The Lights of the East (Envar-I Sarkiye) yang beranggotakan sejumlah politisi, jurnalis, dan agamawan terkemuka (seperti Ali Sefkati, pemimpin redaksi Koran Istiqlal, dan Pangeran Muhammad Ali Halim, pemimpin Freemansonry Mesir).

Di sinilah nucleus faksi Turki Muda lahir. Gagasan utamanya mengelaborasikan kata Freedom (kemerdekaan/kebebasan) dan Liberation (pembebasan). Gerakan Scalieri mendapat dukungan sejumlah negara kuat, terutama Inggris. Itu bias dipahami, karena sejak ratusan tahun, Utsmani dianggap sebagai ancaman bagi Kristen Barat. Pengaruh Freemansonry terhadap gerakan liberal dan kebebasan Turki sangat kuat, sehingga Sukltan pun tidak berdaya.

Gerakan pembebasan di Turki ini mendapat inspirasi kuat dari dua peristiwa besar, yaitu Revolusi Prancis dan kemerdekaan Amerika Serikat. A New Encyclopedia of Fremansonry (1996) mencatat bahwa George Washington, Thomas Jefferson, John Hancoc, dan Benjamin Franklin adalah aktivis Freemansonry. Begitu juga tokoh gerakan pembebasan Amerika Latin, Simon Bolivar, dan Jose Rizal di Filipina.

Ide pokok Freemansonry adalah ,Liberty, Egality and Fraternity?. Di bawah jargon inilah, jutaan orang "tertarik" untuk melakukan apa yang disebut sebagai "kemerdekaan sejati bagi seluruh rakyat dari tirani politik maupun tirani sistem kerohanian".

Tampaknya waktu itu Sultan Abdul Hamid II diposisikan sebagai "kekuatan tiran". Dalam konteks gerakan pembebasan pemikiran, yang diposisikan sebagai tirani sistem kerohanian adalah ?teks-teks Al-Quran dan Sunnah?, juga khazanah-khazanah Islam klasik karya ulama Islam terkemuka. Masih ditelusuri lebih jauh, seberapa jauh hubungan antara gerakan liberal dalam konteks pemikiran Islam dengan gerakan Freemasonry. Yang jelas, Rene Guenon, guru Frithjof Schuon (pelopor gagasan pluralisme) misalnya, adalah aktivis Freemasonry.

Juga masih diselidiki, adakah misalnya pengaruh aktivitas Jamaluddin Al-Afghani di Freemasonry dengan pemikiran Muhammad Abduh atau tafsir al-Manar-nya Rasyid Ridla Yang jelas, jargon-jargon pembebasan dari ?teks?, dan dekonstruksi tafsir Quran (lalu menggantinya dengan metode hermeneutika yang banyak digunakan dalam tradisi Bibel), cukup sering terungkap.

Bahkan, bagi Mohamed Arkoun misalnya, Mushaf Utsmani diposisikan sebagai "tiran" yang perlu dipersoalkan. Kata Arkoun, "persoalannya, berkaitan dengan proses historis pengumpulan Al-Quran menjadi mushaf resmi kian lama kian tidak masuk akal di bawah tekanan resmi khalifah, karena Al-Quran telah digunakan sejak permulaan negara Islam untuk melegitimasi kekuasaan dan menyatukan ummat."

Kekuatan ,kata dan 'kasih" terbukti ampuh dalam menaklukkan kekuatan-kekuatan Islam, yang biasanya disimbolkan dengan ungkapan tidak simpatik seperti "ortodoks", "beku", "berorientasi masa lalu", dan "emosional". Kolaborasi cendekiawan Turki, Kristen-Eropa, dan Zionis-Yahudi berhasil menggulung Turki Utsmani. Ironisnya, dua dari empat orang yang menyerahkan surat pemecatan Sultan Abdul Hamid II (1909) adalah non-Muslim. Salah satunya, Emmanuel Karasu (tokoh Yahudi).

Teror fisik seperti cluster bomb-nya Amerika dalam invasi di Iraq, mudah memancing reaksi besar. Ratusan ribu aktivis Islam turun ke jalan, menentang serangan AS ke Irak. Namun kalau menghadapi teror "kata" berselubung "kasih", kaum Muslimin biasanya terlambat sadar. Dampaknya pun biasanya memakan waktu lama. Ummat Islam akan tenang-tenang saja meskipun setiap detik diteror dengan kata-kata indah itu. Bisa melalui media massa, atau ucapan tokoh-tokoh ummat sendiri. Apakah sejarah masih akan berulang untuk kaum Muslim Indonesia? Wallahu a?lam.*

ARTIKEL KEISLAMAN: Jejak Kristen dalam Islamic Studies

ARTIKEL KEISLAMAN: Jejak Kristen dalam Islamic Studies

Jejak Kristen dalam Islamic Studies

Di Indonesia, belakangan sejumlah cendekiawan Muslim mengimpor ide dan teori-teori pemikir Barat, yang kebanyakan diambil dari tradisi Kristen. Di mana, Islam diposisikan seolah-olah sebagai “agama yang kebenarannya belum final”
Oleh
DR.Syamsuddin Arif,MA*


Dunia pemikiran Islam di Indonesia kini memasuki “wajah baru” menyusul membanjirnya arus pemikiran Barat dalam studi keislaman (Islamic studies). Berbagai perguruan tinggi, baik Islam maupun Kristen, menawarkan program Religious Islamic Studies yang banyak mengacu pada pola kajian Barat. Sekitar dua dekade lalu, banyak sarjana Islam mulai berbondong-bondong pergi ke Barat untuk belajar Islam.

Lepas dari soal pro-kontra keunggulan dan kelemahan “metode Barat”, dukungan dana dan fasilitas akademik yang baik menyebabkan gelombang sarjana Muslim yang belajar Islamic studies ke Barat, sulit dibendung. Setiap tahun, ratusan sarjana Muslim Indonesia menyerbu McGill University, University of Leiden, Chicago University, Melbourne University, Hamburg University, dan sebagainya.

Soal belajar memang bisa dimana saja. Yang penting adalah sikap dan daya kritis sarjana Muslim terhadap “sajian” Barat. Prof HM Rasjidi, misalnya, meskipun lulusan Sorbonne University, Prancis, ia mampu mengembangkan daya kritisnya terhadap gagasan-gagasan sekulerisasi. Prof Naquib al-Attas juga jebolan Barat (University of London), tetapi justru berhasil menyusun pola-pola kajian Islam untuk “menandingi” Barat.

Yang menjadi pertanyaan, perlukah mengambil metode kajian keislaman (Islamic studies) dari Barat? Para penyokong gagasan ini biasanya beralasan bahwa metode Barat diperlukan untuk mengembangkan dan memecahkan kebekuan studi Islam, khususnya di lembaga-lembaga pendidikan tinggi Islam.

Diantaranya, dengan memperkenalkan metode penelitian empiris (seperti yang biasa dipakai dalam sosiologi dan antropologi agama), teori-teori baru, dan pemikiran-pemikiran kontemporer dalam ilmu sosial dan humaniora, seperti “teori interaksi simbol” (symbolic interaction)-nya Herbert Mead, teori tindakan komunikatif (theory of communicative action)-nya Habermas, “arkeologi ilmu” (archeology of knowledge)-nya Foucault, “strategi dekonstruksi”-nya Derrida, atau hermeneutiknya Gadamer —untuk menyebut sejumlah contoh saja.

Sebab, menurut Prof. Dr. Mastuhu, “Jika diamati secara mendalam, studi keislaman di IAIN dan di tanah air pada umumnya masih banyak didominasi oleh pendekatan normatif (dogmatis) dan kurang wawasan empiris-historis.” (Lihat: Tradisi Baru Penelitian Agama Islam. Bandung: Pusjarlit dan Penerbit Nuansa, 1998, hlm. x).

Karena itu, menurut para penyokong metode Barat, mempelajari dan menguasai gagasan-gagasan para pemikir Barat menjadi suatu “keharusan”.

Persoalannya, tentu bukan sekedar belajar. Bukan transfer pengetahuan semata, lalu selesai. Tetapi, sejauh mana para sarjana Muslim mampu menyadari berbagai konsekuensi dari alih metodologi dan impor pemikiran tersebut —terutama yang menyangkut masalah-masalah yang di dalam tradisi dikategorikan sebagai “yang sudah mapan” (tsawabit)— yang oleh Arkoun disebut sebagai “the unthinkable”, seperti persoalan-persoalan akidah, otentisitas al-Qur’an, kehujjahan hadits Nabi Muhammad Saw, dan sebagainya.

Pengalaman Kristen

Patut dicatat, suatu ide atau teori tidaklah muncul begitu saja, tanpa sejumlah asumsi dan presuposisi. Demikian pula gagasan pemikiran, tidak bisa terlepas dari konteks peradaban di mana teori itu dilahirkan. Suatu teori juga seringkali merupakan refleksi dari pergolakan dan krisis intelektual sang pemikir.

Pemikiran Imam al-Ghazali dan Ibnu Taymiyyah, misalnya, mencerminkan pergumulan intelektual dalam Islam. Sedangkan pemikiran Augustine, Aquinas, Pascal, dan Heidegger adalah beberapa contoh kasus pergolakan pemikiran dalam sejarah Kristen.

Tanpa menafikan hal-hal yang sifatnya universal dalam setiap pemikiran, tidak dapat dinafikan sama sekali adanya perbedaan-perbedaan prinsipil yang melandasi dan melatarbelakangi suatu gagasan. Misalnya, dalam ajaran Islam, Tidak ada tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah saja (laa ilaaha illa Allah). Ini berbeda dengan doktrin trinitas dalam Kristen — bahwa ada Tuhan Bapak, Tuhan Anak (Yesus), dan Roh Kudus.

Pergumulan teologi dalam Kristen bisa dijadikan contoh kasus. Untuk menjelaskan teologi “three-in-one” yang cukup pelik ini, St Anselm harus menulis Cur Deus Homo, St Augustine menulis de Trinitate dan mengumandangkan slogan: “Credo ut intellegam” (aku percaya supaya aku bisa mengerti). Ungkapan senada dilontarkan oleh Tertullian: “Credo quia absurdum!” (aku beriman justru karena doktrin tersebut tidak masuk akal).

Dalam kamus Latin-inggris, ‘absurdum’ diartikan: irrational, senseless, against reason or common sense, clearly false or foolish, dan ridiculuous.

Mengakui betapa sulitnya mencerna apalagi mengimani teologi semacam itu, St Jerome menyatakan: “De mysterio Trinitatis recta confessio est ignoratio scientia” (misteri trinitas hanya dapat diimani dengan mengakui bahwa kita tidak bisa memahaminya). (baca: Proem ad 1.xviii in Isaias, dalam Patrologiae Latinae Cursus Completus, ed. Abbé Jacques-Paul Migne. Paris: Imprimerie Catholique, 1844-55).

Nah, dari kasus pergumulan teologi Kristen inilah muncul gagasan yang menyatakan perlunya menjembatani dan mempertemukan antara iman dan akal. Dan memang, sejarah intelektual Kristen adalah serangkaian upaya mencairkan konflik “faith” versus “reason”, konflik antara “dogma” dan “filsafat”, “agama” dan “sains”, dan seterusnya. Karena itu bisa difahami mengapa Siger de Brabant dikecam, Bruno di-eksekusi, Galileo di-immurasi (dibakar), dan Spinoza dikucilkan (ex-communicated).

Juga bisa dimaklumi mengapa Nietzsche memproklamirkan kematian Tuhan dan menyanjung Anti-Christ, lalu Feuerbach mengkritik doktrin trinitas (Dalam: Das Wesen des Christentums. Berlin: Akademie Verlag, 1956, Bab XXIV).

Bahkan Russell merasa perlu menjelaskan mengapa ia sampai murtad dari agamanya, antara lain:

“Saya katakan sungguh-sungguh bahwa agama Kristen, sebagai yang diorganisasi oleh gereja-gerejanya, telah dan masih merupakan musuh prinsipil bagi perkembangan moral dunia.” (Lihat: Why I am not a Christian. London: Routledge, 1992, hlm. 25)

Hal yang sama tidak terjadi dalam Islam —kecuali ada oknum-oknum yang sok ikut-ikutan Nietzche, misalnya, supaya dianggap filosof hebat. Karena itu, orang Islam semestinya tidak asal meminjam pendekatan studi agama yang diterapkan di Barat.

Berbeda dengan kitab suci al-Qur‘an bukan hanya diyakini sebagai Kalamullah tapi juga tidak diragukan lagi otentisitas (keaslian)nya, status Bibel masih diperdebatkan, karena sejarah penulisan dan proses transmisinya yang cukup complicated. (Lihat: Bruce M Metzger, The Text of the New Testament: Its Transmission, Corruption and Restoration. Oxford: Clarendon Press, 1968; dan The Cambridge History of the Bible. Cambridge: Cambridge University Press, 1969)

Karena itu tidak mengherankan bila kemudian Textus Receptus Bible diabaikan, dan timbul studi kritik teks, Quellenuntersuchungen, hermeneutika dan sebagainya. Ini diikuti dengan gagasan sekularisasi, yang muncul sebagai reaksi terhadap dominasi dan intervensi Gereja, gerakan reformasi yang dipelopori Luther, dan aliran liberal yang mengkritik dogmatisme iman Kristiani, menyerukan perlunya mencari ‘historical Jesus’ dan menolak doktrin ke-serbasempurnaan-an (impeccability) Paus. (Lihat: Kenneth S. Latourette, A History of Christianity. San Francisco: Harper & Row, 1975)

Jadi, apakah orang Islam sebaiknya ikut-ikutan memperlakukan al-Qur’an sebagaimana orang Kristen memperlakukan Bibel?

Hikmah

Mungkin ada yang berpendapat, “Mengapa tidak?” Bukankah Rasulullah Saw menyuruh kaum Muslimin mengambil hikmah dari mana pun sumbernya? Betul. Persoalannya, harus tahu membedakan antara emas dan besi berkarat, antara shampo dan oli, antara yang bermanfaat dan yang merusak.

Jangan karena terpikat dengan iklan oli, lalu digunakan untuk mencuci rambut. Ketika kaum Muslimin di zaman Bani Umayyah dan sesudahnya menerjemahkan dan mempelajari karya-karya filosof dan saintis Yunani, mereka tidak lantas menjadi skeptik, agnostik atau atheis, tidak melecehkan Nabi Muhammad Saw dan syari‘at yang dibawanya, dan tidak menjadi sekular atau liberal.

Contohnya banyak. Untuk menjadi seorang saintis yang manfaatnya terasa hingga zaman sekarang, al-Biruni tidak perlu menjadi seorang sekular atau liberal.

Mengingat fakta-fakta tersebut di atas, sangat disesalkan bila sejumlah cendekiawan Muslim mengimpor begitu saja ide-ide dan teori-teori para pemikir Barat, lalu menerapkannya untuk mengutak-atik Islam. Seraya mereka mengabaikan asumsi-asumsi teologis yang terkandung dalam pemikiran tersebut serta dampak negatif yang ditimbulkannya.

Lebih parah, jika gagasan-gagasan impor tersebut dijadikan panduan untuk mencari kebenaran dalam Islam. Islam diposisikan seolah-olah juga “agama yang kebenarannya belum final”.

Mereka mencari pencerahan (Aufklarung) dan penerangan (enlightenment) dalam kegelapan. Tak ubahnya orang yang berjalan dalam gelap-gulita sambil berusaha mendapatkan sepercik api (kamatsalil-ladzii istawqada naaran, Al-Baqarah:17).

Mereka akan jatuh, terperosok atau —kalaupun bisa jalan— tersesat. Perjalanan mencari kebenaran semacam itu tak akan kunjung selesai. Mereka terus search dan tidak akan berhenti re-search kebenaran, karena setiap kali kebenaran datang, mereka relatifkan atau bahkan mereka tolak sama sekali.

Dekonstruksi Aqidah Islam

Wawancara Ulil Abshar Abdalah dengan Jalaludin Rachmat berjudul “Kafir itu Label Moral, bukan Aqidah”, mengatakan, istilah "kafir" sudah tidak relevan. Baca Catatan Akhir Pekan DR.Adian Husaini,MA ke-24 Kamis (25 September 2003) banyak berita menarik yang muncul berbagai website media massa. Hampir semua media menampilkan berita tentang kerusuhan di Sumbawa Besar yang menewaskan satu orang dan mencederai 11 lainnya. Koran Berbahasa Inggris The Jakarta Post masih memuat poling calon presiden oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA, yang mengunggulkan Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai calon presiden RI 2004-2009. Dari Israel muncul berita menarik: 9 orang pilot Israel terancam dipecat karena menolak menembaki penduduk sipil Palestina.

Berita pembangkangan pilot Israel ini juga dimuat oleh situs Harian Republika dan juga Islamonline.net.

Berita tentang pilot Israel ini cukup menarik. Koran Haaretz, melaporkan peristiwa ini cukup detail. Pekan lalu, 27 mantan pilot Israel membuat pernyataan menolak melakukan aksi di wilayah Palestina. Dari 27 orang itu, 9 pilot masih aktif di AU Israel. Ke-9 orang itulah yang kini diskors dan terancam dipecat, jika mereka menolak mencabut pernyataan yang telah mereka sebarluaskan ke media massa. Para pilot Israel itu menyatakan, serangan udara di wilayah Palestina merupakan tindakan illegal dan amoral. Di antara pilot pembangkang itu adalah Brigadir Jenderal (Purn) Yiftah Spector, komandan squadron dalam Perang tahun 1973.

Mereka menyatakan, mereka akan menolak terlibat dalam serangan udara terhadap penduduk Palestina di wilayah itu. "We, both veteran and active pilots, who have served and who still serve the state of Israel, are opposed to carrying out illegal and immoral orders to attack, of the type Israel carries out in the territories," begitu pernyataan mereka. Berita-berita seperti ini segera menarik media internasional, karena merupakan perlawanan dari dalam tubuh zionis Israel sendiri.

Berita-berita itu dari sudut jurnalistik memang menarik – dalam arti, mudah menarik minat pembaca untuk mengikutinya. Namun, disamping berita-berita seputar perkembangan sosial, politik dalam negeri, dan politik internasional, ada berita-berita dan tulisan-tulisan yang sebenarnya sangat perlu mendapatkan perhatian serius dan terus-menerus oleh kaum Muslimin di Indonesia adalah berita-berita dan artikel-artikel yang muncul si website Jaringan Islam Liberal (JIL). Mengapa?

Sebab: Pertama, berita-berita dan artikel-artikel itu disiarkan secara luas oleh berbagai media massa. Selain melalui jaringan Koran Jawa Pos di berbagai daerah, berita-berita di website ini juga disiarkan melalui jaringan radio satelit Kantor Berita Radio 68H, yang kini dipancarteruskan oleh radio Emsa 91,45 FM Bandung; Anisa Tritama 92, 15 FM Garut; FM Merak 93,55 FM Banten; Unisi 104,75 Jogyakarta; TOP 89,7 FM Semarang; PAS 101,2 Pati; Elviktor 94,6 FM Surabaya; Sonya 106,5 FM Medan; Suara Andalas 103 FM Lampung; Gema Hikmah Ternate, 103 FM Maluku Utara; Suara Selebes 100,2 FM Gorontalo; SPFM 103,7 FM Makassar, Ujung Pandang; Nusantara Antik 105,8 FM Banjarmasin; Mandalika 684 AM Lombok; DMS 100,9 FM Ambon, Maluku; Volare 103 FM Pontianak; Bulava 100,2 FM Poso; Elbayu 954 AM Gresik, Jawa Timur; Suara Padang 102,3 FM Sumatera Barat. Daftar radio ini terus diusahakan untuk bertembah lagi.

Kedua, berita dan artikel itu ditulis dan diucapkan oleh orang-orang yang memiliki otoritas, baik secara kelembagaan Islam maupun kepakaran atau latar belakang pendidikan. Dalam situasi pertarungan opini secara bebas, maka kedua factor tersebut memegang perenan penting untuk “memenangkan” pertarungan opini di Indonesia. Opini akan membentuk image, dan jika image itu ditanamkan secara terus menerus, maka akan membentuk satu persepsi di tengah masyarakat.

Kamis (25-9-2003) itu ada sejumlah artikel yang muncul di website islamlib.com, diantaranya: “Depolitisasi Syariat Islam”, “Hermeneutika Ayat-ayat Perang”, “Teori Konspirasi selalu Meneror Kebenaran”, “Kafir itu Label Moral, bukan Aqidah”, dan sebagainya. Yang perlu kita cermati kali ini adalah tulisan yang berjudul “Kafir itu Label Moral, bukan Aqidah”, yang merupakan wawancara Ulil Abshar Abdalla dengan Dr. Djalaludin Rachmat dari Bandung. Djalaludin Rahmat ditanya: “Lantas bagaimana dengan konsepsi tentang orang kafir yang sering diteriakkan juga oleh mereka yang merasa berjuang di jalan Allah itu; apakah konsep ini sudah tepat penggunaannya?

Jawabnya: “Konsep tentang kafir masih tetap relevan, karena sebagai istilah, dia ada di dalam Alqur’an dan Sunnah. Hanya saja, mungkin kita harus merekonstruksi maknanya lagi --bukan mendekonstruksi. Saya berpendapat, kata kafir dan derivasinya di dalam Alqur’an selalu didefinisikan berdasarkan kriteria akhlak yang buruk. Dalam Alqur’an, kata kafir tidak pernah didefinisikan sebagai kalangan nonmuslim. Definisi kafir sebagai orang nonmuslim hanya terjadi di Indonesia saja.

Saya ingin mencontohkan makna kafir dalam redaksi Alqur’an. Misalnya disebutkan bahwa orang yang kafir adalah lawan dari orang yang berterima kasih. Dalam Alqur’an disebutkan, “immâ syâkûran waimmâ kafûrâ (bersukur ataupun tidak bersukur); lain syakartum la’azîdannakum walain kafartum inna ‘adzâbî lasyadîd (kalau engkau bersukur, Aku akan tambahkan nikmatku, kalau engkau ingkar (nikmat) sesungguhnya azabku amat pedih). Di sini kata kafir selalu dikaitkan dengan persoalan etika, sikap seseorang terhadap Tuhan atau terhadap manusia lainnya. Jadi, kata kafir adalah sebuah label moral, bukan label akidah atau keyakinan, seperti yang kita ketahui.

Tanya Ulil Abshar lagi: Jadi, orang yang perangai sosialnya buruk meskipun seorang muslim bisa juga disebut orang kafir?

Djalaludin Rahmat: Betul. Saya sudah mengumpulkan ayat-ayat Alqur’an tentang konsep kafir. Dari situ ditemukan, kata kafir juga dihubungkan dengan kata pengkhianat, dihubungkan dengan tindak kemaksiatan yang berulang-ulang, atsîman aw kafûrâ. Kafir juga bermakna orang yang kerjanya hanya berbuat dosa, maksiat.

Selain itu, orang Islam pun bisa disebut kafir, kalau dia tidak bersyukur pada anugerah Tuhan. Dalam surat Al-Baqarah misalnya disebutkan, “Innalladzîna kafarû sawâ’un ‘alaihim aandzartahum am lam tundzirhum lâ yu’minûn.” Artinya, bagi orang kafir, kamu ajari atau tidak kamu ajari, sama saja. Dia tidak akan percaya. Walaupun agamanya Islam, kalau ndableg nggak bisa diingetin menurut Alqur’an disebut kafir. Nabi sendiri mendefinisikan kafir (sebagai lawan kata beriman) dengan orang yang berakhlak buruk. Misalnya, dalam hadis disebutkan, “Tidak beriman orang yang tidur kenyang, sementara tetangganya lelap dalam kelaparan.”)

Itulah wawancara antara Ulil dengan Djalaluddin Rahmat. Kita bisa melihat, bagaimana aneh dan ganjilnya penjelasan Djalaluddin Rahmat tentang konsep kafir dalam Islam itu. Memang, secara etimologis, orang yang tidak bersyukur bisa disebut kafir. Allah berfirman, jika jika seorang bersyukur, maka Allah akan menambah nikmat-Nya, dan jika dia kufur, maka sesuangguhnya azab Allah sangat pedih. Tetapi, dalam ayat-ayat lainnya, al-Quran juga menggunakan kata kufur untuk orang-orang non Muslim dan orang-orang yang menyimpang aqidahnya. Misalnya, surat al-Bayyinah menjelaskan, bahwa sesungguhnya orang-orang kafir, dari kalangan ahlul kitab dan musyrikin, mereka akan masuk ke dalam neraka jahannam. Surat al-Maidah ayat 72-75 juga menjelaskan, sungguh telah kafirlah orang-orang yang menyatakan, bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga; atau yang menyatakan, bahwa Allah SWT itu sama dengan Isa Ibnu Maryam.

Bahkan, al-Quran juga memuat satu surat khusus, yaitu surat Al-Kafirun, yang dengan tegas menyatakan, “Hai orang-orang kafir, aku tidak menyembah apa yang kamu sembah.” Jadi, ayat ini jelas berkaitan dengan aqidah, yaitu aspek peribadahan. Oleh sebab itu, sangatlah aneh, jika seorang pakar yang terkenal, seperti Djalaluddin Rahmat menyatakan: “Jadi, kata kafir adalah sebuah label moral, bukan label akidah atau keyakinan, seperti yang kita ketahui.” Apalagai, dia katakana: “Dalam Alqur’an, kata kafir tidak pernah didefinisikan sebagai kalangan nonmuslim. Definisi kafir sebagai orang nonmuslim hanya terjadi di Indonesia saja.”

Al-Quran yang manakah yang dikaji oleh Djalaluddin Rahmat? Ribuan ulama Islam telah menulis tafsir dan mereka tidak pernah berbeda pendapat tentang istilah “kafir” untuk sebutan bagi orang non-muslim. Di dalam al-Quran surat Mumtahanah ayat 10, disebutkan tentang dalil larangan perkawinan antara wanita muslimah dengan orang-orang kafir. Dalam ayat ini ada redaksi “Falaa tarji’uuhunna ilal kuffaar”. Janganlah kamu kembalikan wanita-wanita muslimah yang berhijrah itu kepada kuffar. Karena, wanita-wanita muslimah itu tidak halal bagi kaum kuffar itu dan kaum kuffar itu pun tidak halal bagi mereka (laa hunna hillun lahum, wa laa hum yahilluuna lahunn). Kata kuffaar dalam ayat itu jelas menunjuk kepada identitas idelogis, yaitu orang non-muslim. Bukan orang muslim yang perangainya buruk.

Pendapat Djalaluddin Rahmat tentang “kafir” itu lebih jauh dari pendapat Nurcholish Madjid. Dalam bukunya, “Islam Agama Peradaban” (2000) Nurcholish Madjid menyatakan, bahwa Ahlul Kitab tidak tergolong Muslim, karena mereka tidak mengakui, atau bahkan menentang kenabian dan Kerasulan Nabi Muhammad s.a.w. dan ajaran yang beliau sampaikan. Oleh karena itu dalam terminologi al-Quran mereka disebut "kafir", yakni, "yang menentang", atau "yang menolak", dalam hal ini menentang atau menolak Nabi Muhammad s.a.w. dan ajaran beliau, yaitu ajaran agama Islam.

Jika dicermati, tampaknya, kaum Muslim saat ini memang didesak hebat untuk meninggalkan istilah “kafir” sebagai sebutan bagi orang-orang non-muslim. Di Indonesia masalah itu sudah sering mulai dilontarkan. Tokoh-tokoh dari kalangan NU seperti Ulil Abshar Abdalla, menyatakan, bahwa: “Semua agama sama. Semuanya menuju jalan kebenaran. Jadi, Islam bukan yang paling benar. (GATRA, edisi 21 Desember 2002), “Larangan kawin beda agama, dalam hal ini antara perempuan Islam dengan lelaki non-Islam, sudah tidak relevan lagi. (Kompas, 18 November 2002).” Dari kalangan pimpinan Muhammadiyah, Dr. Abdul Munir Mulkhan, menyatakan: “Jika semua agama memang benar sendiri, penting diyakini bahwa surga Tuhan yang satu itu sendiri terdiri banyak pintu dan kamar. Tiap pintu adalah jalan pemeluk tiap agama memasuki kamar surganya.”

Di Malaysia, pernah ramai ungkapan seorang menteri beragama Hindubernama Sammy Vellu, yang menyatakan keberatan disebut sebagai kafir. Dalam sebuah kuliah umum yang dihadiri kalangan akademisi dan eksekutif di Gedung Asia Pacific Develompent Center, Kuala Lumpur, tanggal 16 Agustus 2003, Prof. Dr. Syed Muhammad Nuquib al-Attas, ditanya: apakah masih boleh digunakan sebutan kafir kepada kaum non-Muslim, karena hal itu dianggap mengganggu keharmonisan hubungan antar pemeluk agama? Ketika itu, Prof. Al-Attas menjawab, bahwa istilah itu adalah istilah dalam al-Quran, dan ia tidak berani mengubah istilah itu. Namun, dengan catatan, sebutan itu bukan berarti digunakan untuk menunjuk-nunjuk dan memanggil kaum non-Muslim, “Hai kafir!” Kaum Muslim cukup memahami, bahwa mereka kafir, mereka bukan muslim.

Sosok pemikir Muslim seperti Al-Attas kini mulai banyak diperbincangkan di dunia internasional. Ia dikenal sangat gigih dalam memperjuangkan proses Islamisasi dan menolak sekularisasi Barat. Meskipun lulusan Islamic Studies di McGill University kanada dan University of London, al-Attas sejak tahun 1970-an sudah mengingatkan kaum Muslimin, bahwa tantangan terbesar umat Islam saat ini adalah Barat. Dalam bukunya “Risalah untuk Kaum Muslimin” yang terbit pertama tahun 1973, ia sudah menyatakan, bahwa antara Islam dan Barat terjadi konfrontasi yang abadi, yang ia sebut sebagai “permanent confrontation”. Sosok dan kiprah al-Attas bisa disimak dalam Dialog Jumat Republika, Jumat, 27 September 2003.

Apa yang dilakukan kelompok Islam Liberal dengan melakukan dekonstruksi terhadap istilah “kafir” akan memiliki dampak yang serius terhadap aqidah Islam. Dan ini adalah proyek puluhan tahun dari para orientalis Barat. Sejumlah orientalis sudah lama menggulirkan gagasan istilah “Islam” dengan I besar dan “islam” dengan i kecil. Nurcholish Madjid, dalam pidatonya di TIM tahun 1992, juga menggulirkan gagasan islam sebagai ‘unorganized religion”. Bahwa, Islam lebih tepat dimaknai sebagai agama dalam pengertian “berserah diri” kepada Tuhan. Dengan makna seperti itu, siapa pun, asal berserah diri kepada Tuhan dapat dikatakan sebagai “muslim”.

Kini, istilah “kafir” bagi kaum non-Muslim, juga mulai digempur. Mengapa? hal ini tidak lain merupakan refleksi dari sejarah dan pengalaman kaum Kristen terhadap agama mereka sendiri. Berbeda dengan Islam, Kristen dan Yahudi adalah agama sejarah. Nama agama ini pun muncul dalam sejarah. Jesus tidak pernah memberi nama agama yang dibawanya. Istilah Kristen, berasal dari nama Kristus (Yunani: Kristos), yang artinya Juru Selamat (dalam bahasa Ibarni disebut sebagai Messiah). “Nasrani” menunjuk pada nama tempat, Nazareth. Yahudi (Judaisme) bahkan baru abad ke-19 muncul sebagai istilah untuk menyebut satu agama. Dalam bukunya berjudul, Judaism, Pilkington, menceritakan, bahwa pada tahun 1937, rabbi-rabbi di Amerika sepakat untuk mendefinisikan: “Judaism is the historical religious experience of the Jewish people.” Jadi, agama Yahudi, adalah agama sejarah. Penamaan, tata cara ritualnya, dibentuk oleh sejarah. Agama Kristen juga begitu, karena Yesus memang tidak meninggalkan tata cara ritual atau teologi seperti yang dikenal sekarang.

Ini sangat berbeda dengan Islam. Nama agama ini diberikan oleh Allah. Kata “Islam”, selain memiliki makna berserah diri, adalah nama agama. Surat Ali Imran ayat 19 dan 85 jelas-jelas menunjuk pada makna Islam sebagai nama agama, sebagai “proper name”. Jadi, bukan nabi Muhammad saw yang memberi nama agama ini. Maka, pada abad-abad ke-18 dan 19, para orientalis berusaha keras untuk menyebut Islam dengan “Mohammedanism”. Tetapi, upaya mereka gagal. Selain itu, sejak awal, Islam sudah merupakan agama yang sempurna. Islam sudah selesai. Allah menegaskan: “Al-yauma akmaltu lakum diinakum”. Berbeda dengan agama lain, tata cara ritual Islam sudah selesai sejak masa nabi Muhammad saw. Teologi dan ritualitas islam tidak dibentuk oleh sejarah. Dari contoh sederhana ini saja, jelas menunjukkan, Islam memang berbeda dengan agama lain. Sebagai insitusi agama, islam adalah institusi yang sah di mata Allah. Kaum Muslim yakin kan hal ini.

Karena itulah, Islam memang mengenal perbedaan antara Muslim dan non-Muslim; antara Muslim dan kafir. Dengan itu bukan berarti orang yang lahir sebagai Muslim otomatis selamat, karena orang yang secara formal menyatakan sebagai Muslim, belum tentu akan selamat di Hari Kiamat, jika ia bodoh, ingkar terhadap ajaran Allah, atau munafik. Soal sorga dan neraka akan dibuktikan nanti di Akhirat. Tetapi, bagi seorang Muslim, keyakinan, bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar di mata Allah, adalah bagian prinsip dari keimanan Islam. Jika orang lain ragu dengan agamanya sendiri, mengapa keraguan ini diikuti oleh sebagian kaum Muslim?

Selama beratus-ratus tahun menjajah Indonesia secara fisik, Belanda tidak berhasil mengubah atau meruntuhkan “bangunan” atau “epistemology” Islam. Struktur ajaran Islam yang prinsipal, seperti bangunan “Islam-kafir” tidak berhasil diusik. Di kawasan Melayu, siapa yang keluar dari Islam, dan memeluk agama lain, tidak diakui lagi sebagai bagian dari Melalyu. Begitu yang terjadi di Minang, Aceh, Madura, Betawi, Sunda, dan sebagainya. Kini, di era hegemoni Barat, justru dari kalangan Muslim sendiri yang bergiat meruntuhkan bangunan pokok Islam.

Hal-hal seperti ini perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari kalangan Muslim. Sebab, dampaknya akan dapat dilihat pada sekitar 10-20 tahun mendatang. Kita akan melihat, bagaimana akhir pertarungan pemikiran ini pada masa-masa itu. Apa yang akan terjadi, dan apakah upaya dekonstruksi bangunan Islam ini akan berhasil? Semoga Allah SWT melindungi kaum Muslim. Amin.

PLURALISME AGAMA

Pluralisme muncul sarat muatan politis, yang tak lebih sebagai respons politis terhadap kondisi masyarakat Kristen Eropa akibat perlakuan dikriminatif dari gereja

Menelusuri lahirnya gagasan liberalisme dan pluralisme agama. Gagasan Protestanistik yang kini digandrungi sebagian kaum Muslimin

Proses liberalisasi sosial politik, yang menandai lahirnya tatanan dunia abad modern, semakin marak. Disusul kemudian dengan liberalisasi atau globalisasi (baca: penjajahan model baru) ekonomi. Wilayah agama pun, pada gilirannya, dipaksa harus membuka diri untuk diliberalisasikan.

Sejak era reformasi gereja abad ke-15, wilayah yurisdiksi agama telah direduksi, dimarjinalkan, dan didomestikasikan sedemikian rupa. Hanya boleh beroperasi di sisi kehidupan manusia yang paling privat. Dan saat ini, agama tetap masih dianggap tidak cukup kondusif (atau bahkan mengganggu) bagi terciptanya tatanan dunia baru yang harmoni, demokratis, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan HAM seperti toleransi, kebebasan, persamaan, dan pluralisme. Seakan-akan semua agama adalah musuh demokrasi, kemanusiaan, dan HAM. Oleh karenanya agama harus mendekonstruksikan-diri (atau didekonstruksikan secara paksa) agar, menurut bahasa kaum liberal, merdeka dan bebas dari kungkungan teks-teks dan tradisi yang jumud serta sudah tak sesuai lagi dengan semangat zaman.

Proses liberalisasi sosial politik di Barat telah melahirkan tatanan politik yang pluralistik yang dikenal dengan pluralisme politik". Liberalisasi agama harus bermuara pada terciptanya suatu tatanan sosial yang menempatkan semua agama pada posisi yang sama dan sederajat, sama benarnya dan sama relatifnya. Orang menyebutnya sebagai pluralisme agama

Pluralisme, Gagasan Protestanistik

Paham liberalisme pada awalnya muncul sebagai mazhab sosial politis. Oleh karenanya, wacana pluralisme yang lahir dari rahimnya, termasuk gagasan pluralisme agama, juga lebih kental dengan nuansa dan aroma politik. Maka tidak aneh jika gagasan pluralisme agama itu sendiri muncul dan hadir dalam kemasan pluralisme politik (political pluralism), yang merupakan produk dari liberalisme politik (political liberalism).

Jelas, faham liberalisme tidak lebih merupakan respons politis terhadap kondisi sosial masyarakat Kristen Eropa yang plural dengan keragaman sekte, kelompok, dan mazhab. Namun kondisi pluralistik semacan ini masih terbatas dalam masyarakat Kristen Eropa untuk sekian lama, baru kemudian pada abad kedua puluh berkembang hingga mencakup komunitas-komunitas lain di dunia.

Saat itu, hembusan angin pluralisme yang mewarnai pemikiran Eropa khususnya, dan Barat secara umum, rupanya belum mengakar kuat dalam kultur masyarakat. Beberapa sekte Kristen masih mengalami perlakuan dikriminatif dari gereja. Hal itu misalnya dialami sekte Mormon, yang tetap tidak diakui oleh gereja karena dianggap gerakan heterodoks. Diskriminasi ini berlangsung sampai akhir abad kesembilan belas, ketika muncul protes keras dari Presiden Amerika Serikat, Grover Cleveland (1837-1908).

Ada pula doktrin "di luar gereja tidak ada keselamatan". Ini tetap dipegang teguh oleh Gereja Katolik hingga dilangsungkannya Konsili Vatikan II pada awal tahun 1960-an, yang mendeklarasikan doktrin keselamatan umum, bahkan bagi agama-agama selain Kristen.

Jadi, gagasan pluralisme agama sebenarnya merupakan upaya peletakan landasan teoritis dalam teologi Kristen untuk berinteraksi secara toleran dengan agama lain. Gagasan pluralisme agama adalah salah satu elemen gerakan reformasi pemikiran agama atau liberalisasi agama yang dilancarkan oleh Gereja Kristen pada abad ke-19. Gerakan ini kemudian dikenal dengan Liberal Protestantism. Pelopornya adalah Friedrich Schleiermacher.

Memasuki abad ke-20, gagasan pluralisme agama semakin kokoh dalam wacana pemikiran filsafat dan teologi Barat. Muncul tokoh gigih, seperti teolog Kristen liberal Ernst Troeltsch (1865-1923). Dalam sebuah makalahnya yang berjudul "Posisi Agama Kristen di antara Agama-agama Dunia" yang disampaikan dalam sebuah kuliah di Universitas Oxford (1923), Troeltsch melontarkan gagasan pluralisme agama secara argumentatif. Menurutnya, semua agama, termasuk Kristen, selalu mengandung elemen kebenaran dan tidak satu agama pun yang memiliki kebenaran mutlak. Konsep ketuhanan di muka bumi ini beragam dan tidak tunggal.

Ada lagi William E Hocking. Gagasannya ditulis dalam buku Re-thinking Mission (1932) dan Living Religions and A World Faith. Ia tanpa ragu-ragu memprediksi akan munculnya model keyakinan atau agama universal baru yang selaras dengan konsep pemerintahan global.

Gagasan serupa datang dari sejarawan Inggris ternama, Arnold Toynbee (1889-1975), dalam karyanya An Historian's Approach to Religion (1956) dan Cristianity and World Religions (1957). Juga teolog dan sejarawan agama Kanada, Wilfred Cantwell Smith. Dalam buku Towards A World Theology (1981), Smith mencoba meyakinkan perlunya menciptakan konsep teologi universal atau global yang bisa dijadikan pijakan bersama bagi agama-agama dunia dalam berinteraksi dan bermasyarakat secara damai dan harmonis. Nampaknya karya tersebut memuat saripati pergolakan pemikiran dan penelitian Smith, dari karya-karya sebelumnya The Meaning and End of Religion (1962) dan Questions of Religious Truth (1967).

Dua dekade terakhir abad ke-20, gagasan pluralisme agama telah mencapai fase kematangan. Kemudian menjadi sebuah wacana pemikiran tersendiri pada dataran teologi dan filsafat agama modern. Fenomena sosial politik juga mengetengahkan realitas baru kehidupan antar agama yang lebih nampak sebagai penjabaran, kalau bukan dampak dari (atau bahkan suatu proses sinergi) gagasan pluralisme agama ini.

Dalam kerangka teoritis, pluralisme agama pada masa ini telah dimatangkan oleh beberapa teolog dan filosof agama modern. Konsepsinya lebih lihai, agar dapat diterima oleh kalangan antar agama. John Hick telah merekonstruksi landasan-landasan teoritis pluralisme agama sedemikian rupa, sehingga menjadi sebuah teori yang baku dan populer.

Hick menuangkan pemikirannya dalam buku An Interpretation of Religion: Human Responses to the Transcendent. Buku ini diangkat dari serial kuliahnya pada tahun 1986-1987, yang merupakan rangkuman dari karya-karya sebelumnya.

Ternyata, fenomena yang murni Protestanistik atau terjadi dalam kerangka gerakan reformasi Protestan secara khusus ini, masih mendominasi pemikiran orang-orang Protestan hingga akhir abad ke-19. Sedangkan Kristen Katolik cenderung tidak menerima gagasan pluralisme agama, dan tetap berpegang teguh pada doktrin "di luar gereja tidak ada keselamatan hingga akhirnya Konsili Vatikan II berlangsung.

Wabah Pluralisme dalam Islam

Dalam wacana pemikiran Islam, wacana pluralisme agama masih merupakan hal baru dan tidak mempunyai akar ideologis atau bahkan teologis yang kuat. Gagasan pluralisme agama lebih merupakan perspektif baru yang ditimbulkan oleh proses penetrasi kultural Barat modern dalam dunia Islam.

Pendapat ini diperkuat oleh realitas bahwa gagasan pluralisme agama dalam wacana pemikiran Islam, baru muncul pada masa-masa pasca Perang Dunia II. Yaitu ketika mulai terbuka kesempatan besar bagi generasi-generasi muda Muslim untuk mengenyam pendidikan di universitas-universitas Barat sehingga mereka dapat berkenalan dan bergesekan langsung dengan budaya Barat.

Dalam waktu yang sama, gagasan pluralisme agama menembus dan menyusup ke wacana pemikiran Islam. Antara lain melalui karya-karya pemikir-pemikir mistik Barat Muslim seperti Rene Guenon (Abdul Wahid Yahya) dan Frithjof Schuon (Isa Nuruddin Ahmad).

Karya-karya mereka ini, khususnya Schuon dengan bukunya The Transcendent Unity of Religions, sangat sarat dengan pemikiran-pemikiran dan tesis-tesis atau gagasan-gagasan yang menjadi inspirasi dasar bagi tumbuh-kembangnya wacana pluralisme agama.

Barangkali Seyyed Hossein Nasr, seorang tokoh Muslim Syi'ah moderat, adalah tokoh yang paling bertanggung jawab dalam mempopulerkan gagasan pluralisme agama di kalangan Islam tradisional. Suatu prestasi; yang kemudian mengantarkannya pada sebuah posisi ilmiah kaliber dunia yang sangat bergengsi selevel nama-nama besar seperti Ninian Smart, John Hick, dan Annemarie Schimmel.

Nasr mencoba menuangkan tesisnya tentang pluralisme agama dalam kemasan sophia perennis atau perennial wisdom (al-hikmat al-khalidah, atau ;kebenaran abadi). Yaitu sebuah wacana menghidupkan kembali kesatuan metafisikal (metaphysical unity) yang tersembunyi di balik ajaran dan tradisi-tradisi keagamaan yang pernah dikenal manusia semenjak Adam alaihis-salam. Menurut Nasr, memeluk atau meyakini satu agama dan melaksanakan ajarannya secara keseluruhan dan sungguh-sungguh, berarti juga memeluk seluruh agama, karena semuanya berporos kepada satu poros, yaitu kebenaran hakiki yang abadi.

Perbedaan antar agama dan keyakinan, menurut Nasr, hanyalah pada sombol-simbol dan kulit luar. Inti dari agama tetap satu. Dari sini dapat dilihat bahwa pendekatan Nasr ini sejatinya tidak jauh berbeda dengan pendekatan-pendekatan yang ada pada umumnya. Suatu hal yang membuat kita bertanya-tanya, apakah tesis Nasr ini mempunyai justifikasi yang solid dalam tradisi pemikiran Islam yang diklaimnya sebagai basis dari bangunan pemikirannya?

Saat ini wacana pluralisme agama modern muncul dengan berbagai trend dan bentuknya. Ini menggambarkan sebuah fakta secara telanjang bahwa betapa dominan dan hegemoniknya Barat, baik dari segi politik, ekonomi, peradaban, maupun kultur. Sebuah fakta yang untuk menjamin eksistensi dan kelestariannya, meniscayakan adanya semacam legitimasi relijius, atau apa yang disebut Peter L Berger sebagai sacred canopy (tirai suci). Dan itu harus sejalan dengan logika kemanusiaan modern yang berlandaskan pada asas toleransi dan kebebasan, atau lebih tepatnya, liberalisme.

Obsesi Barat ini kentara sekali dan sulit untuk ditutup-tutupi, sebagaimana nampak dari upaya-upaya serius yang dilakukannya untuk mensosialisasikan gagasan ini. Bahkan mereka tak segan melakukan tekanan politik, ekonomi, maupun militer terhadap negara-negara lain yang enggan menerapkan gagasan pluralisme. Semua harus mau bernaung di bawah jargon Tatanan Dunia Baru yang dicanangkan Amerika Serikat pada awal sembilan puluhan dari abad yang lalu.* (Bersambung)

(*Dosen Ilmu Perbandingan Agama pada International Islamic University, Malaysia)

Tulisan ini diambil dari rubrik "Tsaqafah", Majalah Hidayatullah, edisi Agustus 2004

KUMPULAN HADIST QUDSI

ALLAH MEMPERBOLEHKAN UMAT MUHAMMAD MELAKUKAN SUJUD DI HARI QIYAMAT
--------------------------------------------------------------------------------
Artinya :

Dari Abu Rurdah dari ayahnya, ia berkata : Rasulullah saw. bersabda: "Apabila Allah mengumpulkan makhluk pada hari Qiyamat, maka Allah mengizinkan umat Muhammad untuk bersujud, lalu mereka sujud lama, Kemudian diucapkan : "Angkatlah kepalamu, karena Kami telah menjadikan hari-harimu itu sehagai tebusanmu dari neraka (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).


ALLAH MENGGENGGAM BUMI .... KEMUDIAN BERFIRMAN : "AKULAH RAJA".
-------------------------------------------------------------------------------
Artinya :

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : "Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Allah menggenggam bumi dan rnelipat langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian bertirman : "Akulah Raja, dimanakah raja-raja bumi ?" (Hadits ditakhrij oleh Rukhari).

Artinya :

Dari Abdullah bin Umar ra. Sesungguhnya Allah menggenggam bumi atau bumi-bumi dan langit-langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian Dia berfirman : "Aku Raja". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Artinya :

Dari Abdullah ra. dia berkata : "Datanglah salah seorang pendeta kepada Rasulullah saw. pendeta itu berkata : "Wahai Muhammad, sesungguhnya kami dapati bahwa Allah menjadikan langit atas satu jari dan bumi-bumi atas satu jari, pohon atas satu jari dan semua makhluk atas satu jari, dan Allah berfirman : "Akulah Raja". Nabi saw tertawa sehingga tampak gigi taring beliau, membenarkan kata-kata pendeta itu, kemudian Rasulullah saw. membaca : "Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya, Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Artinya :

Dari Ubaidillah bin Muqassim, bahwasanya dia melihat kepada Abdullah bin Umar ra., bagaimana Rasulullah mengisahkan, beliau bersabda : "Allah mengambil langit dan bumi-bumi dengan keduanya-Nya dan berfirman : "Akulah Allah sambil menggenggam jari-jari-Nya serta membentangkannya, Akulah Raja", sehingga saya melihat mimbar, bahagian bawahnya itu bergerak, sampai saya berkata : "Apakah mimbar itu akan menjatuhkan Rasulullah saw. ?". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).

Artinya :

Dari Ibnu Umar ra. bahwasanya ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda diatas mimbar : "Allah Yang Maha Pemaksa itu mengambil langit dan bumi­bumi dengan kedua tangan-Nya dan menggenggam dengan tangan-Nya. Ia mulai menggenggam dan membentangkannya, kemudian berfirman : "Akulah Pemaksa, dimanakah para tukang paksa ? dimanakah orang-orang yang sombong?". Rasulullah mencontohkan dengan tangan kanannya dan dengan tangan kirinya, sehingga saya melihat mimbar bergerak dari bahagian bawahnya, sampai aku berkata : "Apakah mimbar itu akan jatuh, wahai Rasulullah saw. ?". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).

Artinya :

Dari Ibnu Umar ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Allah menggulung langit pada hari Qiamat, kemudian Ia mengambil dengan tangan kanan-Nya, lalu Allah berfirman "Akulah Raja, dimanakah para tukang paksa ? Dimanakah orang-orang yang sombong ? Kemudian Dia menggulung bumi-bumi, kemudian mengambilnya. Ibnu 'Ala' berkata: "Dengan tanganNya yang lain lalu berfirman : "Akulah Raja, dimanakah para tukang paksa ? Dimanakah orang­-orang yang sombong?". (Hadits ditakhrij oleh Abu Dawud).


BALASAN MEMUSUHI WALI-WALI ALLAH DAN SEUTAMA-UTAMA AMAL UNTUK MENDEKAT KAN DIRI KEPADA ALLAH TA'ALA


--------------------------------------------------------------------------------
Artinya .

Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda : "Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman: "Barangsiapa yang memusuhi waliKu, maka Aku telah mengumumkan perang kepadanya. HambaKu tidak mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang paling Aku sukai dari pada sesuatu yang Aku fardhukan atasnya. HambaKu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan sunnat-sunnat sampai Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya maka Aku menjadi pandangan yang untuk mendengarnya, penglihatan yang untuk melihatnya, tangan yang untuk menamparnya dan kaki yang untuk berjalan olehnya. Jika ia memohon kepadaKu, niscaya Aku benar­benat memberinya. Jika ia memohon kepadaKu, niscaya Aku benar-benar melindunginya. Dan Aku tidak bimbang terhadap sesuatu yang Aku iakukan seperti kebimbanganKu terhadap jiwa hambaKu yang beriman yang mana ia tidak senang mati sedang Aku tidak senang berbuat buruk terhadapnya". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

BELAS KASIH DAN DO'A NABI BAGI UMAT BELIAU

--------------------------------------------------------------------------------
Artinya :

Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra. bahwasanya Nabi saw membaca firman Allah tentang Ibrahim saw. :

"RABBI INNAHUNNA ADL-LALNA KATSIRAN MINAN NAASI FAMAN TABIANII FA INNAHU MINNI"

(Wahai Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan dari pada manusia, maka barang siapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan Ku). (Ibrahim : 36).

Dan 'Isa saw berkata :

“IN TU’ADZDZIBHUM FA INNAHUM IBAADUKA WA IN TAGHFIR LAHUM FA INNAKA ANTAL ‘AZIIZUL HAKIIM"

(Jika engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana). (Al Maidah : 118).

Beliau mengangkat kedua tangan seraya bersabda : "Wahai Umatku, ... umatku", dan beliau menangis, Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad - sedang Tuhanmu lebih mengetahui - tanyalah kepadanya : "Apakah yang menyebabkan kamu menangis ?". Jibril as datang kepada beliau lalu bertanya kepada beliau, maka utusan Allah itu memberitahukan kepadaNya akan apa yang disabdakan beliau, - padahal Allah lebih mengetahui, - lalu Allah Ta'ala berfirman kepada Jibril : "Pergilah kepada Muhammad dan katakan : "Sesungguhnya Kami akan ridha terhadap umatmu dan Kami tidak berbuat buruk kepadamu". (Hadits ditakhrij oleh Muslim).

Artinya :

Dari Tsauban, ia berkata : Rasulullah saw: bersabda : "Sesungguhnya Allah memperlihatkan bumi kepadaku, lalu aku melihat timur dan baratnya, dan sungguh kerajaan umatku akan sampai kepada bumi yang ditampakkan kepadaku. Aku diberi dua perbendaharaan yaitu merah dar putih. Sungguh aku mohon kepada Tuhanku bagi umatku agar tidak dihancurkan dengan tahun yang umum, dan tidak dikuasai oleh musuh selain diri mereka sendiri, lalu ia memusnahkan golongan mereka". Sesungguhnya Tuhanku berfirman : "Wahai Muhammad, sesungguhnya apabila saya menetapkan suatu ketetapan maka ketetapan itu tidaklah tertolak. Dan sesungguhnya Aku memberi kamu akan umatmu tidak Aku hancurkan dengan tahun yang umum, dan Aku tidak menguasakan musuh atas mereka selain diri mereka sendiri yang memusnahkan golongan mereka, walaupun berkumpul atas mereka dari seluruh penjuru" - atau Dia berfirman : "Dari seluruh penjuru bumi - sehingga sebagian dari mereka menghancurkan sebagian yang lain, dan sebagian dari mereka menawan terhadap sebagian yang lain". (Hadits ditakhrij oleh Muslim).

BARANG SIAPA YANG SENANG UNTUK BERTEMU DENGAN ALLAH MAKA ALLAH SENANG UNTUK BERTEMU DENGANNYA

-------------------------------------------------------------------------------
Artinya :

bersabda : "Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Apabila hamba-Ku senang bertemu dengan Ku, maka Aku senang untuk bertemu dengan-Nya, apabila ia benci bertemu dengan-Ku, maka Aku benci bertemu dengannya. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Artinya :

Dari Ubaidah bin Ash Shamit ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Barang siapa yang senang untuk bertemu dengan Allah, maka Allah senang untuk bertemu dengannya, dan barang siapa yang benci untuk bertemu dengan-Nya (Allah), maka Allah benci untuk bertemu dengannya". Aisyah atau sebagian isteri beliau berkata : "Sesungguhnya kami tidak senang kematian". Beliau bersabda : "Bukan begitu, tetapi seorang Mu'min apabila kedatangan maut (mati) diberi khabar gembira dengan keridhaan dan kemurahan Allah, sehingga tidak ada sesuatu yang lebih disukai dari pada apa yang dihadapinya, maka ia senang bertemu dengan Allah dan Allah senang bertemu dengannya. Dan sesungguhnya orang-orang katir, apabila kedatangan maut diberi khabar gembira dengan azab dan siksaan Allah, maka tidak ada sesuatu yang lebih dibenci dari pada apa yang dihadapinya. Ia tidak senang bertemu dengan Allah dan Allah tidak senang bertemu dengannya". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Artinya :

Dari Nabi saw, beliau bersabda : "Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah, maka Allah senang bertemu dengannya, dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah, maka Allah benci bertemu dengannya". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Artinya :

Dari Aisyah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah maka Allah senang bertemu dengannva, dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah, maka Allah benci bertemu dengannya . Sedang mati adalah sebelum bertemu dengan Allah". (Hadits ditakhrij oleh Muslim).

Artinya :

Dari Aisyah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah, maka Allah senang bertemu dengannya. Dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah maka Allah benci bertemu dengannya. Saya berkata : "Wahai Nabi Allah, apakah benci mati itu ? "Masing-masing dari kami membenci mati". Beliau bersabda : "Bukanlah demikian, tetapi orang Mu'min apabila diberi khabar gembira dengan rahmat dan keridhaan Allah serta surga-Nya, maka ia senang bertemu dengan Allah, dan A'lah senang bertemu dengannya, dan sesungguhnya orang kafir apabila diberi khabar gembira dengan siksa Allah dan kemurkaan-Nya, maka ia benci bertemu dengan Allah dan Allah benci bertemu dengannya". (Hadits ditakhrij oleh Muslim).

Artinya :

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah, maka Allah senang bertemu dengannya, dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah, maka Allah benci bertemu dengannya". Syuraih berkata : Saya datang kepada Aisyah ra. saya berkata : "Wahai Ummul Mu'minin, saya mendengar Abu Hurairah menyebutkan sebuah hadits dari Rasulullah saw., jika demikian, kami telah binasa". Aisyah berkata : "Sesungguhnya orang yang binasa adalah orang yang binasa dengan sabda Rasulullah saw Apakah itu ?". Ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah maka Allah senang bertemu dengannya. Dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah, maka Allah benci bertemu dengannya. Tidak seorang pun diantara kami melainkan ia benci kematian". Aisyah bekata : Rasulullah saw telah menyabadakannya ; Bukan seperti pendapatmu tetapi apabila penglihatan telah membalik, dada telah kembang kempis, kulit telah menggigil, dan jari-jari telah menggenggam, ketika itulah .... "Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah maka Allah senang bertemu dengannya. Dan barang siapa benci bertemu dengan Allah maka Allah benci bertemu dengannya". (Hadits ditakhrij oleh Muslim).

%%%%%%%%%%%%%%

Artinya :

Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : "Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : "Apabila hamba-Ku senang bertemu dengan Ku, maka Aku senang bertemu dengan-Nya, dan jika ia benci bertemu dengan-Ku, maka Aku benci bertemu dengannya". (Hadits ditakhrij oleh Malik).\


BESOK DIHARI QIYAMAT AKAN DIKATAKAN KEPADA NABI ADAM : "KELUARKAN KETURUNANMU YANG MASUK NERAKA".
--------------------------------------------------------------------------------
Artinya :

Dari Abu Said Al Khudri ra., ia berkata : Nabi saw bersabda : "Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman pada hari Qiyamat : "Wahai Adam". Adam lalu menjawab : "Ya", wahai Tuhan kami", dan Adam dipanggil dengan suara : "Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk mengeluarkan utusan dari keturunanmu ke neraka". Ia menjawab: "Wahai Tuhanku, berapa utusan keneraka itu ?" Dia berfirman : "Dari setiap seribu Aku kira sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang, ketika itu orang yang hamil melahirkan kandungannya dan anak menjadi beruban, kamu melihat orang-orang itu mabuk, namun (sebenarnya) mereka tidak mabuk tetapi siksa Allah itu amat hebat, dimana hal itu menyempitkan manusia sehingga wajah-wajah mereka berubah. Nabi saw bersabda : "Dari Ya'juj dan Ma'juj sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan dari kamu seorang, kemudian kamu dikalangan manusia seperti rambut hitam dilambung lembu putih atau seperti rambut putih di lambung lembu hitam. Dan sungguh aku berharap kamu menjadi seperempat penghuni syorga". Maka kami bertakbir. Kemudian "sepertiga" penghuni syorga, maka kami bertakbir, kemudian "Separoh" penghuni syorga", maka kami bertakbir". Abu Usamah berkata dari Al A'masy, kamu lihat manusia itu mabuk, namun mereka tidaklah mabuk". Beliau bersabda : "Dari setiap seribu orang sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).


BERDIRINYA HAMBA DI HADAPAN TUHAN PADA HARI QIYAMAT DAN PARA NABI DITANYA TENTANG TABLIGH
--------------------------------------------------------------------------------
Artinya :

Dari Adi bin Hatim ra., ia berkata : Dulu saya disisi Rasulullah saw kemudian datanglah dua orang laki-laki : Salah satunya mengadukan kemiskinan dan yang lain mengadukan penyamun. Maka Rasulullah saw bersabda : "Adapun penyamun, sesungguhnya datang kepadamu hanya sedikit, sehingga keluarlah kafilah ke Makkah tanpa penjaga. Dan kemiskinan, maka sesungguhnya Qiyamat itu tidak terjadi sehingga seseorang diantaramu mengedarkan sedekahnya, ia tidak mendapati orang yang mau menerima sedekahnya itu. Kemudian sungguh seseorang diantaramu berdiri dihadapan Allah, yang diantaranya dan diantara Tuhan tidak ada tabir dan tidak ada penterjemah yang menterjemahkannya. Kemudian sungguh Dia berfirman kepadanya : "Tidakkah aku memberikan harta kepadamu ?" Maka sungguh ia menjawab : "Ya". Lalu sungguh Tuhan berfirman lagi : "Tidakkah diutus kepadamu seorang Rasul ?" Maka sungguh dia menjawab : "Ya". Kemudian dia melihat ke kekanannya, maka dia tidak melihatnya kecuali api. Lalu ia melihat ke kirinya, maka dia tidak melihatnya kecuali api, maka hendaklah seseorang diantaramu takut kepada neraka walaupun dengan separuh kurma, dan jika dia tidak mendapati, maka dengan kata­kata yang baik". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Artinya :

Dari Shafwan bin Muhriz, ia berkata : "Ketika Ibnu Umar sedang thawaf, tiba-tiba datanglah seorang lelaki, lalu berkata : "Wahai ayah Abdur Rahman, atau ia berkata "Wahai Ibnu Umar, apakah engkau mendengar Nabi saw tentang percakapan ?". Maka Ibnu Umar menjawab : "Saya mendengar Nabi saw bersabda : "Orang mu'min dekat dari TuhanNya - Dan Hisyam berkata : orang mu'min dekat yakni dari Tuhannya, sehingga Dia meletakkan lambung Nya atasnya, lalu ia mengakui dosa-dosanya : "(Tuhan berfirman) : Mengakui". Ia berkata : "Tuhan, saya mengakuinya", dua kali. Tuhan berfirman : "Aku menutupi dosa-dosa itu di dunia, dan hari ini Aku mengampuninya”, Kemudian dilipat lembaran (catatan) kebaikan-kebaikannya, adapun orang-orang lain - atau orang-orang kafir, mereka itu dipanggil diatas para saksi yaitu:


'HA-ULA-ILLADZIINA KADZABUU ‘ALLA RABBI­HIMALAA LA’NATULLAAHI ‘ALAZHZHAALIMIIN"

(Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka. Ingatlah la'nat Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zhalim). (Hud : 18). (Hadits ditakharij oleh Bukhari).

RASULPUN SUKA BERMAIN BERSAMA ANAK

Rasulpun senang bermain dengan anak
Usman Bin Madh’un menghadap Rasulullah saw. dengan membawa anak kecilnya. Rasulullah saw. bertanya, “Ini anakmu?”, “benar yaa Rasulullah”. “Kamu mencintainya, ya Usman”, “sungguh, demi Allah, saya mencintainya ya Rasulullah”. “Mau kubuat cintamu bertambah kepadanya?”, “mau ya Rasulullah”. Kemudian Rasulullah bersabda. “Barang siapa menyenangkan hati anak keturunannya sehingga menjadi senang. Allah akan membuatnya merasa senang sehingga diakhirat ia benar-benar akan merasa senang” (HR. Ibnu Asakir)
Rasulullah adalah pendidik yang hebat, sangat faham psikologi anak, faham bagaimana cara orang tua mencintai anak dan bagaimana cara agar anak dapat mencintai orang tuanya. Diapun tahu bagaimana membahagiaan dan menyenangkan anak, dengan sambutan hangat, mencium kening, memeluknya dan bermain besamanya.
Kita tentu faham, bahwa senang dan gembira adalah kebutuhan fitrah manusia, demikian halnya pada anak. Sifat ini sangat lekat dengan prilaku kehidupannya sebagai dunia bermain, tentu dengan membantu pada tahapan – tahapan tugas perkembangan dalam ilmu Psikologi sangat besar nilainya untuk menumbuhkan sikap keteladanan sehingga pada akhirnya menjadi sebuah karakter, selain itu dapat memotivasi jiwa untuk menggali potensi dan kreativitas anak. Ketika Rasulullah bersama anak-anak maka terlihat betapa cinta, sayang dan dekatnya dengan anak. Salah satu bentuknya adalah dilakukan dengan menemani anak bermain dan berprilaku seperti layaknya anak-anak. Dengan sikap demikian maka anak-anak pun sangat mencintai dan menyayangi Rasulullah. Dalam ilmu Psikologi kita mengenal teori lekat. Dengan pola permainan yang diterapkan oleh Rasulullah betapa beliau sangat menjiwai dan sangat berempati pada perasaan anak – anak tersebut, dan memang begitulah seharusnya yang mesti dilakukan dan untuk masa kini tentu masih sangat relevan untuk diteladani dan diikuti bagi para Pendidik yang peduli pada anak – anak
Bagi orang dewasa bermain hanya sekedar mengisi waktu senggang, tetapi bagi anak bermain sangat penting. Karena dengan bermain anak akan menumbuhkan semangat hidup, kecerdasan dan kreativitas. Agar kita bermain bersama anak dapat memiliki manfaat positif dan bermakna berikut beberapa kisah yang pernah dilakoni Rasulullah dan yang lainnya.
1. Senang bercanda
Dengan bermain bersama anak seperti dengan canda dan gurauan membantu anak melahirkan potensi yang terpendam. Betapa pentingnya bermain, sehingga Rasulullah saw. bersabda; “Barang siapa punya anak kecil hendaknya diajak bersenda gurau”. (HR. Ibnu Asakir).
Rasulullah pun sering bermain dan bercanda dengan cucunya Hasan dan Husain. Abdillah Ibnu Syaddad berkata, Tatkala Rasulullah shalat bersama para sahabat, tiba-tiba datang Husain dan naik di punggung beliau ketika sedang sujud. Maka Nabi saw. memanjangkan sujudnya, sehingga para sahabat mengira telah terjadi saesuatu. Ketika selesai shalat, mereka bertanya, Ya Rasulullah, engkau tadi telah memanjangkan sujud, dan kami mengira telah terjadi sesuatu ? “ Maka Rasulullah menjawab, Tadi cucuku Husain sedang menaiki punggungku dan saya tidak ingin mengejutkannya sehingga merasa puas dengan perbuatannya”.
2. Memberi kesempatan bermain;
Aktivitas keseharian pada usia masih balita atau anak – anak tak pernah lepas dari keceriaan dan kegembiraan, apapun yang dilakukannya selalu diekspresikan dengan bermain, baik ketika makan, mandi, termasuk belajar dan lainnya. Oleh karenanya ketika Rasulullah banyak melihat beragam permainan anak dan sering tidak bermain. Seperti cerita Ummu Kholid binti Kholid bin Said; Waktu itu saya memakai baju warna kuning, melihat itu Rasulullah berkata ‘cantik-cantik’. Saya terus bermain dengan cincin kenabian Rasulullah saw. Dan ayah saya melarangku, tetapi Rasulullah bersabda, ‘biarkan saja’ (HR. Bohari).
Memberi kesembatan anak bermain dalam koridor yang tidak membahayakan akan membuat anak berkembang imajinasinya. Alat permainan yang diberikan tidak selamanya dari yang mahal dan baru, barang-barang bekaspun dapat dimanfaatkan untuk bermain.
3. Memilih teman bermain.
Disamping orang tua harus senantiasa menemani anaknya bermain, anak pun harus berteman dengan yang sebaya. Rasulullah saw. pernah melihat sekelompok anak bermain dan beliau membiarkan mereka dan bahkan memotivasi mereka membangun kebersamaan dan tetap mengawasi permainanya. Walaupun berteman akan mengembangkan kecerdasaran sosialnya, namun hendaknya anak dijaga dan diawasi dari pergaulan yang berdampak negatif pada dirinya.

4. Bermain cara belajar yang baik.
Dari permainan yang dilakukan, orang akan mudah menilai bakat dan potensi anak. Bila seorang anak memiliki kecendrungan pada suatu permainan maka kita arahkan dia mengembangkannya agar potensinya tergali dan kecerdasannya berkembang. Menurut Ayah Edy ‘ Sesungguhnya cara belajar yang terbaik bagi anak adalah sambil bermain. Dengan permainan yang mereka buat disetiap pelajaran, anak akan senang belajar karena dia tidak sadar jika sesungguhnya dia sedang beklajar”. Kalau anak sudah happy, 90 % pelajaran dapat diserap.
Itulah sedikit tentang pentingya dalam mendidik anak dengan menyenangkan kita harus selalu mencontoh Rasulullas SAW. Semoga kita termasuk golongan umat yang dicintai, sehingga beliau berkenan memberikan syafaatnya amin.

SEKILAS TENTANG SEJARAH ISLAM DI MASA SILAM

Arab. Letaknya yang dekat persimpangan ketiga benua, semenanjung Arab menjadi dunia yang paling mudah dikenal di alam ini. Dibatasi oleh Laut Merah ke sebelah barat, Teluk Persia ke sebelah Timur, Lautan India ke sebelah selatan, Suriah dan Mesopotamia ke utara, dahulu merupakan tanah yang gersang tumbuh-tumbuhan di Pegunungan Sarawat yang melintasi garis pantai sebelah barat. Meski tidak banyak perairan, beberapa sumbernya terdapat di bawah tanah yang membuat ketenangan dan sejak dulu berfungsi sebagai urat nadi permukiman manusia dan kafilah-kafilah.

PERBAIKI DIRI SEBELUM PERBAIKI SISTEM

Semua persoalan yang ada di dunia ini, baik persoalan Negara, yang meyangkut politik, ekonomi, budaya sosial dan lebih khusus lagi dunia Pendidikan tidak dapat dilepaskan dengan peran Manusia itu sendiri. Manusia sebagai sentral atau mahkluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan lainnya disetiap saat dan kesempatan. Interaksi sosial yang sangat intens sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dengan perangkat yang menginginkan perubahan yang serba cepat atau instan. Pandangan bagi sebagian orang yang mengangap bahwa keadaan sekarang tidak pernah berubah kepada yang lebih baik. Diantara yang dianggap sangat penting dalam usaha perbaikan (ishlah) ialah memberikan perhatian terhadap pembinaan individu sebelum membangun masyarakat; atau memperbaiki diri sebelum memperbaiki sistem dan institusi.Yang paling tepat ialah apabila kita mempergunakan istilah yang dipakai oleh al-Qur'an yang berkaitan dengan perbaikandiri ini; yaitu:"...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatukaum sehingga mereka mengubah keaduan yang ada pada diri mereka sendiri..." (ar-Ra'd: 11)
Lembaga pendidikan salah satu bagian intitusi mempunyai andil besar dalam merubah individu untuk menjadi lebih baik. Dunia pendidikan dapat menjadi dasar bagi setiap usaha perbaikan, perubahan, dan pembinaan sosial selama pemerhati dan stakeholder dapat mengelolanya dengan penuh kesungguhan dan propesional yaitu SDM.Berbicara tentang SDM tentunya kembali kepada individu itu sendiri, yang menjadi fondasi bangunan secara menyeluruh. Karena kita tidak bisa berharap untuk mendirikan sebuah bangunan atau lembaga pendidikan yang berkualitas selama fondasinya keropos dan rusak. Individu manusia merupakan batu pertama dalam bangunan masyarakat. Oleh sebab itu, setiap usaha yang diupayakan untuk membentuk manusia Muslim yang benar dan mendidiknya - dengan pendidikan Islam yang sempurna harus diberi prioritas atas usaha-usaha yang lain. Karena sesungguhnya usaha pembentukan manusia Muslim yang sejati sangat diperlukan bagi segala macam pembinaan dan perbaikan. Itulah pembinaan yang berkaitan dengan diri manusia.
Sesungguhnya pembinaan manusia secara individual untuk menjadi manusia yang sholeh merupakan tugas utama para nabi Allah, tugas para khalifah pengganti nabi, dan para pewaris setelah mereka.
Pertama-tama yang harus dibina dalam diri manusia ialah iman. Yaitu menanamkan aqidah yang benar di dalam hatinya, yang meluruskan pandangannya terhadap dunia, manusia, kehidupan, dan tuhan alam semesta, Pencipta manusia, pemberi kehidupan. Aqidah yang mengenalkan kepada manusia mengenai prinsip, perjalanan dan tujuan hidupnya di dunia ini. Aqidah yang dapat menjawab berbagai pertanyaan yang sangat membingungkan bagi orang yang tidak beragama: "Siapa saya? Dari manakah saya berasal? Akan kemanakah perjalan hidup saya? Mengapa saya ada di dunia ini? Apakah arti hidup dan mati? Apa yang terjadi sebelum adanya kehidupan? Dan apakah yang akan terjadi setelah kematian? Apakah misi saya di atas planet ini sejak saya masih di alam konsepsi hingga saya meninggal dunia? Iman bukan yang lain adalah yang memberikan jawaban memuaskan bagi manusia terhadap pertanyaan-pertanyaan besar berkaitan dengan perjalanan hidup manusia itu. Ia memberikan tujuan, muatan makna, dan nilai bagi kehidupannya. Tanpa iman manusia akan menjadi debu-debu halus yang tidak berharga di alam wujud ini, dan sama sekali tidak bernilai jika dihadapkan kepada kumpulan benda di alam semesta yang sangat besar. Umur manusia tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan
perjalanan geologis yang berkesinambungan pada alam semesta, dan yang akan terus berlangsung dan tidak akan berakhir.
Kekuatan Manusia tidak akan ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan pelbagai kejadian di alam semesta yang mengancam keselamatannya; seperti: gempa bumi, gunung meletus, angin ribut, banjir, yang merusak dan membunuh manusia. Ketika berhadapandengan pelbagai peristiwa alamiah itu, manusia tidak dapat berbuat apa-apa, walaupun dia mempunyai ilmu pengetahuan, kemauan, dan teknologi canggih. Selamanya, iman merupakan pembawa keselamatan. Dengan iman kita dapat mengubah jati diri manusia, dan memperbaiki segi batiniahnya. Kita tidak dapat menggiring manusia seperti kita menggiring binatang ternak; dan kita tidak dapat membentuknya sebagaimana kita membentuk peralatan rumah tangga yang terbuat dari besi, perak atau bijih tambang yang lainnya.
Manusia harus digerakkan melalui akal dan hatinya. Ia harus diberi kepuasan sehingga dapat merasakan kepuasan itu. Ia harus diberi petunjuk agar dapat meniti jalan yang lurus; dan ia harus digembirakan dan diberi peringatan, agar dia dapat bergembira dan merasa takut dengan adanya peringatan tersebut. Imanlah yang menggerakkan dan mengarahkan manusia, serta melahirkan berbagai kekuatan yang dahsyat dalam dirinya. Manusia tidak akan memperoleh kejayaan tanpa iman. Karena sesungguhnya iman membuatnya menjadi makhluk baru, dengan semangat yang baru, akal baru, kehendak baru, dan filsafat hidup yang juga baru. Sebagaimana yang kita saksikan ketika para ahli sihir Fir'aun beriman kepada Tuhan nabi Musa dan Harun. Mereka menentang kesewenangan Fir'aun, sambil berkata kepadanya dengan penuh ketegasan dan kewibawaan:"... maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja... (Taha: 72)
Kita juga dapat melihat para sahabat Rasulullah saw yang keimanan mereka telah memindahkan kehidupan Jahiliyah mereka kepada kehidupan Islam; dari penyembahan berhala, dan penggembalaan kambing kepada pembinaan umat dan menuntun manusia kepada petunjuk Allah SWT, serta mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Selama tiga belas tahun di Makkah al-Mukarramah, seluruh perhatian dan kerja-kerja Nabi S.A.W yang berbentuk tabligh dan da'wah-- ditumpukan kepada pembinaan generasi pertama
berdasarkan keimanan. Pada tahun-tahun itu belum turun penetapan syariah yang mengatur kehidupan masyarakat, menetapkan hubungan keluarga dan hubungan sosial, serta menetapkan sanksi terhadap orang yang menyimpang dari undang-undang tersebut. Kerja yangdilakukan oleh al-Qur'an dan Rasulullah saw adalah membina manusia dan generasi sahabat Rasulullah saw, mendidik dan membentuk mereka, agar mereka dapat menjadi pendidik di dunia ini setelah kepergian baginda Rasul. Dahulu, rumah Al-Arqam bin Abi al-Arqam memainkan peranan untuk itu. Kitab suci Allah SWT diturunkan kepada Rasul-Nya sedikit demi sedikit sesuai dengan kasus-kasus yang dihadapi pada saat itu; agar dia membacakannya kepada manusia secara perlahan-lahan, untuk memantapkan keyakinan hati mereka, dan orang-orang yang beriman kepadanya. Nabi saw menjawab berbagai pertanyaan orang musyrik pada waktu itu dengan mematahkan hujah-hujah mereka, sehingga hal ini sangat besar perannya dalam membina kelompok orang-orang beriman, memperbaiki dan mengarahkan perjalanan hidup mereka. Allah SWT berfirman: "Dan al-Qur'an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (al-Isra,: 106)
"Berkatalah orang-orang kafir: "Mengapa al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus saja? "Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya kelompok demi kelompok. Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya."(al-Furqan: 32-33)
Tugas terpenting yang mesti kita lakukan pada hari ini apabila kita hendak melakukan perbaikan terhadap keadaan umat kita ialah melakukan permulaan yang tepat, yaitu membina manusia dengan pembinaan yang hakiki dan bukan hanya dalam bentuk
luarnya saja. Kita harus membina akal, ruh, tubuh, dan perilakunya secara seimbang. Kita membina akalnya dengan pendidikan; membina ruhnya dengan ibadah; membina jasmaninya dengan olahraga; dan membina perilakunya dengan sifat-sifat yang mulia. Kita dapat membina kemiliteran melalui disiplin; membina kemasyarakatannya melalui kerja sama; membina dunia
politiknya dengan penyadaran. Kita harus mempersiapkan agama dan dunianya secara bersama-sama agar ia menjadi manusia yang baik, dan dapat mempengaruhi orang untuk berbuat baik,
sehingga dia terhindar dari kerugian di dunia dan akhirat; sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat- menasihati supaya menetapi kesabaran."(al-'Ashr: 1-3)
Usaha itu tidak dapat dilakukan dengan baik kecuali melalui pandangan yang menyeluruh terhadap wujud ini, dan juga dengan filsafat hidup yang jelas, proyek peradaban yang sempurna, yang dipercayai oleh umat, sehingga ia mendidik anak lelaki dan perempuannya dengan penuh keyakinan, bekerja sesuai dengan hukum yang telah ditentukan dan berjalan pada jalur yang telah digariskan. Bagaimanapun, semua institusi yang ada di dalam
umat (masjid dan universitas, buku dan surat kabar, televise dan radio) mesti melakukan kerja sama yang baik, sehingga tidak ada satu institusi yang naik sementara institusi yang lainnya tenggelam, atau ada satu perangkat yang dibangun dan pada saat yang sama perangkat lainnya dihancurkan. Pernyataan di atas dibenarkan oleh ucapan penyair terdahulu: "Dapatkah sebuah bangunan diselesaikan; Apabila engkau membangunnya dan orang lain menghancurkannya?"

------------------------------------------------------
FIQH PRIORITAS
Sebuah Kajian Baru Berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah
Dr. Yusuf Al Qardhawy

Menjadi Member Asuransi Gratis Seumur Hidup




MARKETING PLAN
Efektif 1 Oktober 2009


Untuk menjadi member DBS & mendapatkan seluruh fasilitas yang ada, Anda cukup menyetorkan Rp.200.000,- dengan rincian:
Rp.50.000,- sebagai biaya registrasi dengan akad Ujroh (1) (membership fee), dan
Rp.150.000,- untuk pembelian produk wajib sistem chip keagenan pulsa dengan akad Bai’ Al Murobahah (2) (akad jual beli putus) cukup satu kali seumur hidup tanpa perlu registrasi ulang.

Fasilitas Member DBS
1. Asuransi Kecelakaan Gratis
2. Kartu Diskon di lebih dari 5000 Merchant Ternama
3. Training & Seminar-seminar Pengembangan Diri
4. Education Pack (Termasuk e-book senilai lebih dari Rp.750.000,-)

PRODUK-PRODUK & BONUS DBS

1. DBS Chip Keagenan Pulsa All-Operators (included Snoop DBS Mobile Advertizer, DBS SMS, DBS Taushiah, dll) Rp.150.000,-
Setiap pembelian Chip Keagenan Pulsa, agen akan mendapatkan Bonus Deposit Pulsa Bersyarat* sejumlah Rp.125.000,- yang dapat ditambahkan ke deposit top-up agen tersebut dengan dua cara yaitu:
a. Akumulasi Top-up Deposit pulsa. Tiap akumulasi Rp.1.000.000,- maka saldo deposit top-up agen tersebut akan ditambah Rp.1.000,-
b. Setiap pembagian bonus pulsa dengan nominal berapapun, akan ditambah Rp.5.000,-
Demikian Saldo Bonus Deposit Pulsa Bersyarat ini akan terus terdebit sampai Rp.0,-
Bonus Deposit Pulsa Bersyarat ini tidak dapat dicairkan langsung dalam bentuk cash maupun pulsa.

Apabila terjadi omset penjualan dari produk pertama ini, maka Anda akan mendapatkan:
1. Bonus Penjualan Langsung Rp.20.000,-
2. Bonus Pengembangan Rp.30.000,- (Rp.7.500,- berbentuk deposit pulsa) dengan maksimal 12 bonus pengembangan per hari.
3. Bonus Penjualan Group Rp.1.000,- s/d 20 kedalaman
4. Bonus Duplikasi Pengembangan Rp.2.000,- s/d 3 Generasi
* Promo s/d waktu yang belum ditentukan.

2. DBS Webmatic, Rp.300.000,- (belum termasuk PPN)
Bonus Penjualan Langsung Rp.20.000,-
Bonus Penjualan Group Rp.5.000,- s/d 10 Generasi

3. DBS Syifanoni, Rp.90.000,- (belum termasuk PPN)
Bonus Penjualan Langsung Rp.5.000,-
Bonus Penjualan Group Rp.2.000,- s/d 10 Generasi

4. DBS Habbazzaitun, Rp.90.000,- (belum termasuk PPN)
Bonus Penjualan Langsung Rp.5.000,-
Bonus Penjualan Group Rp.2.000,- s/d 10 Generasi

5. Super Leader Rp.90.000,- (belum termasuk PPN)
Bonus Penjualan Langsung Rp.5.000,-
Bonus Penjualan Group Rp.2.000,- s/d 10 Generasi

Transaksi pembelian ke-empat produk DBS diatas dilakukan dengan akad Bai’Al Murobahah, termasuk pembelian penambahan Chip Transaksi Pulsa All-operators akadnya adalah Bai’Al Murobahah.

Apabila seseorang menjadi agen pemasaran perusahaan untuk memasarkan ke-empat produk diatas, maka agen tersebut akan mendapatkan fee (bonus) sesuai dengan aturan yang ditentukan oleh perusahaan, mengikuti akad Wakalah Taswiq bil Ujroh (3)

BONUS & ROYALTI

1. Royalti Transaksi Pulsa
Rp.10,- / transaksi pulsa s/d 10 Generasi

2. Reward Prestasi
1 poin reward didapat apabila terjadi minimal 13 bonus pengembangan dalam 1 hari, poin bisa diakumulasikan tanpa batas waktu dan ditukar dengan:
15 poin: Televisi senilai Rp.1.000.000,-
30 poin: Handphone senilai Rp.2.000.000,-
75 poin: Laptop senilai Rp.5.000.000,-
100 poin: Infokus (LCD Projector) senilai Rp.6.500.000,-
150 poin: Motor / Umroh Rp. 15.000.000,-
400 poin: Program Religi ke tanah suci Rp. 40.000.000,-
1000 poin: Mercedes Benz C240 senilai Rp. 500.000.000,- *
2000 poin: Rumah Idaman senilai Rp.1.500.000.000,- *
*Promo berlaku s/d 2013, mulai Januari 2014 maka nilai reward adalah Rp.125.000.000,- untuk 1000 poin & Rp.250.000.000,- untuk 2000 poin.

3. GELAR TOP LEADER DBS
1. Bronze Enterpreneur
Yaitu member yang memiliki member binaan di dua kaki yang berbeda, masing-masing sejumlah 1000 member binaan.
2. Silver Enterpreneur
Yaitu member yang memiliki member binaan di dua kaki yang berbeda, masing-masing sejumlah 5000 member binaan.
3. Gold Enterpreneur
Yaitu member yang memiliki member binaan di dua kaki yang berbeda sejumlah 15.000 member binaan.
4. Platinum Enterpreneur
Yaitu member yang memiliki member binaan di dua kaki yang berbeda sejumlah 100.000 member binaan.

A. Royalti Penjualan Pulsa Internasional
1. Bronze Enterpreneur
Berhak atas 50 % keuntungan bersih penjualan pulsa Internasional setelah dikurangi biaya operasional perusahaan, dibagi jumlah seluruh Bronze yang ada.
Dengan syarat minimum omzet Rp. 15.000.000,- untuk penjualan produk chip keagenan pulsa dalam satu bulan dimasing-masing kaki (10% perkembangan group dari syarat gelar).
2. Silver Enterpreneur
Berhak atas 33 % keuntungan bersih penjualan pulsa Internasional setelah dikurangi biaya operasional perusahaan, dibagi jumlah seluruh Silver yang ada.
Dengan syarat minimum omzet Rp. 75.000.000,- untuk penjualan produk chip keagenan pulsa dalam satu bulan dimasing-masing kaki (10% perkembangan group dari syarat gelar).
3. Gold Enterpreneur
Berhak atas 17 % keuntungan bersih penjualan pulsa Internasional setelah dikurangi biaya operasional perusahaan, dibagi jumlah seluruh Gold yang ada.
Dengan syarat minimum omzet Rp. 225.000.000,- untuk penjualan produk chip keagenan pulsa dalam satu bulan dimasing-masing kaki (10% perkembangan group dari syarat gelar).
4. Platinum Enterpreneur
Berhak atas bonus yang sama dengan Gold, ditambah Reward Bonus Kepemilikan Rumah Mewah (Syarat & ketentuan berlaku, Program dimulai Januari 2010).
Dengan syarat minimum omzet Rp. 225.000.000,- untuk penjualan produk chip keagenan pulsa dalam satu bulan dimasing-masing kaki.

B. Bonus Residual Income Aktivasi Internasional
1. Bronze Enterpreneur
Berhak atas 1 % omzet penjualan Chip Keagenan Pulsa dibagi jumlah seluruh Bronze yang ada.
Dengan syarat minimum omzet Rp. 15.000.000,- untuk penjualan produk chip keagenan pulsa dalam satu bulan (penambahan 10% dari syarat peringkat, yi 100 kiri & kanan)serta mensponsori minimal 15 member baru dalam 1 bulan
2. Silver Enterpreneur
Berhak atas 0,75% omzet penjualan Chip Keagenan Pulsa dibagi jumlah seluruh Silver yang ada.
Dengan syarat minimum omzet Rp. 75.000.000,- untuk penjualan produk chip keagenan pulsa dalam satu bulan (penambahan 10% dari syarat peringkat, yi 500 kiri & kanan)serta mensponsori minimal 10 member baru dalam 1 bulan
3. Gold Enterpreneur
Berhak atas 0,5 % omzet penjualan Chip Keagenan Pulsa dibagi jumlah seluruh Gold yang ada.
Dengan syarat minimum omzet Rp. 225.000.000,- untuk penjualan produk chip keagenan pulsa dalam satu bulan (penambahan 10% dari syarat peringkat, yi 1500 kiri & kanan) serta mensponsori minimal 5 member baru dalam 1 bulan.
4. Platinum Enterpreneur
Berhak atas 0,5 % omzet penjualan Chip Keagenan Pulsa dibagi jumlah seluruh Gold yang ada.
Dengan syarat minimum omzet Rp. 750.000.000,- untuk penjualan produk chip keagenan pulsa dalam satu bulan dimasing-masing kaki (penambahan 5% dari syarat peringkat, yi 5000 kiri & kanan) serta mensponsori minimal 1 member baru dalam 1 bulan.

Berikut ilustrasi Residual Income yang bisa didapat oleh member DBS apabila berhasil mencapai kualifikasi Bronze, Silver, Gold & Platinum:

Ilustrasi Jumlah Aktivasi: 414.623
Total Omzet Aktivasi: Rp 62.193.450.000,-

Gelar Leader (%) Diterima Jumlah Dibagi
(Rp) Jumlah Leader
Total Perolehan Residual Inc
(Bonus dalam Cash) (Rp)
Bronze Ent 1% 621.934.500 703 884.686
Silver Ent 0,75% 466.450.875 145 3.216.903
Gold Ent 0,50% 310.967.250 61 5.097.824
Platinum Ent 0,50% 310.967.250 12 25.913.938

Bonus Residual Income dari Aktivasi Keagenan Pulsa akan dihitung mulai bulan Oktober 2009 & mulai dibagikan bulan November 2009. Bonus Residual Income untuk Silver, Gold & Platinum Periode Oktober, November & Desember 2009 akan dibagikan dalam bentuk Projector Infokus & Laptop sebagai bukti keseriusan DFI & Leader-leader DBS untuk selalu memberikan support training & seminar untuk membantu perkembangan groupnya, sedangkan untuk Bronze diberikan dalam bentuk cash.
Bonus Residual Income periode Januari 2010 seluruhnya akan diberikan dalam bentuk cash untuk semua Gelar Leader DBS.

Residual Income diatas akan Anda peroleh dengan kualifikasi sbb:

Gelar Leader Syarat Perolehan dalam 1 bulan (Syarat ini khusus untuk Bonus Residual Income Aktivasi)
Perkembangan Group
dalam 1 bulan
di 2 kaki berbeda Sponsoring Pribadi Total Penjualan Group
untuk produk Non-Pulsa*
Bronze Ent 100 15 50
Silver Ent 500 10 100
Gold Ent 1500 5 500
Platinum Ent 5000 1 2500

*Produk DFI Non-Pulsa, adalah sbb:
Webmatic Rp.300.000,-
Syifanoni Rp.90.000,-
Habbazzaitun Rp.90.000,-
Super Leader Rp.90.000,-
Majalah GO FREEDOM Rp.25.000,-
Audiobook 7 Langkah Sukses Rp.40.000,-
DVD NDT & SS Rp.40.000,-
Audiobook Bulanan Rp.15.000,-
CD Original Soundtrack DBS Rp.25.000,-

Demikianlah Marketing Plan PT DFI yang akan berlaku mulai 1 Oktober 2009. Semoga dapat bermanfaat dan membantu perkembangan bisnis Anda sehingga cepat menghantarkan Anda di puncak kesuksesan.
Salam Dahsyat & GO PLATINUM!!

*Syarat & ketentuan berlaku.
Nb: Setiap penjualan produk DBS akadnya Bai’Al Murobahah, sedangkan setiap bonus/reward yang didapat akadnya Wakalah bil Ujroh. Sehingga tidak ada bonus yang didapat karena perekrutan member, semua bonus didapat karena ada penjualan.

Per 1 Oktober 2009 PT. Duta Future International akan memberlakukan Marketing Plan diatas dengan pemotongan pajak mengikuti tarif PPH orang pribadi yang berlaku mulai tahun 2009, sbb:
No Penghasilan /tahun
(Rp) Tarif Pajak
Punya NPWP (%) Tidak Punya NPWP (%)
1 0-50 juta 5 6
2 50-250 juta 15 18
3 250-500 juta 25 30
4 di atas 500 juta 30 36

Deskripsi Residual Income

Residual Income adalah sebuah penghasilan yang didapatkan oleh pengusaha/entrepreneur dimana ketika seorang pengusaha mengawali usahanya, maka dia akan mengeluarkan usaha/effort yang sangat besar namun rupiah yang didapat masih sangat kecil. Seiring dengan berjalannya waktu, kerja yang dilakukan porsinya mengecil & rupiah yang didapat semakin besar.
Inilah efek dari kerja cerdas yaitu bekerja dengan membangun aset. Lama kelamaan, kerja yang dilakukan semakin sedikit & rupiah yang didapat semakin besar. Pengusaha tersebut tidak sepenuhnya tidak bekerja. Pengusaha masih meluangkan sedikit waktunya untuk melakukan inspeksi, rapat, inovasi, dll supaya tidak tertinggal dengan kompetitornya.

"The richest people in the world look for and build NETWORKS, while everyone else looks for work." Robert Kiyosaki, Cashflow Quadrant.
Konsep inilah yang kami angkat untuk Anda semua member DBS yang kami cintai.
Salam Dahsyat & GO PLATINUM!!

Perubahan istilah:
ISTILAH LAMA: ISTILAH BARU:
Kartu Aktivasi Chip Keagenan Pulsa
Subsidi Sponsor Bonus Penjualan Langsung
Subsidi Pasangan Bonus Pengembangan
Subsidi Titik Bonus Penjualan Group
Subsidi Duplikasi Pasangan Bonus Duplikasi Pengembangan


Penjelasan istilah:

1) UJROH WAL UMULAH
Pengertian
Adalah sebuah akad pendaftaran keanggotaan, dimana anggota tersebut menyetorkan sejumlah uang untuk mendapatkan fasilitas dari pengelola keanggotaan (fee & administrasi).
Dalam hal ini member DBS menyetorkan Rp.50.000,- kepada DFI untuk menjadi anggotanya sehingga bisa mendapatkan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan oleh DFI dan dapat membeli produk-produk DFI dengan harga distributor.

2) BAI' AL MURABAHAH
Pengertian
Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yanng disepakati. Dalam hal penjualan pulsa DFI, member mengetahui bahwa DFI menambah harga sebesar Rp.300,- dari harga dealer yang digunakan untuk pembayaran royalty member, belum termasuk biaya operasional & keuntungan perusahaan.
Dalam istilah teknis perbankan syari’ah murabahah ini diartikan sebagai suatu perjanjian yang disepakati antara Bank Syariah dengan nasabah, dimana Bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah, yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank (harga beli bank + margin keuntungan) pada waktu yang ditetapkan.
Dalam bai' al murabahah, penjual harus memberitahu harga produk yang dia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Murabahah dapat dilakukan untuk pembelian dengan sistem pemesanan. Dalam al-Umm, Imam Syafi’i menamai transaksi ini dengan istilah al-amir bi al-syira. Dalam hal ini calon pembeli atau pemesan dapan memesan kepada sesorang (sebut saja pembeli) untuk membelikan suatu barang tertentu yang diinginkannya. Kedua belah pihak membuat kesepakatan mengenai barang tersebut serta kemungkinan harga asal pembelian yang masih sanggup ditanggung pemesan. Setelah itu, kedua belah pihak juga harus menyepakati beberapa keuntungan atau tambahan yang harus dibayar pemesan. Jual beli kedua belah pihak dilakukan setelah barang tersebut beada di tangan pemesan.

3) WAKALAH TASWIQ BIL UJROH
Pengertian
Adalah sebuah akad dimana seseorang menjadi wakalah / wakil (agen) penjualan oleh sebuah perusahaan dimana akan mendapatkan ujroh (bonus) ketika dapat membantu penjualan produk-produk dari perusahaan tersebut. Dalam hal ini, wakil penjualan adalah seluruh member DBS & perusahaan adalah DFI dimana member-member DBS akan mendapatkan bonus yang diberikan oleh DFI ketika terjadi penjualan produk-produk DFI di group member DBS tersebut.


Tambahan peraturan
Setiap pembetulan secara system DFI atas kesalahan penempatan sponsor member baru oleh sponsornya, perusahaan akan memberikan denda sebesar:
Rp.100.000,-/HU untuk Group Leader
Rp.500.000,-/HU untuk Bronze Ent
Rp.1.000.000,-/HU untuk Silver Ent
Rp.2.500.000,-/HU untuk Gold Ent
Rp.10.000.000,-/HU untuk Platinum Ent
Dituangkan secara tertulis & ditandatangani di atas materai oleh pelapor.

informasi lebih lanjut klik www.duta4future.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...