Sebagian orang memiliki pandangan
yang keliru tentang kemunculan Imam Mahdi dan zaman yang akan dilewati olehnya.
Mereka mengira bahwa ketika Imam Mahdi datang, maka dalam sekejab dunia akan
berubah menjadi aman, adil, makmur dan penuh kesejahteraan.
Mereka mengira bahwa dengan
kemunculan Imam Mahdi maka, dalam waktu singkat musuh akan ditumbangkan,
kedzaliman akan dihilangkan dan ketidakadilan akan lenyap tanpa sisa. Meski
pendapat tersebut tidak sepenuhnya salah, namun implikasi dari keyakinan di
atas akan membuat banyak orang banyak mengidam-idamkan kedatangan Al-Mahdi
tanpa berfikir sama sekali resiko dari harapannya. Sebab, kemunculan dan
masa-masa awal pemerintahan Al-Mahdi justru akan dipenuhi dengan beragam fitnah
dan huru-hara yang membuat banyak manusia lari menjauhi dan memusuhi Al-Mahdi.
Beratnya kebanyakan umat Islam
untuk meninggalkan ideologi demokrasi, nasionalisme, kepartaian dan fanatisme
golongan inilah yang membuat kebanyakan mereka berat untuk menerima Al-Mahdi.
Sebab, kedatangan Al-Mahdi dan kelompoknya akan membersihkan semua berhala itu
dan menggantinya dengan panji-panji tauhid. Sikap tegas tanpa kompromi dalam
menerapkan syari’at Islam inilah yang mengundang seluruh kekuatan kufur dunia
bersatu-padu untuk menghadang Imam Mahdi dan kelompoknya.
Dengan demikian, bisa dipastikan
bahwa masa-masa pra, era dan pasca pembai’atan Al-Mahdi akan dipenuhi dengan
perkara-perkara yang amat tidak disukai oleh manusia. Setidaknya, inilah
berbagai kondisi yang akan mengelilingi masa-masa Al-Mahdi.
Pembantaian dan Pembunuhan Massal
Terhadap Umat Islam
Dalam sebuah riwayat
disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda, Nyaris tiba saatnya
banyak umat yang memperebutkan kalian, seperti orang-orang makan yang
memperebutkan hidangannya. Maka, ada seseorang bertanya : “Apakah
karena sedikitnya kami pada hari itu?” Beliau menjawab : “Justru jumlah
kalian banyak pada hari itu, tetapi ibarat buih di atas air. Sungguh Allah akan
mencabut rasa takut kepada kalian dari dada musuh kalian dan menimpakan kepada
kalianpenyakit wahn.” Seseorang bertanya: “Apakah wahn itu, wahai
Rasulullah?” Beliau bersabda: “Cinta dunia dan takut mati. ” (1) Inilah zaman yang dikatakan
oleh Rasulullah saw. sebagai puncak kedzaliman dan kecurangan.
Para penegak hukum Allah dituding
sebagai teroris yang menjadi biang keladi kerusakan dunia, ideologi mereka
dituduh sebagai ideologi Iblis dan nabi mereka difitnah dengan keji. Kaum
muslimin dikepung dari seluruh dunia, mereka yang istiqamah menjalankan syari’at
bagai memegang bara; sangat panas dan hampir-hampir tak mampu untuk
menggenggamnya. Dunia terasa sempit bagi setiap mukmin, tidak ada tempat
berlari atau wilayah aman untuk tegaknya hukum hukum Allah.Al-Mahdi yang
dijanjikan akan muncul di saat fitnah benar-benar tidak ada jalan keluar, saat
kaum muslimin telah mengerahkan seluruh kemampuan dan tenaga mereka untuk
menegakkan seruan-Nya, namun kebengisan musuh dan makar mereka semakin
menggila.
Di saat manusia dilanda
perselisihan dan pertikaian, Al Mahdi akan datang untuk memerangi kedzaliman,
menaklukkan seluruh dunia, hingga benar benar hanya Allah yang disembah. Demi
Allah, andaikan umur dunia tinggal satu hari, niscaya Allah akan panjangkan
hingga Ia membangkitkan seorang lelaki dari keluargaku. Namanya sama dengan
namaku, nama bapaknya juga sama dengan nama bapakku dan ia menebarkan kedamaian
di bumi. (HR. Tirmidzi)
Kehancuran Ideologi Demokrasi
Sekuler Liberal(2)
Sebagaimana penjelasan yang
dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, bahwa kemunculan khilafah
rasyidah akan terjadi setelah lewatnya periodemulkan jabbar (raja-raja
diktator).Isyarat dalam nubuwat tersebut adalah bahwa ideologi yang muncul
menggantikan ideologi diktator justru semakin mendekatkan kita dengan masa
kemunculan Al-Mahdi. Dalam hal ini, fenomena tumbangnya rezim diktator di
beberapa negara (khususnya negara-negara berpenduduk muslim) merupakan indikasi
kuat bahwa Allah benar-benar akan mengangkat periode itu dari umat Islam. Maka,
keberadaan ideologi demokrasi yang menggeser rezim diktator (mulkan jabbar)
hanyalah fase antara, sebuah jeda yang mengawali kemunculan fase terakhir,
yaitu khilafah rasyidah menurut manhaj nubuwah dimana Al-Mahdi sebagai
khalifahnya.Sebenarnya keberadaan ideologi sekuler yang melahirkan demokrasi
liberal telah memunculkan kediktatoran gaya baru yang berlindung di balik baju
demokrasi.
Para diktator itu juga banyak
berlindung di balik HAM. Hal ini bisa kisa saksikan ketika sebuah masyarakat
(negara) dengan suara mayoritas menghendaki tegaknya hukum Islam, maka para
diktator (barat) itu dengan berbagai dalih berupaya untuk menggagalkan yang
mereka inginkan. Sebaliknya, jika dengan demokrasi dan produk turunannya (pemilu)
mereka mendapatkan kemenangan (atau sesuai dengan apa yang mereka inginkan),
maka dengan mati-matian pula mereka akan membelanya.Keadaan ini boleh jadi akan
terus berlangsung hingga akhirnya masyarakat dunia mengetahui bahwa apa yang
selama ini berlangsung bukanlah hakikat dari demokrasi yang banyak mereka
pahami, melainkan demokrasi liberal yang diinginkan oleh barat. Demokrasi ini
adalah sebuah ideologi yang diproduksi untuk membela dan melindungi kepentingan
barat, bukan untuk kepentingan manusia seluruh dunia. Jika kondisi ini terus
berlangsung, maka dengan sendirinya kepercayaan masyarakat dunia hilang hingga
akhirnya demokrasi akan ditinggalkan.
Dan nampaknya inilah fenomena
yang banyak kita saksikan terjadi pada negara-negara yang tengah mempraktikkan
demokrasi liberal.Jika periode zaman diktator telah berakhir dengan kemunculan
demokrasi sekuler liberal, lalu ideologi ini juga dengan sendirinya runtuh
dengan berbagai sebab yang telah kita bicarakan di atas, maka konsekwensi yang
akan muncul adalah kembalinya khilafah rasyidah adalah sebuah kepastian, tidak
mungkin tidak. Karena Imam Mahdi adalah seorang pemimpin muslim yang akan
mempraktikkan hukum Islam secara total dalam kepemimpinannya, maka dengan
sendirinya ideologi sekuler dan praktik demokrasi akan dibersihkan dari wilayah
kekuasaannya, dan itu akan terjadi pada seluruh dunia.
Dengan demikian, Imam Mahdi pasti
akan menghancurkan sistem ini juga sistem-sistem kufur lainnya.
Kehancuran Ekonomi Kapitalis
Ribawiyah dan Semua Institusinya
Kondisi lain yang juga
mengiringi keluarnya Al-Mahdi adalah dimulainya fase kehancuran ekonomi barat
yang bercorak kapitalis, dimana sistem ekonomi ribawiah merupakan salah satu
pilar penting bagi tegaknya sistem ekonomi ini.Indikasi yang paling riil adalah
problematika ekonomi, sosial dan politik dalam negeri Amerika yang sedang
menuju status sekarat. Hubungannya dengan kemunculan Al-Mahdi adalah
bahwa fase kehancuran ekonomi kapitalis ribawiyah ini akan mengawali kehancuran
dunia secara umum.
Dapat kita bayangkan jika
akhirnya masyarakat seluruh dunia harus kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan
pokok karena tidak beroperasinya kembali pabrik-pabrik yang memproduksi seluruh
kebutuhan mereka (disebabkan runtuhnya pondasi ekonomi mereka), maka jalan
menuju kemiskinan dan kehancuran total telah terbentang di depan mata. Kondisi
ini memiliki hubungan erat dengan masa-masa sulit yang akan dihadapi oleh
manusia sebelum kemunculan Dajjal.
Kehancuran Mata Uang Kertas dan
Kembalinya era Dinar dan Dirham
Semakin menambah runyam dan
carut-marutnya kondisi manusia saat itu adalah dimulainya masa kehancuran mata
uang kertas dan kembalinya manusia kepada mata uang yang sesungguhnya, yaitu
dinar dan dirham (emas dan perak).Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nilai dan
harga sebuah mata uang tergantung dengan kredibilitas dan kekuasaan yang
dimiliki oleh kepemimpinan sebuah negara.
Ketika sebuah rezim ditumbangkan,
lalu rezim penggantinya menyatakan tidak diberlakukannya mata uang kertas rezim
sebelumnya, maka dengan sendirinya mata uang kertas tersebut tidak berlaku.
Demikian pula yang kelak akan terjadi pada Amerika dan negara-negara Eropa pada
umumnya, ketika perekonomian mereka hancur dihantam gelombang tsunami moneter
dan krisis kepemimpinan yang membuat satu sama lainnya saling berperang untuk
berebut kekuasaan. Faktor lain yang juga mengambil peran cukup besar adalah
kehancuran negeri tersebut karena faktor-faktor alam berupa bencana alam dalam
skala yang sangat besar.
Kembalinya manusia ke Zaman Unta
Hal lain yang juga
menggambarkan betapa mengerikannya huru-hara dan bencana yang akan menimpa
manusia adalah ketika mereka kelak akan kembali ke zaman unta; zaman batu yang
jauh dari teknologi modern. Analisa tentang kembalinya manusia ke zaman unta
telah banyak dipaparkan oleh para penulis tentang akhir zaman dengan sudut
pandang yang berbeda.
Dasar yang menjadi pijakan asumsi di atas
adalah hadits Rasulullah saw tentang perang Malhamatul Kubra antara
pasukan Al-Mahdi dan asukan Romawi (Amerika dan Eropa) yang sudah tidak lagi
menggunakan teknologi modern.
Kehancuran Ekonomi Dunia di Masa
Tiga Tahun Kekeringan
Dengan hancurnya pusat
ekonomi dunia, maka secara otomatis dan sistematis akan berimplikasi pada roda
ekonomi seluruh dunia. Salah satu logika sederhana dalam kasus ini adalah
beredarnya mata uang kertas (mata uang palsu) yang kemudian tidak lagi
berfungsi sebagai alat pembayaran akibat hancurnya negara yang mengeluarkan
mata uang tersebut. Dengan kehancuran dollar, maka implikasinya juga akan
merembet kepada mata uang-mata uang negara lainnya. Dengan demikian, setiap
orang (di negara manapun) yang saat itu masih memegang mata uang kertas tak
ubahnya seperti anak-anak yang bermain dengan mata uang kertas mainan, yang tak
laku untuk digunakan sebagai alat pembayaran atas barang atau jasa riil yang
diinginkannya.
Dalam kondisi seperti itu,
pemenuhan kebutuhan manusia hanya akan terjadi dengan cara jual beli yang
paling adil; barter! Atau dengan menggunakan mata uang yang memiliki nilai
intristik yang adil; emas dan perak!. Dalam kondisi yang benar-benar
membuat setiap orang mengalami depresi berat dan stress yang memuncak, saat
itulah masa-masa sulit yang terjadi karena suasana alam yang tidak bersabahat
akan dimulai. Peristiwa kemarau panjang dan kekeringan ekstrim selama tiga
tahun yang berimbas pada langkanya bahan pangan akan terjadi pada detik-detik
menjelang keluarnya Dajjal, yang berarti merupakan kondisi dimana Al-Mahdi baru
muncul dan mendeklarasikan kedaulatannya.
Pembunuhan dan Peperangan demi
mempertahankan hidup
Panjangnya masa kehancuran
dan kerusakan ekonomi yang merata di setiap negeri, terjadinya instabilitas
keamanan, tidak berfungsinya alat-alat negara (para polisi dan aparat) karena
mereka sudah tidak lagi mendapatkan gaji dari pemerintah pusat, berhentinya
mesin-mesin produksi dan pabrik-pabrik makanan dan minuman, tidak berfungsinya
kantor-kantor pemerintahan dan pelayanan masyarakat, rusaknya teknologi
tranportasi dan komunikasi dan beragam pemandangan mengerikan lainnya, akan
melahirkan satu kengerian baru; berpacunya manusia untuk mempertahankan hidup
dengan cara-cara kalap; membunuh dan merampas serta cara-cara brutal lainnya.
Orang-orang yang kuat akan
memangsa yang lemah dan hukum rimba akan mewarnai setiap kehidupan. “Sungguh,
menjelang terjadinya Kiamat ada masa-masa harj. ” Para sahabat
bertanya : “Apakah harj itu ?” Beliau bersabda :
“Pembunuhan.” Mereka bertanya : “Apakah lebih banyak jumlahnya
dari orang yang kita bunuh? Sesungguhnya kita dalam satu tahun membunuh lebih
dari tujuh puluh ribu orang?” Beliau bersabda :“Bukan pembunuhan
orang-orang musyrik oleh kalian itu, tetapi pembunuhan dilakukan oleh sebagian
kalian terhadap sesamanya. ” Mereka bertanya : “Apakah pada
masa itu kami masih berakal?“Beliau bersabda .-“Akal kebanyakan manusia
zaman itu dicabut, kemudian mereka dipimpin oleh orang-orang yang tak berakal,
kebanyakan manusia menyangka para pemimpin itu mempunyai pegangan, padahal
sama sekali tidak demikian. (3)
Jadi itulah sedikit gambaran masa yang dijanjikan Rasulullah saw akan
terjadi. Para pemimpin mereka sudah tidak lagi memiliki akal. Perang antar
kelompok, aksi saling bunuh dan rampas bukan lagi berdasar pada agama, bahkan
akal sehat sekalipun. Apa yang mereka lakukan berangkat dari kondisi mengerikan
yang menyebabkan mereka sudah tidak lagi mampu berfikir normal. Tindakan mereka
benar-benar kalap, penuh nafsu, tidak rasional, dan akal manusia saat itu sudah
benar-benar dicabut saking tidak sanggupnya melihat kondisi yang sama sekali
tidak pernah mereka bayangkan. Wallahu a’lam bish shawab
Sumber
:
-HR. Ahmad : 21891 dan Abu Daud : 4297.
-HR. Ahmad : 21891 dan Abu Daud : 4297.
-granadamediatama.com
-HR. Ahmad dan Ibnu Majah. Hadits shahih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Give comments and criticism are best for this blog the better