Memahami Ayat Allah di Alam


 Kalau kita mengkaji Alqur'an maka didalamnya akan terdapat begitu banyak mengenai orang beriman dan orang yang tidak beriman dan adapun orang yang tidak beriman adalah mereka yang tidak mengenali atau tidak menaruh kepedulian akan ayat atau tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah di alam semesta ciptaan-Nya. Maka kemudian yang ada adalah saling menguasai alam ini demi kepentingan hawa nafsu belaka.

Maka kebalikannya, ciri has pada orang yang beriman adalah kemampuan memahami tanda-tanda dan bukti-bukti kekuasaan sang Pencipta tersebut, untuk kemudian memelihara alam ini. Ia mengetahui bahwa semua ini diciptakan tidak dengan sia-sia, dan ia mampu memahami kekuasaan dan kesempurnaan ciptaan Allah di segala penjuru manapun.

Pemahaman ini pada akhirnya menghantarkannya pada penyerahan diri, ketundukan dan rasa takut kepada-Nya. Ia adalah termasuk golongan yang berakal, yaitu "…orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Aali 'Imraan, 3:190-191)

Di banyak ayat dalam Alqur'an, pernyataan seperti, "Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?", "terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang-orang yang berakal," memberikan penegasan tentang pentingnya memikirkan secara mendalam tentang tanda-tanda kekuasaan Allah. Allah telah menciptakan beragam ciptaan yang tak terhitung jumlahnya untuk direnungkan. Segala sesuatu yang kita saksikan dan rasakan di langit, di bumi dan segala sesuatu di antara keduanya adalah perwujudan dari kesempurnaan penciptaan oleh Allah, dan oleh karenanya menjadi bahan yang patut untuk direnungkan. Satu ayat berikut memberikan contoh akan nikmat Allah ini yaitu:

"Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS. An-Nahl, 16:11)

Dan kalau kita berpikir sejenak mengenai salah satu dari ciptaan Allah yang disebutkan dalam ayat di atas, yakni tentang kurma. Sebagaimana diketahui, pohon kurma tumbuh dari sebutir biji di dalam tanah. Berawal dari biji mungil ini, yang berukuran kurang dari satu sentimeter kubik, muncul sebuah pohon besar berukuran panjang 4-5 meter dengan berat ratusan kilogram. Satu-satunya sumber bahan baku yang dapat digunakan oleh biji ini ketika tumbuh dan berkembang membentuk wujud pohon besar ini adalah tanah tempat biji tersebut berada.

Coba kita renungkan bagaimanakah sebutir biji mengetahui cara membentuk sebatang pohon? Bagaimana ia dapat berpikir untuk menguraikan dan memanfaatkan zat-zat di dalam tanah yang diperlukan untuk pembentukan kayu? Bagaimana ia dapat memperkirakan bentuk dan struktur yang diperlukan dalam membentuk pohon? Pertanyaan yang terakhir ini sangatlah penting, sebab pohon yang pada akhirnya muncul dari biji tersebut bukanlah sekedar kayu gelondongan. Ia adalah makhluk hidup yang kompleks yang memiliki akar untuk menyerap zat-zat dari dalam tanah. Akar ini memiliki pembuluh yang mengangkut zat-zat ini dan yang memiliki cabang-cabang yang tersusun rapi sempurna. Seorang manusia akan mengalami kesulitan hanya untuk sekedar menggambar sebatang pohon. Sebaliknya sebutir biji yang tampak sederhana ini mampu membuat wujud yang sungguh sangat kompleks hanya dengan menggunakan zat-zat yang ada di dalam tanah.

Melalui hasil renungan dan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa sebutir biji ternyata sangatlah cerdas dan pintar, bahkan lebih jenius daripada kita. Atau untuk lebih tepatnya, terdapat kecerdasan yang luar biasa dari apa yang telah dilakukan oleh biji. Namun, apakah sumber kecerdasan tersebut? Mungkinkah sebutir biji memiliki kecerdasan dan daya ingat yang luar biasa hebatnya?

Oleh karenanya tak dapat disangkal bahwa, pertanyaan ini mempunyai satu jawaban: yaitu biji tersebut telah diciptakan oleh Dzat yang memiliki kemampuan membuat sebatang pohon. Dalam arti kata bahwa biji tersebut telah diprogram sejak awal keberadaannya. Semua biji-bijian di muka bumi ini ada dalam pengetahuan Allah dan tumbuh berkembang karena Ilmu-Nya yang tak terbatas. Dalam sebuah ayat telah dinyatakan dengan begitu jelas :

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkah tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz). (QS. Al-An'aam, 6:59).

Dialah Allah yang menciptakan biji-bijian dan menumbuhkannya sebagai tumbuh-tumbuhan baru. Dan didalam ayat lain Allah menjelaskan lagi yaitu :

Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? (QS. Al-An'aam, 6:95)

Sebenarnya biji hanyalah satu dari banyak tanda-tanda kekuasaan Allah yang diciptakan-Nya di alam semesta, sebenarnya masih banyak lagi tentang yang lain misalnya mengenai hewan, benda-benda angkasa dan makhluk hidup lainnya. Oleh sebab itu ketika manusia mulai berpikir tentang kebesaran-Nya hendaknya akal benar-benar dipungsikan dengan baik dan tidak lupa disertai dengan hati nurani, untuk kemudian bertanya pada sendiri "mengapa" dan "bagaimana", maka insyaallah kita akan sampai pada pemahaman bahwa seluruh alam semesta ini adalah bukti keberadaan dan kekuasaan Allah SWT. Dan betapa banyak ayat yang mengatakan diakhir ayatnya yaitu apakah kamu berpikir? Wallahu alam bissawaab.

Makhluk Luar Angkasa dalam pandangan Islam


Membahas mengenai keberadaan makhluk luar angkasa selalu menarik untuk dibicarakan, masalahnya keberadaan makhluk ini sangat unik dan mesterius saking mesterinya hingga manusia dibuat bingung olehnya bahkan melahirkan kontroversi berkepanjangan yang sampai hari ditulisnya artikel ini pun perdebatan dikalangan ilmuwan dan juga agamawan terus berlanjut entah kapan berakhirnya. Dan anehnya tidak ada kata sepakat mengenainya seaneh keberadaan makhluk itu sendiri. Ada yang mengkaitkan mereka dengan makhluk jenis Jin, ada juga yang berpendapat bahwa mereka benar-benar ada dan berupa makhluk tersendiri terpisah dari jenis manusia dan jin, ada juga yang mengingkari keberadaannya dan menganggapnya sekedar berita bohong, isapan jempol dan imajinasi belaka dari orang-orang tertentu yang ingin mengacaukan dunia ini, ya macam-macamlah.

Setan Al-A’war sang Penggoda


Dalam hal mendekorasi agar tampak indah dipandang oleh manusia khususnya masalah maksiat  setan ini cukup berpengalaman, tujuannya bagaimana setiap manusia ketika memandangnya menarik hati yang memang itu merupakan tujuan iblis dan antek-anteknya.
Bahkan inilah jurus jitu yang  pertama iblis sebelum menggoda manusia untuk bergumul dengan dosa. Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam suroh Al-Hijr : 39 yang artinya ;
“Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,”

Oleh karenanya setan menghiasinya dengan perbuatan keji terlebih dahulu, setelah itu dilanjutkan dengan menyesatkan manusia. Dari ayat yang tersebut ditas Ibnul Qayyim mengomentari maksud kandungannya: “Di antara strategi iblis adalah menyihir akal secara konsisten hingga terpedaya, tidak ada yang selamat darinya kecuali yang dikehendaki Allah. Dia menghiasi perbuatan yang pada dasarnya menimbulkan mudharat sehingga tampak sebagai perbuatan yang paling bermanfaat. Begitu pula sebaliknya, dia memberi stigma buruk perbuatan yang bermanfaat sehingga nampak mendatangkan mudharat, sungguh betapa lihainya apa yang diskenariokan oleh iblis.
Panglima Setan Penyeru Zina
Taktik apapun ia coba terapkan buat menjerat mangsanya segala cara ia tempuh,  dalam menjalankan  iblis laknatullah ‘alaih tentu tidak sendirian dia memiliki bala tentara yang cukup berpengalaman dalam menyebarkan luaskan perbuatan zina yang merupakan dosa besar di dalam ajaran Islam. Tidak hanya itu, iblis menjadikan masalah  maksyiat sebagai target utama, sehingga terkadang dia melakukan sayembara bagi setan manapun yang mampu menjerumus-kan manusia kepada zina, iblispun tak segan-segan memberikan semacam piagam penghargaan ditambah sebuah mahkota sebagai tanda jasa karena berhasil dalam menjalankan misi.
Rasululah pernah mengatakan melalui sabdanya yang artinya:
“Jika datang pagi hari, Iblis menyebar para tentaranya ke muka bumi lalu berkata, “Siapa di antara kalian yang menyesatkan seorang muslim akan aku kenakan mahkota di kepalanya.” Salah satu tentaranya menghadap dan berkata, “Aku terus menggoda si fulan hingga mau menceraikan istrinya.” Iblis berkata: “Ah, bisa jadi dia akan menikah lagi.” Tentara yang lain menghadap dan berkata: “Aku terus menggoda si fulan hingga ia mau berzina.” Iblis berkata: “Ya, kamu (yang mendapat mahkota)!” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 1280)
Selain ituIblis juga menyiapkan kopasus  yang dikomandani oleh anaknya sendiri bernama Al-A’war. Mujahid bin Jabr, murid utama Ibnu Abbas menyebutkan bahwa Iblis memiliki 5 anak, satu di antaranya bernama Al-A’war. Dia memiliki tugas khusus menyeru orang untuk berbuat zina dan menghiasinya agar nampak baik dalam pandangan manusia. (Talbisul Iblis, Ibnu Al-Jauzy hal. 41)

Al-A’war juga merekrut para anggota dari golongan manusia sebagai tim sukses untuk mengkampanyekan perbuatan zina. Segala cara ia tempuh, seperti melalui media elektronic, media cetak dll.
Memasang Banyak Umpan
Bak seorang pemancing yang berpengalaman, iblis paling tau umpan apa yang paling digemari oleh ikan untuk kemudian nyangkut di kailnya. Umpan tersebut salah satunya dalam bahasa arab ‘Nisa’un kaasiyat ‘ariyat’, wanita yang berpakaian tapi telanjang, pornografi, porno aksi dan sebagainya intinya bisa membangkitkan birahi.

Adapun umpan tersebut biasanya di tempatkan diposisi yang cukup strategis, sehingga memungkinkan bagi mangsa untuk melihatnya. Di antara tempat strategis tersebut adalah televisi dan media cetak. Maka jika kita lihat di televisi disana banyak berjejal wanita yang berpakaian tapi telanjang, lagu dan tarian erotis, film-film yang mengundang birahi yang bisa disaksikan oleh semua orang. Itu pertanda setan Al-A’war telah berhasil merekrut banyak orang untuk dia jadikan sebagai umpannya. Demikian pula dengan tabloid, koran dan majalah-majalah berjenis ‘XX’ yang menjadikan pornografi hidup dan tampak indah.
Dibumbui Dengan Istilah Penyedap Rasa
 
Si Al-A’war tidak begitu saja membiarkan umpan itu menyebar disembarang tempat. Karena ia tahu masih banyak orang-orang waras yang akan merusak umpannya. Akan banyak orang-orang sehat yang akan menegur, mencela dan memusuhinya. Untuk itu, dia menciptakan istilah dan kilah sebagai penyedap rasa. Sebuah opini ia bangun sehingga yang antipati menjadi netral, yang netral menjadi simpati, yang simpati menjadi bala-tentaranya yang solid.

Di antara istilah yang diilhamkan Al-A’war kepada para anteknya dari golongan manusia adalah menamakan imez bahwa budaya telanjang sebagai bentuk kemajuan zaman atau orang modern, pacaran sebagai upaya penjajakan atau disebut sebagai anak gaul, nyanyian yang romantis yang berseni dan tarian erotis sebagai bentuk ekpresi seni yang bernilai estetika tinggi.

Oleh karenanya dalam hal ini bisa dibilang bahwa menamakan perbuatan keji dengan istilah yang berasumsi baik adalah trik tersendiri seperti orang yang bermain sulap, tujuannya bagaimana mangsa bisa terhepnotis dan tersugesti dengan sendirinya tanpa ia menyadarinya. Trik ini tentunya sudah diterapkan sejak nenek moyang yaitu ketika iblis membujuk Adam dengan perkataannya:
“Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?” (Thaha: 120)

Dia menyebut pohon yang dilarang dimakan buahnya dengan pohon Khuldi, pohon yang apabila dimakan buahnya menyebabkan dia kekal di jannah.

Tidak berbeda dengan yang dilakukan setan hari ini, mereka memberi istilah perbuatan keji dengan nama yang disukai hati.

Informasi yang menyesatkan diiringi dengan gambar yang menggiurkan jika datang secara bertubi-tubi akhirnya dianggap sebagai hal yang biasa, atau seakan kebenaran yang layak untuk dibela. Sebagaimana yang telah dimaklumi bahwa dengan pemberitaan yang terus menerus secara intensif, maka dengan sendirinya berita dusta dianggap nyata, kesesatan berubah menjadi hal yang benar dalam pandangan manusia. Dalam sebuah penilaian untuk ukuran barat tidak mengenal berita yang benar atau yang salah, tetapi yang ada adalah berita cerdas atau bodoh. Berita cerdas yaitu berita yang dikemas sehingga tak terlihat boroknya sedangkan berita bodoh adalah berita yang tampak segala keborokkannya.

Sepertinya usaha Al-A’war dan anggota tentaranya benar-benar jitu. Bukti nyata yang tampak adalah pada saat ini generasi muda sudah banyak yang masuk dalam perangkapnya. Generasi modern sekarang begitu mudahnya ketika menelan kailnya. La haula walaa quwwata illa billah.
Melihat kondisi sekarang seperti in akankah kita berputus asa?  karena betapapun gigihnya usaha setan, bagi orang yang beriman kalau ia konsisten dengan keimanannya dan selalu minta perlindungan pada Allah SWT, insyaallah akan terjaga: ketahuilah tipu daya setan itu lemah” sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah dalam suroh (An-Nisa’: 76)

Cara pertama yang dapat dilakukan oleh orang yang beriman adalah bagaimana agar kita tidak mudah terjebak oleh perangkapnya dengan selalu mendekatkat diri kepada Rob itu sendiri sebagai zat yang mengendalikan makhluknya, Wallahu a’lam bissawaab. Ya Robby berilah perlindungan kepada orang-orang yang selalu bermunajat kepada Engkau.

Ketika Logika Menjadi Tuhan

Rasululloh diutus oleh Allah Subhana Wata'ala sebagai rahmatan lil alamin, tentu juga sebagai penutup para nabi-nabi sebelumnya yang lebih dulu hadir, semua para nabi yang telah mendapat amanah dari-Nya jelas ada visi dan misi yaitu mengajak manusia untuh menyembah Tuhan, bukan sesembahan yang lain yang tidak bisa memberikan apa-apa bagi kemaslahatan manusia, Faktanya ketika manusia menuhankan benda-benda pasti ujungnya kehancuran, sebutlah misalnya zaman Raja Namrud atau Fir'aun yang mengaku tuhan, dan masih banyak lagi. Tentu ketika Rasululloh hadir di Mekkah juga menemui hal yang sama dalam arti beliau menhadapi manusia-manusia yang beragam tipe dan karakternya. Sejak beliau menerima wahyu pertama surah Al-Alaq ayat 1-5 di Gua Hira, maka sekaligus penanda berubahnya sebuah status, dari Nabi menjadi Rasul genap di usianya 40 tahun.

Sejak menerima wahyu pertama, maka beliau mulai mendakwahkan misinya yaitu mengajak masyarakatnya untuk menyembah Tuhan, bukan berhala seperti lata, uzza dan manat yang sangat diyakini masyarakat jahiliyah pada waktu itu. Dengan tugas inilah Rasul mulai mengajak kaum kerabatnya diawali dari istrinya sendiri yaitu Khadijah binti khuwailid.

Betapa misi yang beliau bawa pada saat itu benar-benar mendapat perlawan yang cukup keras dari masyarakatnya. Namun atas izin Allah jualah perjuangan itu dapat tegak hingga mampu mewujudkan peradaban yang gemilang. Sebuah peradaban yang lahir dari manipestasi iman bukan karena hasil olah pikir manusia sebagaimana pendapat dari teori-teori ilmu modern sekarang, karena kita tahu ilmu tentang sejarah khususnya sejarah umum pada saat ini sudah sangat terkontaminasi oleh pemikiran filsafat-fisafat barat.

Memang pada dasarnya ilmu filsafat sedikit banyaknya telah menyumbangkan teorinya dalam kemajuan pada segala aspeknya hingga kemudia melahirkan peradaban modern. Namun yang cukup disayangkan ilmu-ilmu filsafat ini sebagian telah banyak menyimpang. Penyimpangan ini sebenarnya kalau mau ditelusuri lebih mendalam untuk kemudian bisa dilihat dari segi epistimologinya maka akan bermuara pada akal manusia itu sendiri. Sejauh mana manusia mencari sumber kebenaran, kalau seseorang mencari kebenaran tidak semata-mata hanya menggunakan akal atau logika sebagai barometernya.

Dan pada awalnya proses untuk mencari kebenaran itu diawali dengan akal dan logika namun jika semua itu sulit didapatkan, maka rujukkannya harus bersumber pada Al-Qur’an. Sungguh naif rasanya ketika seorang yang mengaku Muslim hanya mengandalkan logika atau akal semata, bahkan yang lebih membahayakan ia tahu tentang kebenaran itu, tapi ia berpura-pura tidak mengetahuinya hanya gara-gara merasa pintar dalam artian semua persoalannya bisa diselesaikan hanya menggunakan akal pikiran tanpa perlu melibatkan Al-Qur’an maupun hadist.

Al-Qur’an sebagai sumber kebenaran yang menjadi tolak ukur pemikiran (intelektual) manusia hendaknya dikedepankan, buka logika yang didahulukan apalagi sampai melempar agama ke belakang dan menjadikannya pengekor yang selalu mengikuti kepentingan atas nama HAM. Permasalahan ini kemudian berimbas pada pengakuan bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak. Dan berakhir pada pengakuan terhadap yang plural dalam beragama atau yang disebut dengan pluralisme yaitu pemahaman yang menganggab bahwa semua agama benar. Atas nama kemanusiaan akhirnya agama dimanusiakan.

Phenomena pemikiran-pemikiran yang kelihatannya benar secara logika pada saat sekarang ini begitu banyak bermunculan salah satunya yang diprakarsai oleh JIL ( Jaringan Islam Liberal ) mereka menganggap bahwa pluralisme menjunjung tinggi dan mengajarkan toleransi, tapi justru mereka sendiri tidak toleran karena menafikan kebenaran ekslusif sebuah agama.

Mereka menafikan klaim "paling benar sendiri" dalam suatu agama tertentu, tapi justru pada kenyataannya kelompok pluralis-lah yang mengklaim dirinya paling benar sendiri dalam membuat dan memahami statement keagamaan (religious statement). Jadi misalnya dalam pertandingan sepak bola, mereka ini ibaratnya sebagai wasit, tapi dalam waktu yang sama wasit yang seharusnya memimpin pertandingan kok malah ikut main. Dan ini kan repot jadinya.

Mereka mestinya tahu aturan dan batasan-batasan main yang benar, kalau memilih jadi wasit, jadilah wasit yang adil, dan kalau memilih jadi pemain, ya jadilah pemain yang benar. Dan perlu diingat bahwa: any statement about religion is religious statement. Dan ini mereka tidak sadar kalau mereka telah menuhankan logika, hal itu tidak lain dikarenakan satu kata ini merupakan bentuk dosa terbesar yang tidak terampuni (terkecuali pelakunya benar-benar menyesali atas perbuatan dari olah pikirnya kemudian taubatan nashuha sebelum ajal menjemput).

Jika dilihat dari hukumnya, orang yang menuhankan logika maka ia termasuk musyrik, karena dampak yang ditimbulkannya tidak jauh berbeda dengan syirik spiritual. Bahkan yang lebih parah lagi, kemusyrikan jenis ini bisa melahirkan virus yang lebih ganas karena penyebarannya begitu masiv yakni melalui corong media massa dan terorganisir. Dan yang lebih ironis lagi, perguruan tinggi Islam yang seharusnya menjadi panutan dalam pembinaan aqidah justru ikut mempelopori lahirnya pemikir liberal.

Permasalahan ini sungguh menjadi tantangan tersendiri bagi umat Islam di masa kini yakni postmodern, yaitu zaman di mana logika sebagai lokomotif  tolak ukur dalam mencari sebuah kebenaran  dibalik peniadaan (penafian) yang absolute dan penolakan metafisika, sedangkan Islam sendiri berangkat dari yang absolute (wahyu) dan melalui jalan metafisika yang jelas. Walaupun keduanya terlihat kontradiktif (antara postmo dan Islam), bukan berarti Islam tidak sesuai dengan zaman, namun justru Islam datang untuk menjawab tantangan zaman yang telah di belokkan  oleh paham menyimpang terutama kesyirikan dan Islam mengajak untuk kembali kepada agama tauhid, yaitu pemurnia aqidah.

Untuk itu saya pribadi mengajak kepada seluruh orang-orang yang concern pada dunia dakwah, baik secara lisan maupun secara tulisan. Mari tunjukan kepedulian kepada kaum muslimin, permasalahan ini perlu segera disikapi dan ditindaklanjuti, untuk kemudia secara bersama-sama membuat program yang riel. Salah satunya memasyarakatkan MBA ( Mengajar, belajar Al-qur’an). Dan menggalakan kajian sistem wahyu sebagaiman Rasul dalam mendakwahkan islam yang rahmatan bagi umat manusia. Wallahu a'lam bish-shawwab

Para Intelektual Muda yang Menyesatkan?

Munculnya para intelektual muda pada masa kini yang pemikirannya sangat liberal melalui tulisan-tulisannya di website atau blog begitu cepat tersebar ke public, bila dibiarkan akan melahirkan generasi-generari atau pemikir bebas nilai.

Tersebutlah para intelektual Indonesia, dengan hadirnya sebuah kelompok yang cukup familiar ditelinga kita yaitu, Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah?, disingkat JIMM. Adalah sesuatu yang menggembirakan, bahwa di kalangan organisasi Islam, muncul semangat ilmiah, semangat untuk mengkaji ilmu dan menyebarkan ilmu ke tengah masyarakat. Termasuk di lingkungan Muhammadiyah. Sebab, kita tahu, masalah ilmu sangatlah mendasar dalam pandangan Islam. Banyak ayat al-Quran dan hadits Nabi Muhammad saw yang menekankan pentingnya peran ilmu dalam kehidupan manusia. Karena itu, kaum Muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu sepanjang hayat. Orang-orang yang berilmu, yang disebut ulama, sangat dihormati posisinya. Ulama bukan hanya orang yang pintar tetapi yang juga bertaqwa kepada Allah. (QS 35:28). Ulama-ulama yang jahat (ulamaa? al-suu?), sangatlah berbahaya bagi masyarakat. Baik ulama yang ilmunya salah, maupun ulama yang perilakunya jahat.

Teman Sejati


Teman Sejati laksana kilauan embun dipagi hari
yang menetes di sela rerumputan nan hijau
Hanya engkau yang mampu membasahi kegersangan hati
hingga menyuburkan taman jiwaku
Oh teman sejatiku marilah kita pelihara bersama
Rawatlah taman bersama keindahannya
Jagalah kesejukkannya dengan saling menghargai,
saling mengasihi dan saling melindungi
Teman Sejati ku ingin seperti kerlip bintang di angkasa raya
yang mendampingi rembulan tatkala dilanda sedih
hingga mampu menerangi gulita semesta raya
dalam dekapan kebersamaan yang bersahaja

Teman Sejati ”ku ingin menjadi pohon beringin dengan seribu dahan”
yang bisa memayungimu dari sengatan mentari yang tak tertahankan
hingga mampu memberikan keteduhan pada jiwamu
Oh Tuhan “sampaikanlah berita tentang kedamaian pada dirinya

Wahai angin sang pengembara ketika jiwaku tidak berada disisinya
ku ingin engkau menghiburnya dengan selimut hembusan halusmu
kabarkan pada jiwanya, bahwa jiwaku akan kembali tuk menemuinya
Teman Sejatiku engkau kumpulan mata air dari telaga suci
yang jernih mengalir tiada henti
hingga mampu menghapuskan rasa dahaga
dalam kesegaran jiwa ragaku

Teman Sejatiku engkau bagai kerlip mentari pagi
sinarnya menembus telaga jiwaku
aku ingin dari sinar itu dapat memantulkan cahaya keangkasa raya 
angkasa raya yang berhiaskan pelangi
Sahabat Sejati engkau pelangi hatiku

Keindahanmu bak intan permata
yang berkilau indah sebagai anugerah tiada tara
hingga mampu menebar pesona jiwa
dalam keindahan dan kedamaian

Ya Allah berilah ruang-ruang maaf pada hati ini
berilah ketenang jiwa disetiap hati-hati kami
hanya Engkau yang mampu menjaganya
ku berserah dalam dekapan ridho-Mu
 

Ceramah seorang Ustadz dalam logika aktivis Liberal

Ringkasan oleh:SAR
Ya Ustadz ini lagi yang berkhotbah” pasti yang disampaikan materinya masalah keutamaan sholat, zakat, imfak tidak ada yang lain apa?, hadis-hadis itu kan sekedar memotivasi saja tidak lebih dari itu. Dan kalau dilihat perawawinya banyak yang lemah. Kalimat ini sering saya dengar dari orang-orang liberal dan juga dari mahasiswa-mahasiswa jurusan akidah filsafat yang berada di UIN Sarif Hidayatullah ciputat.

Pada suatu ketika saya pernah berdialog dengan mahasiswa yang dibicarakan seputar ketuhanan. Mahasiswa ini menanyakan kepada saya “Mampukah Tuhan mengangkat sesuatu yang Dia sendiri tidak mampu untuk mengangkatnya? Saya jawab mampu. Pertanyaan inikan nyeleneh sampai kapanpun ia tidak bisa dijadikan sandaran logika apalagi kalau dimasukkan dalam epistimologi, aksiologi dan juga ontologi.

Seorang yang selalu berpikir leberal memandang Islam itu agama dogmatis, doktrin, pundamentalis dsb. Kalau saya jusrtu memandang aktivis liberal lah yang selalu mengedepankan logika semata dan terkadang dilandasi oleh nafsu bukan berdasarkan intuisi hati. Bahkan bisa dibilang bahwa jalan pikiran pemikir liberal cenderung terkotak-kotak, dan sering menggunakan aspek intelektual yang tidak realistis. Setiap masalah didiskusikan dengan menyitir buku-buku Kalmarx, Arkoun dan tokoh-tokoh barat lainnya.

Kitab Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup bagi umat islam juga sering menjadi bahan kritikan mereka, ketika saya dialog seputar Al-Qur’an kepada mereka kesimpulan yang saya dapatkan bahwa kitab suci ini selalu berada di belakang logika dan kalau saya menyebutkan asbabunnuzulnya wahyu maupun hadist dianalogikan dengan cara yang tidak semestinya khususya para perawi hadist dan juga sahabat-sahabat Rasululloh yang mencatat ayat-ayat ketika wahyu masih dalam proses turun dikatan masih ada ayat yang belum dimuat dikitab Al-Qur’an sekarang, karena ketika masih ditulis dipelepah kurma maupun dikulit binatang sebenarnya masih ada yang tercecer. 
Dan juga ketika Usman Bin Affan mau menjilid mushaf Al-Qur’an ada beberapa ayat yang beliau tidak dimasukan kedalam mushaf. Dan masih banyak lagi yang tidak saya bisa sebutkan satu persatu. Insyaallah dilain kesempatan dilanjutkan lagi.
Ceramah seorang Ustadz dalam logika aktivis Liberal Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/public-speaking/2124762-ceramah-seorang-ustadz-dalam-logika/

Makna sebuah kesyukuran


Berbicara masalah syukur tentu semua orang bisa mengucapkan, kalau itu menyangkut kenikmatan. Akan tetapi yang paling berat mengucap syukur apabila kita mendapat kesengsaraan. Lantas muncul sebuah pertanyaan bukankah kita bersyukur ketika mendapatkan keberuntungan?. Perlu diketahui kalau kita bersyukur misalnya terkena musibah rumah hancur karena gempa, “Alhamdulillah saya dan keluarga masih selamat dari peristiwa tersebut, walaupun rumahku hancur berantakan.

Kata  syukur mengarahkan kita untuk selalu berpikir positif dan juga dapat merubah paradigma negatif terhadap segala yang tidak mengenakkan menjadi lebih ringan untuk dirasakan dalam menjalaninya . Orang lain mungkin berkata bahwa kita tidak realistis. Namun, bersyukur adalah sikap menerima kenyataan dengan ikhlas baik senang maupun susah.

Bersyukur dapat memotivasi kita untuk bergerak maju dengan penuh antusias. Tak ada yang meringankan hidup selain sikap bersyukur.    

Maknanya semakin banyak kita bersyukur semakin banyak kita menerima hal-hal positif. Semakin jauh kita mengingkari, semakin berat beban yang kita rasakan pada diri sendiri. Banyak orang yang terpaku pada kegagalan lalu mengingkarinya. Sedikit sekali yang melihat keberhasilan lalu mensyukurinya. Kita tak akan pernah berhasil dengan menyalahkan diri sendiri, orang lain dan keadaan yang ada di sekelilingnya . Kita berhasil karena berusaha dan berdo’a. Sedangkan Usaha kita lakukan karena melihat sisi positif apapun hasil yang akan didapatkan. Hanya dengan bersyukurlah sisi positif itu tampak indah pada pandangan kita.    

Mulailah menatap hari dengan penuh keindahan dan sertakanlah niat untuk merasakan setiap keiindahan yang hadir  setiap detik. Bukalah pikiran dan hati. Carilah keindahan dari apa yang hadir disetiap peristiwa kita. Ketika hujan turun, rasakan kesejukan yang ditebarkan nya ke penjuru bumi. Amati keindahan setiap tetesan hujan. Meski guntur dan kilat bersahutan, carilah keindahan yang hanya sekejap hadir, sebagaimana kita menanti lampu blizt fotografer yang menangkap senyum terbaik kita. Ketika panas tiba, rasakan kehangatn yang menyelimuti udara. Carilah sinar matahari bagaikan burung kecil yang mengeringkan bulu-bulu sayapnya.

Bahkan ketika hujan dan panas datang bersamaan , carilah keindahan disana. Hanya karena hujan dan sinar matahari maka pelangi akan menampakan keindahannya.

Bersyukur adalah befikir positif. Seseorang si A yang sudah berjalan jauh di pedalaman selama tiga hari dan tidak mendapatkan makanan atau pun minuman, suatu ketika menemukan air setenganh gelas. Ia berpikir negatif “ Mana mungkin air yang hanya setengah gelas itu bisa memuaskan lapar dan dahaganya yang teramat sangat. “ Maka setelah air yang setengah gelas diminum ia tidak menjadi puas dan tetap merasa lapar dan haus.Disaat bersamaan si B yang juga sudah berjalan selama  tiga hari tanpa makan dan minum, menemukan air setengah gelas . Ia berpikir positif “ Alangkah nikmatnya air yang walau hanya setengah gelas itu dapat memuaskan dirinya yang sudah tiga hari tanpa makan dan minum. “ Maka setelah air yang setengah gelas itu di minum dia merasa puas dan nikmat.

Mereka yang melihat dari kaca mata negatif mudah tertekan. Sedangkan, mereka yang melihat setiap keadaan melalui pandangan positif, akan mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan.

Terkadang mempertanyakan “ mana yang lebih dahulu tercipta : Telur atau ayam “ tidak selalu relevan. Kita bisa mendebatkan apa pun jawaban yang diberikan. Alih-alih mendapat kejelasan, seringkali malah berputar-putar memusingkan kepala. Jauh lebih berharga bila kita menjaga apa yang kita miliki sekarang. Bila telur yang berada dalam genggaman, eramkanlah hingga menetaskan anak-anak ayam. Sebaliknya, bila ayam yang kita miliki, peliharalah agar dapat memberikan telur –telurnya pada kita. Rawatlah apa yang ada dalam penjagaan kita. Gunakan itu sebaik-baiknya. Untuk itulah kita dianugrahi oleh Tuhan akal pikiran dan juga hati.

Sesuatu yang bermanfaat akan semakin bermanfaat bila kita mensyukurinya. Yaitu bila kita menggunakan sesuai dengan tujuan, merawatnya sepenuh hati, dan menjaga agar manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak orang. Harta semakin berharga bila tidak hanya ditimbun di gudang, namun dishodaqohkan.Sebagaimana mobil BMW yang didiamkan bertahun-tahun dalam garasi tak lebih berharga dibanding mikrolet tua yang menarik penumpang, kemudian hasilnya disumbangkan untuk orang yang lebih membutuhkan.

Wallahu a’lam bishawab.     



Neraka Memiliki Tujuh Pintu

“Neraka mempunyai tujuh pintu, untuk masing-masing pintu di huni (sekelompok pendosa yang ditentukan)” (Qs. Al Hijr :44)

Telah diriwayatkan dalam kitab Anwar Nu'maniyah dan Biharul Anwar bahwa ketika malaikat Jibril turun membawa ayat di atas tadi, Nabi SAW memintanya untuk menjelaskan kondisi neraka. Jibril menjawab: "Wahai Nabi Allah, sesungguhnya di dalam neraka ada tujuh pintu, jarak antara masing-masing pintu sejauh tujuh puluh tahun, dan setiap pintu lebih panas dari pintu yang lain, nama-nama pintu tersebut adalah:

1. Hawiyah (arti harfiahnya: jurang), pintu ini untuk kaum munafik dan kafir.

2. Jahim, pintu ini untuk kaum musyrik yang menyekutukan Allah.

3. Pintu ketiga untuk kaum sabian (penyembah api).

4. Lazza, pintu ini untuk setan dan para pengikutnya serta para penyembah api.

5. Huthamah (menghancurkan hingga berkeping-keping), pintu ini untuk kaum Yahudi.

6. Sa'ir (arti harfiahnya: api yang menyala-nyala), pintu ini untuk kaum kafir.

Pada saat mau menjelasan pintu yang ketujuh, Jibril terdiam. Nabi saw meminta kepada Jibril untuk menjelaskan pintu yang ketujuh, Jibril pun menjawab: "Pintu ini untuk umatmu yang sombong"; yang menemui azal tanpa menyesali dosa-dosa mereka waktu masih hidup didunia.

Ketika Nabi mendengar penjelasan dari malaikat Jibril beliaupun mengangkat kepalanya dan sungguh wajah Nabi menampakkan kesedihan, sampai pada akhirnya beliau sempat pingsan. Setelah siuman beliau berkata: “Wahai jibril, sesunggguhnya engkau telah membuat saya jadi susah dan sedih menjadi dua kali lipat. Haruskah umatku masuk melalui pintuNeraka yang ketujuh?"

Kemudian Rasululloh saw mulai menangis. Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan siapapun selama beberapa hari, dan ketika sholat beliau menangis dengan tangisan yang sangat memilukan. Karena tangisannya ini, semua sahabat ikut menangis, kemudian mereka bertanya: “Mengapa beliau begitu berduka?” Namun beliau tidak menjawab.

Saat itu, Ali as sedang pergi melaksanakan satu misi, maka para sahabat pergi mengahadap sang wanita cahaya penghulu wanita syurga, Sayyidah Fathimah as, mereka mendatangi rumah suci beliau, dan pada saat itu Sayyidah Fatimah as sedang mengasah gerinda sambil membaca ayat “Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal” (al-A'la:17). Para sahabat pun menceritakan keadaan ayahnya (Rasulullah saw). Setelah mendengar semua itu, Sayyidah Fatimah as bangkit lalu mengenakan jubahnya yang memiliki dua belas tambalan yang dijahit dengan daun pohon korma. Salman al-Farisi yang hadir bersama orang-orang ini sempat terusik hatinya setelah melihat jubah Sayyidah Fathimah as, lalu berkata: " Aduhai! Sementara putri-putri kaisar dan kisra (penguasa Persia kuno) duduk di atas singgasana emas, putri Nabi ini tidak mempunyai pakaian yang layak untuk dipakai”.

Ketika Sayyidah Fathimah as sampai di hadapan sang ayah, Ia melihat keadaannya yang menyedihkan dan juga keadaan sahabat-sahabatnya, kemudian ia berkata: "Wahai Ayahanda, Salman terkejut setelah melihat jubahku yang sudah penuh dengan robekan, aku bersumpah, demi Allah yang telah memilihmu menjadi Nabi, sejak lima tahun lalu kami hanya memiliki satu lembar pakaian di rumah kami, pada waktu siang kami memberi makan unta-unta dan pada waktu malam kami beristirahat, anak-anak kami tidur beralaskan kulit dengan daun-daun kering pohon kurma. Nabi berpaling ke arah Salman dan berkata "Apakah engkau memperhatikan dan mengambil pelajaran?”

Sayyidah Fathimah az-Zahra melihat -karena tangisan yang tidak terhenti- wajah Nabi menjadi pucat dan pipinya menjadi cekung. Sebagaimana yang di ceritakan oleh Kasyfi, bahwa bumi tempat beliau duduk telah menjadi basah dengan air mata. Sayyidah Fathimah as berkata kepada ayahnya, semoga hidupku menjadi tebusanmu, “Mengapa Ayahanda menangis?” Nabi saww menjawab, "Ya Fathimah, mengapa aku tidak boleh menangis?, karena sesungguhnya Jibril telah menyampaikan kepadaku sebuah ayat yang menggambarkan kondisi neraka. Neraka mempunyai tujuh pintu, dan pintu-pintu itu mempunyai tujuh puluh ribu celah api. Pada setiap celah ada tujuh puluh ribu peti mati dari api, dan setiap peti berisi tujuh puluh ribu jenis azab”.

Ketika Sayyidah Fathimah mendengar semua ini, beliau berseru, "Sesungguhnya orang yang dimasukkan kedalam api ini pasti menemui ajal". Setelah mengatakan ini beliau pingsan. Ketika siuman, beliau as berkata, "Wahai yang terbaik dari segala mahluk, siapakah yang patut mendapat azab yang seperti itu?” Nabi saww menjawab, "Umatku yang mengikuti hawa nafsunya dan tidak memelihara sholat, dan azab ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan azab-azab yang lainya.

Setelah mendengar ucapan ini setiap sahabat Nabi saww menangis dan meratap, "Derita perjalanan alam akhirat sangat jauh, sedangkan perbekalan sangat sedikit". Sementara sebagian lagi menangis dan meratap, "Aduhai seandainya ibuku tidak melahirkanku, maka aku tidak akan mendengar tentang azab ini", Ammar bin Yasir berkata, "Andaikan aku seekor burung, tentu aku tidak akan ditahan (di hari kiamat) untuk di hisab”. Bilal yang tidak hadir di sana datang kepada Salman dan bertanya sebab-sebab duka cita itu, Salman menjawab, "Celakalah engkau dan aku, sesungguhnya kita akan mendapat pakaian dari api, sebagai pengganti dari pakaian katun ini dan kita akan diberi makan dengan zaqqum (pohon beracun di Neraka). Masihkah kita memandang remeh ancaman siksa neraka? Atau biarkan diri kita lalai dan sibuk dengan kesenangan dunia yang sementara ini?
Wallahu a’lam bissawaab

Sumber dari swaramuslim.





GURU WANITA PERTAMA DI DALAM ISLAM


Membaca biograpi tentang perjalanan hidup asy-Syifa' binti Abdullah bin Abdi Syams bin Khalaf bin Sadad bin Abdullah bin Qirath bin Razah bin Adi bin Ka'ab al-Qurasyiyyah al-Adawiyah sungguh luar biasa.

Asy-Syifa' ra masuk Islam sebelum hijrahnya Nabi saw dan beliau termasuk assabikunal awwalun yaitu yang mengawali hijrah dan bagian angkatan pertama dari segolongan wanita yang berba'iat kepada Rasulullah saw. Beliaulah yang disebutkan dalam firman Allah SWT:
"Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia bahwa mereka tidak akan mempersekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Mumtahanah: 12)
Selain itu Asy-Syifa' termasuk wanita yang cukup cerdas dan, beliau termasuk ulama di antara ulama dalam daulah Islam dan potensi beliau ibarat lahan yang subur bagi ilmu dan iman untuk bertumbuh di sanubarinya.

Sidang Tahunan Iblis mengagendakan “Fenomena Facebook”

Pada awal bulan tepatnya tanggal 1 januari 2011 telah berlangsung perayaan pergantian tahun dari 2010 menuju 2011, di saat umat manusia diseluruh dunia asyik merayakannya tak terkecuali umat islam juga turut memeriahkannya. Yang menarik konon dari perayaan tahun baru kemaren rupanya makhluk lain dari bangsa Jin juga tidak mau ketinggalan, mereka juga ambil bagian untuk ikut memeriahkan perayaan tersebut. Yang ikut juga dari berbagai macam ras dan golongan, dari yang melarat sampai konglomerat, dari kelas akar rumput sampai kelas eksekutif, legislatif dan yudikatif.

Maklum jika perayaan tahun 2011 benar-benar meriah menurut pandangan bangsa Jin, namun kemeriahan perayaan yang dilakukan mereka tidak berlangsung lama tidak seperti yang dilakukan bangsa Manusia yang meriahnya terasa berhari-hari. Perlu diketahui dalam penetapan tanggal merah untuk tanggal 1 januari 2011 di geser ke tanggal 2 januari alasannya karena tanggal 2 akan berlangsung perhelatan besar yaitu Sidang Tahunan yang mengagendakan salah satunya yang akan dibahas adalah masalah; Fenomena Facebook.

Sebuah pertanyaan kemudian muncul kenapa Facebook masuk kedalam agenda pembahasan pada sidang ” ada apa dengan facebook?, dari pertanyaan ini mulai menemukan titik terang ketika ada salah satu dari bangsa Jin yang berhasil menyelinap masuk lewat pintu gerbang belakang Istana, dari dialah imformasi bocor ditengah-tengah publik bansa Jin. Imformasi ini sangat cepat beredar dari mulut kemulut. Aparat sebagai bagian dari kaki tangan Pemerintah tidak tinggal diam, setelah ada intruksi langsung dari Pemimpin yaitu Iblis meminta agar secepatnya bertindak untuk menyelidikinya.

ASY SYAAFI, YANG MAHA MENYEMBUHKAN

"Dan apabila aku sakit, Dia-lah Yang menyembuhkan aku,"
(QS. Asy Syu’araa’, 26:80)

Suatu kenikmatan yang dapat manusia rasakan adalah ketika ia sehat, baik sehat jiwa maupun sehat raga. Satu ketidakberdayaan manusia tampak paling jelas di saat ia sakit. Agar manusia merasakan hal ini, Allah SWT telah menciptakan ratusan jenis penyakit yang bermacam-macam. Ada orang yang sakit secara fisik maupun secara psikis dll.Setiap penyakit menimbulkan rasa penderitaan yang berbeda pada tubuh, pikiran dan jiwa seseorang. Namun semuanya itu direkayasa oleh Allah SWT untuk suatu tujuan. Bagi orang yang beriman sakit adalah sebuah cobaan dan bisa juga sebuah teguran agar ia sadar, bahwa segala sesuatu ada sebab dan akibat. Hukum sebab akibat merupakan ketetapan yang telah dibuat oleh Allah SWT jauh sebelum manusia itu ada.

Ketika seseorang mengalami sakit misalnya sakit perut, flu burung, HIV  atau bisulan selama seminggu .Pada saat ia periksa di Rumah sakit, Dokter mengatakan bahwa sakit perut disebabkan oleh makanan. Pasien tersebut mengingat kembali apa gerangan yang ia makan minggu lalu, setelah beberapa menit termenung barulah ia sadar pada saat itu lagi makan kue diwarung pinggir jalan dan ia sendiri lupa cuci tangan sebelum makan. Dan makanan yang ada diwarung tersebut juga tidak ada yang ditutup, maka lalatpun hinggab dimakanan tersebut.  Lalat sang pembawa virus dapat hinggab dimana-mana.

Berbicara masalah virus tentu sangat beragam macamnya, saya hanya mengatakan betapa Allah SWT dalam menciptakan sesuatu pasti ada pungsinya dan ada hikmahnya buat kehidupan di dunia. Mungkin sebagian orang menganggap bahwa virus tidak ada mamfaatnya bahkan ada yang mengatakan ia sangat merugikan manusia. Padahal kalau manusia mau sadar bahwa didalam perutnya sendiri ada bakteri atau virusnya yang berpungsi untuk mengurai hasil makanan yang ada diusus Bentuknya yang sangat kecil dan tidak terlihat dengan mata telanjang menjadikan seseorang tidak menyadari keberadaannya, dan saat berada dalam tubuh manusia virus tidak selalu dapat dikenali, ini adalah bukti maha kuasa-Nya  Allah. Adanya percobaan dan penelitian oleh para ilmuwan untuk membasmi satu virus saja membuktikan kehebatan ciptaan Allah yang tiada tara.

Karena Allah-lah yang menimpakan penyakit baik itu AIDS sangat ditakuti dikalangan hedonisme atau pecinta sex, namun karena takutnya hanya pada virus bukan pada Allah, maka membuat ia tetap tidak sadar dan selalu ingin memuaskan hawa nafsunya. Dan sekarang ada yang mengatakan bahwa AIDS sudah dapat disembuhkan karena sudah ada penangkalnya. Sehebat apapun manusia untuk mencari obatnya untuk kesembuhannya kalau bukan dengan kehendak-Nya. Bila Allah menghendaki, Dia mampu menghilangkan penyakit karena Dia-lah Yang Maha Menyembuhkan dan gunanya untuk manusia agar ia sadar diri.

Sebaliknya, bila tidak, tak satu dokter pun di dunia ini dengan perangkat teknologi tercanggih dan obat terbaru yang mampu menyembuhkan penyakit seseorang. Semua obat hanyalah sarana untuk membantu kesembuhan seseorang. Jika Allah mengehendaki, Dia akan menjadikan pengobatan tersebut sebagai jalan tercapainya kesembuhan. Sebaliknya, penyakit yang tampaknya tak berbahaya dapat saja menyebabkan kematian, kecuali Allah berkehendak lain.

Oleh sebab itu, manusia hendaknya membandingkan kelemahannya ini dengan Keperkasaan Allah dan meminta pertolongan-Nya di saat mengalami kesulitan. Jangan lupa bahwa kita tidak memiliki penolong dan pelindung selain Allah.

Sholat Menghadap Ka'bah, Padahal Cuma Batu ?




Kenapa orang muslim di wajibkan sholat menghadap ka'bah dan di larang sholat menghadap patung, padahal keduanya sama-sama terbuat dari batu?

Ya sebuah kalimat yang sering saya dengar dari orang-orang terutama yang sudah mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah. Waktu itu saya sempat berpikir apa iya ka’bah itu batu biasa, ko orang-orang islam selalu menghadap ke arahnya?

NILAI SEBUAH JAMAAH DALAM SHOLAT


Rasulullah saw bersabda, ''Tidaklah tiga orang yang berdiam di suatu kota atau suatu desa yang di antara mereka tidak ditegakkan salat jamaah, melainkan setan telah menguasai mereka. Oleh karena itu, engkau wajib berjamaah. Sebab, sesungguhnya singa itu hanyalah akan memangsa kambing yang sendirian.'' (HR Abu Dawud, Nasai, Ahmad, dan Hakim). Islam tidak lepas dari konteks kehidupan berjamaah. Bahkan ada hukum yang secara langsung berkaitan dengan jamaah, seperti salat, puasa Ramadan, ibadah haji, jihad fi sabilillah, dan dakwah.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...