Sikap Rasululloh Ketika Aisyah Memecahkan Piring di Saat Ada Tamu

ISLAMIC ARTICLE--Sebagian orang berpendapat bahwa, sebuah rumah tangga belumlah disebut rumah tangga jika tidak dibumbui sesuatu yang agak dramatis bahkan ibarat film tidak seru kalau tidak ada aksi menegangkan, ya kan ^_^ ? atau istilah lain perang dunia,,aduuh maaf jadi melebar pembahasannya . Ya maksudku ibarat sayur tanpa garam, pasti rasanya gimana? Seperti itulah lika -likunya. Yang membuat prilaku istri itu bermacam model; mulai dari  permintaan yang ga terpenuhi, perhatian yang kurang dan tidak sedikit gara-gara cemburu, rasa cemburu secara sikologis adalah wajar, yang dimiliki setiap manusia. Bahkan Allah sendiri pun memilki sifat cemburu. Tentunya sifat cemburu Allah berbeda dengan cemburunya makhluk, sifat cemburu Allah sesuai dengan keagungan dan kebesaran-Nya.

Sebagaimana dikisahkan dari Anas bin Malik yang menunjukkan bahwa Nabi hanyalah manusia biasa, terutama para istri beliau dalam hal menjalani rumah tangga bersamanya.

Tatkala Nabi sedang berada di salah satu rumah istri-istrinya. Suatu ketika salah seorang dari istri Nabi mengutus seseorang untuk memberikan piring yang berisi makanan kepada Nabi. Kemudian seorang istri Nabi memukul tangan utusan tersebut hingga terjatuhlah piring tersebut dan pecah.
Nabi pun segera mengumpulkan pecahan piring tersebut, kemudian mengumpulkan makanan yang telah terjatuh dari piring tersebut. Nabi pun berkata, “Ibumu sedang cemburu.”
Kemudian Nabi menahan utusan tersebut sampai menyerahkan piring baru yang ada di rumah istri beliau, sebagai pengganti piring yang telah pecah tadi, dan membereskan pecahan piring yang tadi. (HR. Al-Bukhari).

Jelasnya dari hadist diatas adalah, ketika itu Rasululloh sedang menemui sejumlah tamu yang tidak lain adalah para sahabat beliau. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah. Ternyata Aisyah baru saja memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantu Zainab untuk disuguhkan kepada Rasululloh. piring itu pecah dan makanannya pun berhamburan.
Menyaksikan insiden tersebut Rasulullah tidak marah apalagi membentaknya. Beliau tidak merasa harga dirinya turun. Beliau tidak merasa kehormatannya dipermalukan. Beliau tidak merasa khawatir disebut sebagai suami yang tidak mampu mendidik istrinya untuk mengendalikan emosi. Sama sekali tidak.
Rasululloh mendekatinya dengan tenang, seperti tak terjadi apa-apa. Kemudian beliau memunguti makanan dari kurma tersebut dan meletakkannya di sisa-sisa piring, kemudian membawanya ke majelisnya yaitu para sahabatnya untuk dimakan bersama, masyaAllah…
“Maaf… ibu kalian sedang cemburu,” kata Rasulullah kepada para sahabatnya. Tak lupa, beliau mengganti piring yang sudah pecah tersebut dengan piring yang utuh untuk dibawa kembali oleh pembantu kepada Zainab.
Demikianlah akhlak agung Rasululloh. Khuluqun ‘adhiim. Beliau tidak mempermasalahkan masalah, namun menyelesaikan masalah. Beliau tahu saat itu Aisyah sedang cemburu karena di hari giliran Aisyah, Zainab mengirimkan makanan untuk Rasulullah. Maka Aisyah pun memecahkan piring sebagai ekspresi kecemburuannya.
Dan Rasululloh memecahkan masalah dengan bijak. Beliau tidak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang sedang marah akan menimbulkan masalah baru. Masalah semula tidak terselesaikan, justru suami istri terlibat pertengkaran. Rasululloh tidak mau melakukan itu dengan emosional.
Namun memecahkan piring orang lain tetap saja tidak dapat dibenarkan. Dan karenanya harus diganti. Karena itulah hadits ini dibahas panjang lebar oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fahtul Baari, untuk mengambil istinbath jika seseorang memecahkan barang milik orang lain, haruskah mengganti dengan barang atau bisa dalam bentuk uang.
Rasululloh juga kalem saja di hadapan para sahabat, seperti tidak ada masalah sesuatu. Beliau tidak menyalahkan Aisyah karena menyalahkan istri di depan orang lain adalah bukanlah tindakan yang baik. Orang yang mendengar akan mengetahui bahwa keluarga tersebut sedang bermasalah, sementara mereka belum tentu bisa membantu menyelesaikan masalahnya,,betul ga?..
Dari kisah di atas kita bisa bayangkan. Misalnya saya atau saudara-saudara sedang menerima tamu. Tiba-tiba istri saudara ribut dengan seseorang yang membawa makanan ke rumah lantas memecahkan piringnya. Apa yang saudara lakukan?,,kebayangkan…^_^ pasti seru seperti perang dunia ke 3..aahhh maaf jadi lebay dikit…
Kebanyakan orang mungkin akan memarahi istrinya karena telah membuat malu di depan para tamu. Atau mungkin keluar sumpah serapah, atau bahkan keluar tendangan seribu bayangan. Atau setidaknya ia merasa malu, kehormatannya sebagai tokoh masyarakat tercemar oleh perilaku istrinya. Ya mudah-mudahan kita semua dapat mengelola emosi dengan lebih terkontrol baik dengan istri terlebih lagi terhadap anak-anak.
Ya tiba-tiba aku jadi teringat dengan hadist yang selalu dibacakan oleh murid-muridku tercinta kelas 2 SDIT Luqman Al Hakim, setiap selesai sholat berjamaah. Bunyi hadistnya:
لا تغضب ولك الجنة
"Laa taghdlob walakal jannah"
Artinya : Jangan marah bagimu (pahala) surga
Ayo siapa yang ga mau surga?” Emang sih kemampuan mengelola rasa marah ini gampang-gampang susah ia membutuhkan proses, namun dampaknya akan sangat positif apabila kita bisa mengendalikannya. Karna dampak positifnya adalah mampu membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain di sekitarnya, dan yang tidak kalah pentingnya akal pikiran akan lebih sehat, jadi awet muda ^_^ wallahu a’lam bissawaab.

sumber : keluargacinta.com

Sikap Kholifah Umar Saat Dimarahi Sang Istri

ISLAMIC ARTICLE--Umar bin Khattab dianugerahi Allah SWT dengan ketegasan, keberanian kepada setiap orang bahkan setan pun kalau berpapasan pasti menyingkir daripada harus ketemu Umar, dan dibalik sikap tegasnya beliau memiliki hati yang sangat lembut. Kisah rumah tangga kholifah Umar dapat menggambarkan betapa tinggi budi pekerti sang khalifah dalam menghormati istri. 
Syahdan, diceritakan seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa menuju kediaman Khalifah Umar bin Khatab r.a. Ia ingin mengadu pada Kholifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun.

Dari dalam rumah terdengar istri Kholifah Umar bin Khatab r.a sedang marah-marah. cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Subhanalloh…tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut kholifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.

Apa yang membuat seorang Kholifah Umar bin Khatab r.a yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya marah? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun?. Ini 5 rahasia Umar mengapa ia lebih memilih berdiam diri atau seakan tunduk dalam menghadapi istrinya:

Apa yang dilakukan oleh kholifah Umar sangat sejalan dengan ayat yang terdapat pada surah An-Nisa.
“Dan bergaullah dengan mereka secara patut. kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, Padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak” (QS. An-Nisa : 19)

1. Istri adalah benteng Penjaga Api Neraka
Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya dirinya akan kesulitan mengendalikan syahwatnya kepada wanita sekitarnya. Istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari.

Maka, ketika kholifah Umar terpikat pada wanita, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari bahaya syahwat dan mebentengi dirinya dari api neraka. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.

2. Istri sebagai Pemelihara Rumah
Dikala dirinya bekerja siang malam dalam mengumpulkan harta. Umar mendapati Istrinya yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran.

Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, berapa pula ia harus membayar untuk menggantikan peran istri serupa itu. Niscaya akan sulit menemukan pemelihara rumah yang ikhlash dan telaten daripada istrinya dalam menjaga hartanya.

3. Istri membantu menjaga penampilan suami
Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Dalam berpakaian, atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaiannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu.

4. Istri sebagai pengasuh Anak-anak
Perjuangan dan pengorbanan istri dalam sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir anak-anak yang menggembirakannya. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat anak-anak agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat.

Jika ada yang salah dengan pertumbuhan anak, pastilah istri yang disalahkan. Bila anak membanggakan lebih dulu suami yang mendapatkan pujian. Baik buruknya sang anak ke depan tak lepas dari sentuhan istrinya. Kholifah Umar bin Khatab r.a paham benar akan hal itu.

5. Istri sebagai penyedia Hidangan
Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami cuma tahu ada hidangan, tiada terpikir bagaimana susahnya cara menyajikannya, mulai dari alotnya tawar menawar di pasar menyiapkan bahan-bahan makanan untuk diracik dan dimasaknya.

Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.

Dengan mengingat lima peran ini, Kholifah Umar bin Khatab r.a kerap diam setiap istrinya marah. Umar memahami peran Istrinya yang capek, mungkin juga jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya.

Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah istrinya itu melalui ungkapan kemarahan dan kecerewetan yang diterimanya. Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya.

Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar percekcokan karena suami sebagai pemimpin tidak terima dimarahi istri.  

Akankah saya sebagai imam didalam rumah tangga masa kini dapat mencontoh perilaku Kholifah Umar bin Khatab r.a ini?. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi pemimpin idaman bagi keluarganya. MasyaAllah kalau membaca sejarah ini jadi sempat merenung, betapa istri yang selama ini selalu menemani dikala susah dan gundah jadi ga tega kalau mau mengomeli dirinya, ya Allah tambahkanlah kesabaran dan ketabahan pada hamba disetiap menghadapi masalah rumah tangga, engkau yang lebih mengetahui setiap isi hati manusia tentu punya kehendak untuk merubahnya dan pasti ada hikmah yang besar disetiap peristiwa. Wallahu a’lam bissawaab.
Dikisahkan dari berbagai sumber.

Hari Kartini; Di Antara Pemikiran Kaum Feminisme & Islam

Hari ini masyarakat Indonesia kembali meramaikan hari Kartini, masyarakat sangat antusias menyambutnya khususnya kaum hawa, ya peringatan yang saban tahun hadir di tanah air tercinta ini. Gegap gempita akan terlihat disetiap lingkungan pendidikan dan diperusahaan.Dan tak kalah ketinggalan kaum wanita yang mengatasnamakan kelompok feminis yang selalu menyuarakan masalah gender atau persamaan hak-haknya terhadap dominasi kaum laki-laki. 
Dengan datangnya peringatan Kartini, seakan-akan menjadi momentum tepat bagi kaum feminis merubah prinsip hidup para wanita yang selama ini selalu merasa belum merdeka. Dan sebagian kaum wanita yang berpaham feminisme merasa islam belum adil dalam menjaga hak-hak kaum perempuan disbanding kaum Adam. Benarkah demikian?.....
Renungankanlah wahai para wanita yg ingin mendapat kemuliaan Islam
Kaum 'FEMINIS' bilang susah jadi wanita, karena melihat peraturan dibawah ini saja :
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki. 
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.
4. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
5. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.
6. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.
7. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak Ada pada lelaki.

 Itu sebabnya mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA".
Pernahkah Kita lihat sebaliknya (kenyataannya).. ?
1. Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya..?
2. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, Ia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak.
3. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggung- jawabkan terhadap..! 4 wanita: 
Isterinya, 
Ibunya, 
Anak perempuannya
Saudara perempuannya.

4. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya DITANGGUNG oleh 4 orang lelaki: 
suaminya,
Ayahnya, 
Anak lelakinya 
Saudara lelakinya.

5. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja:
Shalat 5 waktu
Puasa di bulan Ramadhan
Taat kepada suaminya
Menjaga kehormatannya.

Masya ALLAH.. ! Demikian sayangnya ALLAH pada wanita..!!

Sabda Rasulullah SAW yang mengatakan: “Takutlah kepada Allah dan hormatilah kaum wanita.” (H.R.Muslim). Itulah sebagai tanda cinta Islam kepada wanita. Islam memuliakan wanita, dan menempatkannya dalam kedudukan yang terhormat.

Orang Beriman Akhir Zaman Yang Dirindukan Rasulullah


ISLAMIC ARTICLE--Sungguh berbahagialah orang yang memegang amalan sunnah maupun yang selalu taat kepada perintah Allah, baik dikala lapang ataupun sempit, tidak peduli apa kata orang tentang dirinya yang penting memberikan manfaat dan tidak merugikan orang lain. Ia tetap bersabar dan istiqomah mempertahankan sunnah-sunahnya walaupun dianggap aneh atau asing. Karena orang beriman sangat yakin dengan sabda-sabda Rasul yang telah disampaikan pada empat belas abad yang silam seperti cerita dibawah ini.

Diceritakan dalam sebuah pertemuan itu hening sejenak. Semua yang hadir diam membatu. Mereka seperti sedang memikirkan sesuatu. Lebih-lebih lagi Saidina Abu Bakar. Itulah pertama kali dia mendengar orang yang sangat dikasihi melafazkan pengakuan demikian.
Rasulullah Merindui Umat Akhir Zaman
Sepintas senyuman yang sedia terukir indah dibibirnya. Wajahnya yang tenang berubah warna. “Apakah maksudmu berkata demikian wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu? ” Saidina Abu Bakar bertanya melepaskan gumpalan teka-teki yang mula menyerabut fikiran.

Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku (ikhwan),” suara Rasulullah bernada rendah.
Kami juga ikhwanmu, wahai Rasulullah,” kata seorang sahabat yang lain pula. Rasulullah menggeleng-gelangkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum. Kemudian baginda bersuara:
“Saudaraku ialah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku sebagai Rasul Allah dan mereka sangat mencintaiku. Malahan kecintaan mereka kepadaku melebihi cinta mereka kepada anak-anak dan orang tua mereka.”
Pada ketika yang lain pula, Rasulullah menceritakan tentang keimanan ‘ikhwan’ baginda: “Siapakah yang paling ajaib imannya?” tanya Rasulullah.
“Malaikat,” jawab sahabat.
“Bagaimana para malaikat tidak beriman kepada Allah, sedangkan mereka sentiasa hampir dengan Allah,” jelas Rasulullah. Para sahabat terdiam seketika. Kemudian mereka berkata lagi, ” Para nabi.”
“Bagaimana para nabi tidak beriman, sedangkan wahyu diturunkan kepada mereka.”
“Mungkin kami,” celah seorang sahabat.
“Bagaimana kamu tidak beriman, sedangkan aku berada ditengah-tengah kamu,” pintas Rasulullah menyangkal hujah sahabatnya itu.
“Kalau begitu, hanya Allah dan Rasul-Nya saja yang lebih mengetahui,” jawab seorang sahabat lagi, mengakui kelemahan mereka.
“Kalau kamu ingin tahu siapa mereka? Mereka ialah umatku yang hidup selepasku. Mereka membaca Al Quran dan beriman dengan semua isinya. Berbahagialah orang yang dapat berjumpa dan beriman denganku. Dan tujuh kali lebih berbahagia orang yang beriman denganku tetapi tidak pernah berjumpa denganku,” jelas Rasulullah.
“Aku sungguh rindu hendak bertemu dengan mereka,” ucap Rasulullah lagi setelah tiba-tiba membisu. Ada berbaur kesayuan pada ucapannya itu.
Begitulah penilaian seorang yang sangat mulia. Bukan jarak dan waktu yang menjadi ukuran. Bukan bertemu wajah itu syarat untuk membuahkan cinta yang suci. Pengorbanan dan kesungguhan untuk mendambakan diri menjadi kekasih kepada kekasih-Nya itu, diukur pada hati dan buktikan dengan kesungguhan beramal dengan Sunnahnya.
Pada kita yang bersungguh-sungguh mau menjadi kekasih kepada kekasih Allah itu, wajarlah bagi kita untuk mengikis cinta-cinta yang lain. Cinta yang dapat merenggangkan hubungan hati kita dengan baginda Rasulullah.
Selawat & salam buat junjungan mulia Rasulullah.s.a.w…”Berselawatlah untukku satu kali, maka Allah akan berselawat untuk nya 10 kali” hadis riwayat muslim(1/288, no.384)
Sabda Nabi SAW “Dari Ibnu Mas’ud r.a. bahawa Rasulullah s.a.w bersabda : Orang yang terdekat denganku pada hari kiamat ialah orang yang paling banyak berselawat kepadaku.” (Hadis Riwayat At-Tarmidzi)
Semoga kita semua termasuk orang yang selalu menjaga amalan baik wajib maupun sunnah, dan menjadi orang-orang yang bertaqwa.
sumber : embunmulia.com

Kisah Dari Yaman Tentang Jasad Orang-Orang syi'ah

Salah seorang mujahidin yang berjaga jaga di aden , tepatnya di daerah jaulah suzuki menceritakan sebuah kejadian yang menggetarkan hati...
Beliau berkisah : 

suatu saat kami sedang di medan perang melawan syiah hutsi ....
Dan kami berhasil menawan salah seorang diantara mereka, kemudian dia kami interogasi : 

Apa pendapatmu tentang Aisyah رضي الله عنها ? 
Maka ia menjawab : ia terlaknat ! (Semoga Allah melaknati orang ini)
Setelah itu kami bertanya kembali : 

Apa pendapatmu tentang Sahabat Mu'awiyah رضي الله عنه ...?
Ia menjawab : kafir...!
Kemudian ia berkata : 
Kalau kalian membunuhku maka saya akan masuk syurga firdaus yang paling tinggi dan bila kalian melepaskanku maka saya akan kembali memerangi kalian...!

Kemudian saudara kita ini meneruskan ceritanya : maka kami bunuhlah orang ini dan semoga Allah melaknatinya ...


Demi Allah...!
tidak berlangsung lama setelah kami bunuh, badannya membusuk dan keluarlah bau yang sangat tidak mengenakkan darinya...!


Demi Allah...!
kami tidak mampu menguburkannya karena baunya yang sangat busuk tersebut...!

Kemudian kami menggali lobang dan berusaha mengguburkannya dengan penuh kesulitan sedangkan peperangan terus berkecamuk...

Setelah kami kembali dari medan perang, dalam waktu yang tidak terlalu lama, jasad orang tersebut muncul kembali dipermukaan tanah...

Ya Allah...! 
Sampai bumi pun tidak mau menerima jasadnya...!

Dalam peperangan tersebut kami berhasil membunuh 7 orang dari mereka, setelah itu kami kuburkan 2 mayat dalam satu lobang, begitu kami melangkah untuk menguburkan mayat yang ke 3 ternyata mayat 1 dan 2 yang telah kami kuburkan sebagian anggota tubuhnya muncul kembali kepermukaan tanah...!
Bumi pun tidak mau menerima jasad mereka...!

Akhirnya kami dengan susah payah mendatangkan traktor dan kami timbun mayat mayat mereka dengan tanah...!

Dan demi Allah...!
Kami hampir saja mati karena harus menahan bau yang luarbiasa busuknya ...!

Diceritakan kembali oleh saudara kita yang ada di Yaman.

-Dari Ustadz Abu Sa’ad Muh Nurhuda-
dinukil via share Syekh Dhoan Mahardhika dr grup WA Ittiba ’Urrasul - (Sepenggal Kisah Dari Medan Jihad di Yaman)
Salah seorang mujahidin yang berjaga jaga di aden , tepatnya di daerah jaulah suzuki menceritakan sebuah kejadian yang menggetarkan hati...

Kumpulan Lafazd Do'a Untuk Orang Yang Sudah Wafat


Lapadz doa lengkap terkait kematian untuk orang yang meninggal sejak pertama mendengar atas wafatnya seseorang dan saat takziyah serta doa bagi keluarga yang ditinggal. Doa-doa ini semua diambil dari hadits Nabi Muhammad S.A.W

lafadz do’a ketika mendengar informasi orang meninggal

Apabila kita mendengar kabar tentang kematian seseorang, maka berikut bacaan doa yang sebaiknya dibaca:


إنَّا ِللهِ وإنَّا إلَيْهِ رَاجِعُوْن وَإِنَّا إليَ رَبِّنِا َلمُنْقَلِبُون
الَلهُمَّ اكْتُبْهُ عِنْدَكَ ِفي اُلمحِسنِينِ وِاجْعَلْ ِكتابَهُ ِفي ِعلّيِّين
وَاْخلُفْهُ في أَهْلِهِ في الغَابِرين
وَلا تحَرِْمْنا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ 

                                                                                                                          
Teks tulisan latin: 

Innalillahi wa inna ilaihi raji'un wa inna ila rabbina lamunqalibun
Allahumma uktubhu 'indaka fil muhsinin waj'al kitabahu fi 'illiyyin
wakhlufhu fi ahlihi fil ghabirin
wala tahrimna ajrahu wala taftinna ba'dahu

Artinya: Sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNya kami kembali dan kepada Tuhan kami semua akan kembali.
Ya Allah! Tulislah dia (yang meninggal dunia) termasuk golongan orang-orang yang berbuat kebaikan di sisi Engkau dan jadikanlah tulisannya itu dalam tungkatan yang tinggi serta gantilah ahlinya dengan golongan orang-orang yang pergi dengan ketaatan PadaMu

Catatan: Doa di atas untuk mayit laki-laki. Untuk jenazah perempuan ganti kata "hu" menjadi "ha". Contoh "اكْتُبْهُ" menjadi "اكْتُبْهَا"

Do’a Singkatnya

إنا لله وإنا إليه راجعون اللهم أجرني في مصيبتي واخلف لي خيرا منها 

Teks latin: Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Allhumma ajirni fi musibati wakhluf li khoiron minha

Artinya: Sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNya kami kembali. Ya Allah berilah kami pahala atas musibah ini dan gantilah bagiku yang lebih baik dari musibah ini.



Bacaan do’a ketika seseorang wafat 

Apabila salah satu dari keluarga terdekat kita wafat atau meninggal dunia, baca doa berikut:


إنَّا ِللهِ وإنَّا إلَيْهِ رَاجِعُوْن الَلهُمَّ عِنْدَكَ أَحْتَسِبُ مُصِيْبَتي فَأجِرْنِي ِفيها وَأَبْدِلْني ِمنْها خَيرًا 


Teks tulisan latin:

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Allahumma 'indaka ahtasibu musibati fa ajirni fiha wa abdilni minha khaira

Artinya: Sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNya kami kembali.
Ya Allah aku pasrah padaMu atas musibah ini, maka berilah aku pahala dan gantilah dengan yang lebih baik.


Do’a ta’ziah (ziarah kematian) untuk keluarga yang ditinggal.

Apabila kita ta'ziyah atau mengunjungi orang yang wafat, maka baca doa berikut saat bertemu dengan tuan rumah atau keluarga yang ditinggalkan (yang tertimpa musibah):


Teks latin: 
A'dzamaallahu ajroka wa ahsana 'aza'aka wa ghafara limayyitika

Artinya: Semoga Allah mengagungkan pahalamu, mengindahkan sabarmu dan memaafkan mayitmu.


Keutamaan bersabar bagi keluarga yang ditinggal wafat

Allah memerintahkan umat Islam untuk bersabar saat tertimpa musibah. Termasuk musibah kematian saat orang yang paling kita cintai pergi. Dalam QS Al Baqarah 2:155-157 Allah berfirman


وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ{*} الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ*  أُولَـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ


Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk

Do’a Ziarah Kubur 

Saat ziarah ke kuburan, Rasulullah menganjurkan untuk membaca bacaan doa berikut:

- Doa ziarah ke pemakaman umum (dari hadits riwayat Muslim)
السلام عليكم أهل الديار من المؤمنين والمسلمين، وإنا إن شاء الله تعالى بكم لاحقون، نسأل الله لنا ولكم العافية


Teks latin:

Assalamualaikum Ahladdiyar minal mukminin walmuslimin. Wa inna insyaAllah taala bikum lahiqun. Nas'alullaha lana walakum al-afiyah

Artinya: Assalamualaikum wahai Ahli Kubur yang muslim dan mukmin. InsyaAllah kami akan bertemua kalian. Kami meminta Allah agar kami dan kalian diberi kesehatan.

ATAU doa berikut (dari hadits riwayat Tirmidzi:


السلام عليكم يا أهل القبور، يغفر الله لنا ولكم، أنتم سلفنا ونحن بالأثر


Teks latin: Assalamualaikum Ya Ahlal Qubur. Yaghfirullaha lana walakum. Antum salafuna wanahnu bilatsar

Artinya: Assalamualaikum wahai Ahli Kubur. Semoa Allah mengampuni kami dan kalian. Kalian pendahulu kami. Kami akan menyusul.
Semoga ilmu ini bermanfaat bagi yang membaca dan mengamalkannya.

Sumber : alkhoirat.net

Situs-situs Islam Diblokir, Bumerang Buat BNPT

Hari-hari ini umat Islam Indonesia kembali kehilangan hak asasinya. Kali ini kaum Muslimin kehilangan hak untuk mendapatkan informasi, berita, dan yang terpenting adalah pencerahan ataupun pelajaran dari para ulamanya melalui situs-situs media Islam online yang mereka percaya.
Kebijakan Kemkominfo memblokir situs-situs media online Islam sangat mengejutkan kaum.

Muslimin di era Reformasi saat ini. Itu menunjukkan tindakan Abuse of Power dan otoritarian masih saja terjadi di negeri ini. Terlebjh korbannya lagi-lagi adalah Islam dan kaum Muslimin.
Protes pun bermunculan dari umat Islam, tokoh Islam, ormas dan sejumlah kalangan yang peduli untuk menjaga negara ini agar tidak kembali ke sejarahnya yang kelam di masa lalu.

Para pengelola situs Islam yang diblokir telah mendatangi Kemkominfo pada Selasa (31/3) lalu. Pihak Kemkominfo menyatakan mereka hanya menjalankan permintaan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan ‘Terorisme’). Maka dalam hal ini BNPT-lah pihak paling bertanggung jawab atas pembredelan situs media Islam online ini.
Jika kita cermati lebih jauh, langkah yang diambil BNPT ini sangat berbahaya di samping terang benderang menentang semangat Reformasi dan UU No. 40 Tahun 1999. Pasalnya keputusan BNPT ini secara tidak langsung mengandung unsur pelecehan terhadap dakwah Islam dan para ulama, dimana tulisan, ceramah, pencerahan-pencerahan sejumlah ulama bertebaran di dalam situs-situs yang diblokir itu.

Fakta berbicara bahwa situs-situs media Islam online yang diblokir merupakan salah satu alat penghubung sekaligus penyambung lidah para ulama panutan, tokoh Islam, intelektual Islam kepada umat secara umum. Pencerahan-pencerahan dari para ulama ini dapat mudah diakses oleh umat melalui perantara situs-situs tersebut, tentu termasuk di dalamnya adalah berita-berita dunia Islam.
BNPT sendiri sejauh ini tidak mau menjelaskan definisi dan batasan radikal itu sendiri seperti pernyataan Deputi Penindakan & Kemampuan Brigjen Arif Dharmawan kepada cnnindonesia.com. Karenanya umat Islam dibuat bertanya-tanya apa yang dimaksud ‘radikal’ oleh lembaga anti ‘teror’ yang selama ini didanai oleh Amerika dan Australia itu.

Arif Dharmawan menegaskan, lembaganya hanya menekankan bahwa konten di website yang diblokir itu bertentangan dengan falsafah Indonesia dan Islam.
Ketidakjelasan definisi dan batasan ‘radikal’ menurut BNPT yang dijadikan dasar pemblokiran situs-situs media Islam online otomatis melahirkan kesimpulan di masyarakat, khususnya umat Islam, bahwa semua konten dalam situs tersebut adalah ‘radikal’, bertentangan dengan falsafah Islam alias menyimpang, termasuk di dalamnya adalah ceramah-ceramah, tulisan-tulisan ulama, intelektual, tokoh Islam bahkan tokoh Majelis Ulama Indonesia sekalipun.

Ini adalah bentuk pendiskreditan Islam, khususnya ulama, yang dijadikan narasumber utama oleh situs media Islam online tersebut. Ada pepatah mengatakan “daging Ulama itu beracun” yang dipahami merendahkan martabat ulama itu berbahaya. Penyematan stempel radikal atau menyimpang terhadap situs-situs media Islam online mau tak mau menyasar para ulama, intelektual dan tokoh-tokoh Islam. Tanpa harus disebutkan namanya umat Islam tahu siapa saja ulama-ulama panutan umat yang rutin memberi pencerahan-pencerahan kepada umat melalui situs-situa media online yang diblokir atas perintah BNPT itu.

BNPT tanpa sadar sedang menempatkan umat Islam dan ulama-ulamanya sebagai musuh utamanya. Retorika yang dibangun selama ini bahwa BNPT melawan tindakan ‘teror’ dengan latar belakang apapun bukan Islamnya atau umat Islamnya dengan sendirinya terbantahkan oleh ulah mereka sendiri.
Memang tidak sedikit ulama yang resah dengan keberadaan BNPT dan Densus 88 yang disinyalir kerap melancarkan aksi anti Islam dan umat Islam. Sebut misalnya, seperti seorang ulama kharismatik, KH Tengku Zulkarnaen (pengurus MUI Pusat) mengritik keras Densus 88 atas aksi mereka mengintimidasi santri penghafal Al Qur’an. KH Tengku Zulkarnaen bahkan meminta Densus 88 dibubarkan seperti diberitakan Republika.

Menempatkan kaum Muslimin dan ulama Islam sebagai musuh melalui kriminalisasi dan memblokir situs media Islam online semestinya diperhitungkan masak-masak oleh BNPT. Tindakan ini akan menjadi boomerang bahkan akan sangat membahayakan BNPT sendiri.

Kaum Muslimin dan ulama Islam Indonesia punya sejarah panjang bagaimana misalnya kegigihan mereka melawan pihak penjajah negeri ini. Sebut saja Syaikh Abdush Shomad Al Falimbani, Syaikh Yusuf Al Makassari, Pangeran Ngabdul Khamid (Diponegoro), Tuanku Imam Bonjol, Sultan Hasanudin dan masih banyak lagi tokoh ulama sekaligus pahlawan nasional yang melawan penjajah Belanda dan penjajah “tetangga”nya sendiri yaitu kaum pribumi yang berkhianat mendukung Belanda dengan sebutan “Londo Ireng”.
Jangan lupa pula dengan Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari yang menjadi pembakar semangat jihad pasukan Bung Tomo dan Resolusi Jihad-nya.

Akhirnya jika BNPT tetap pada pendiriannya memutuskan untuk membungkam situs-situs media Islam online dengan dalih radikal dan menyimpang dimana hari ini situs-situs tersebut menjadi penyambung lidah para ulama Islam, maka BNPT sedang memberi jalan kepada umat Islam untuk bersatu berdiri di belakang ulama panutannya.
Sebaiknya BNPT mulai hari ini kembali membuka lembaran sejarah yang ditulis dengan tinta emas, bagaimana kehebatan, keteguhan, kegigihan umat Islam dalam melawan penjajah asing dan penjajah dari dalam negerinya sendiri yaitu “Londo Ireng”.

Saudara-saudaraku umat Islam mari rapatkan barisan. Jadilah seperti air dan udara dimana semakin ditekan dan dimampatkan maka tekanan dan pancarannya akan semakin kuat ke segala arah. Ingat, pertolongan Allah Subahanau Wa Ta’ala sudah dekat.

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلِكُمۖ مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS Al Baqarah: 214)

Usyaqul Hurr, Pemerhati Media Islam

sumber : salam-online.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...