Ketika Logika Menjadi Tuhan

Rasululloh diutus oleh Allah Subhana Wata'ala sebagai rahmatan lil alamin, tentu juga sebagai penutup para nabi-nabi sebelumnya yang lebih dulu hadir, semua para nabi yang telah mendapat amanah dari-Nya jelas ada visi dan misi yaitu mengajak manusia untuh menyembah Tuhan, bukan sesembahan yang lain yang tidak bisa memberikan apa-apa bagi kemaslahatan manusia, Faktanya ketika manusia menuhankan benda-benda pasti ujungnya kehancuran, sebutlah misalnya zaman Raja Namrud atau Fir'aun yang mengaku tuhan, dan masih banyak lagi. Tentu ketika Rasululloh hadir di Mekkah juga menemui hal yang sama dalam arti beliau menhadapi manusia-manusia yang beragam tipe dan karakternya. Sejak beliau menerima wahyu pertama surah Al-Alaq ayat 1-5 di Gua Hira, maka sekaligus penanda berubahnya sebuah status, dari Nabi menjadi Rasul genap di usianya 40 tahun.

Sejak menerima wahyu pertama, maka beliau mulai mendakwahkan misinya yaitu mengajak masyarakatnya untuk menyembah Tuhan, bukan berhala seperti lata, uzza dan manat yang sangat diyakini masyarakat jahiliyah pada waktu itu. Dengan tugas inilah Rasul mulai mengajak kaum kerabatnya diawali dari istrinya sendiri yaitu Khadijah binti khuwailid.

Betapa misi yang beliau bawa pada saat itu benar-benar mendapat perlawan yang cukup keras dari masyarakatnya. Namun atas izin Allah jualah perjuangan itu dapat tegak hingga mampu mewujudkan peradaban yang gemilang. Sebuah peradaban yang lahir dari manipestasi iman bukan karena hasil olah pikir manusia sebagaimana pendapat dari teori-teori ilmu modern sekarang, karena kita tahu ilmu tentang sejarah khususnya sejarah umum pada saat ini sudah sangat terkontaminasi oleh pemikiran filsafat-fisafat barat.

Memang pada dasarnya ilmu filsafat sedikit banyaknya telah menyumbangkan teorinya dalam kemajuan pada segala aspeknya hingga kemudia melahirkan peradaban modern. Namun yang cukup disayangkan ilmu-ilmu filsafat ini sebagian telah banyak menyimpang. Penyimpangan ini sebenarnya kalau mau ditelusuri lebih mendalam untuk kemudian bisa dilihat dari segi epistimologinya maka akan bermuara pada akal manusia itu sendiri. Sejauh mana manusia mencari sumber kebenaran, kalau seseorang mencari kebenaran tidak semata-mata hanya menggunakan akal atau logika sebagai barometernya.

Dan pada awalnya proses untuk mencari kebenaran itu diawali dengan akal dan logika namun jika semua itu sulit didapatkan, maka rujukkannya harus bersumber pada Al-Qur’an. Sungguh naif rasanya ketika seorang yang mengaku Muslim hanya mengandalkan logika atau akal semata, bahkan yang lebih membahayakan ia tahu tentang kebenaran itu, tapi ia berpura-pura tidak mengetahuinya hanya gara-gara merasa pintar dalam artian semua persoalannya bisa diselesaikan hanya menggunakan akal pikiran tanpa perlu melibatkan Al-Qur’an maupun hadist.

Al-Qur’an sebagai sumber kebenaran yang menjadi tolak ukur pemikiran (intelektual) manusia hendaknya dikedepankan, buka logika yang didahulukan apalagi sampai melempar agama ke belakang dan menjadikannya pengekor yang selalu mengikuti kepentingan atas nama HAM. Permasalahan ini kemudian berimbas pada pengakuan bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak. Dan berakhir pada pengakuan terhadap yang plural dalam beragama atau yang disebut dengan pluralisme yaitu pemahaman yang menganggab bahwa semua agama benar. Atas nama kemanusiaan akhirnya agama dimanusiakan.

Phenomena pemikiran-pemikiran yang kelihatannya benar secara logika pada saat sekarang ini begitu banyak bermunculan salah satunya yang diprakarsai oleh JIL ( Jaringan Islam Liberal ) mereka menganggap bahwa pluralisme menjunjung tinggi dan mengajarkan toleransi, tapi justru mereka sendiri tidak toleran karena menafikan kebenaran ekslusif sebuah agama.

Mereka menafikan klaim "paling benar sendiri" dalam suatu agama tertentu, tapi justru pada kenyataannya kelompok pluralis-lah yang mengklaim dirinya paling benar sendiri dalam membuat dan memahami statement keagamaan (religious statement). Jadi misalnya dalam pertandingan sepak bola, mereka ini ibaratnya sebagai wasit, tapi dalam waktu yang sama wasit yang seharusnya memimpin pertandingan kok malah ikut main. Dan ini kan repot jadinya.

Mereka mestinya tahu aturan dan batasan-batasan main yang benar, kalau memilih jadi wasit, jadilah wasit yang adil, dan kalau memilih jadi pemain, ya jadilah pemain yang benar. Dan perlu diingat bahwa: any statement about religion is religious statement. Dan ini mereka tidak sadar kalau mereka telah menuhankan logika, hal itu tidak lain dikarenakan satu kata ini merupakan bentuk dosa terbesar yang tidak terampuni (terkecuali pelakunya benar-benar menyesali atas perbuatan dari olah pikirnya kemudian taubatan nashuha sebelum ajal menjemput).

Jika dilihat dari hukumnya, orang yang menuhankan logika maka ia termasuk musyrik, karena dampak yang ditimbulkannya tidak jauh berbeda dengan syirik spiritual. Bahkan yang lebih parah lagi, kemusyrikan jenis ini bisa melahirkan virus yang lebih ganas karena penyebarannya begitu masiv yakni melalui corong media massa dan terorganisir. Dan yang lebih ironis lagi, perguruan tinggi Islam yang seharusnya menjadi panutan dalam pembinaan aqidah justru ikut mempelopori lahirnya pemikir liberal.

Permasalahan ini sungguh menjadi tantangan tersendiri bagi umat Islam di masa kini yakni postmodern, yaitu zaman di mana logika sebagai lokomotif  tolak ukur dalam mencari sebuah kebenaran  dibalik peniadaan (penafian) yang absolute dan penolakan metafisika, sedangkan Islam sendiri berangkat dari yang absolute (wahyu) dan melalui jalan metafisika yang jelas. Walaupun keduanya terlihat kontradiktif (antara postmo dan Islam), bukan berarti Islam tidak sesuai dengan zaman, namun justru Islam datang untuk menjawab tantangan zaman yang telah di belokkan  oleh paham menyimpang terutama kesyirikan dan Islam mengajak untuk kembali kepada agama tauhid, yaitu pemurnia aqidah.

Untuk itu saya pribadi mengajak kepada seluruh orang-orang yang concern pada dunia dakwah, baik secara lisan maupun secara tulisan. Mari tunjukan kepedulian kepada kaum muslimin, permasalahan ini perlu segera disikapi dan ditindaklanjuti, untuk kemudia secara bersama-sama membuat program yang riel. Salah satunya memasyarakatkan MBA ( Mengajar, belajar Al-qur’an). Dan menggalakan kajian sistem wahyu sebagaiman Rasul dalam mendakwahkan islam yang rahmatan bagi umat manusia. Wallahu a'lam bish-shawwab

Para Intelektual Muda yang Menyesatkan?

Munculnya para intelektual muda pada masa kini yang pemikirannya sangat liberal melalui tulisan-tulisannya di website atau blog begitu cepat tersebar ke public, bila dibiarkan akan melahirkan generasi-generari atau pemikir bebas nilai.

Tersebutlah para intelektual Indonesia, dengan hadirnya sebuah kelompok yang cukup familiar ditelinga kita yaitu, Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah?, disingkat JIMM. Adalah sesuatu yang menggembirakan, bahwa di kalangan organisasi Islam, muncul semangat ilmiah, semangat untuk mengkaji ilmu dan menyebarkan ilmu ke tengah masyarakat. Termasuk di lingkungan Muhammadiyah. Sebab, kita tahu, masalah ilmu sangatlah mendasar dalam pandangan Islam. Banyak ayat al-Quran dan hadits Nabi Muhammad saw yang menekankan pentingnya peran ilmu dalam kehidupan manusia. Karena itu, kaum Muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu sepanjang hayat. Orang-orang yang berilmu, yang disebut ulama, sangat dihormati posisinya. Ulama bukan hanya orang yang pintar tetapi yang juga bertaqwa kepada Allah. (QS 35:28). Ulama-ulama yang jahat (ulamaa? al-suu?), sangatlah berbahaya bagi masyarakat. Baik ulama yang ilmunya salah, maupun ulama yang perilakunya jahat.

Teman Sejati


Teman Sejati laksana kilauan embun dipagi hari
yang menetes di sela rerumputan nan hijau
Hanya engkau yang mampu membasahi kegersangan hati
hingga menyuburkan taman jiwaku
Oh teman sejatiku marilah kita pelihara bersama
Rawatlah taman bersama keindahannya
Jagalah kesejukkannya dengan saling menghargai,
saling mengasihi dan saling melindungi
Teman Sejati ku ingin seperti kerlip bintang di angkasa raya
yang mendampingi rembulan tatkala dilanda sedih
hingga mampu menerangi gulita semesta raya
dalam dekapan kebersamaan yang bersahaja

Teman Sejati ”ku ingin menjadi pohon beringin dengan seribu dahan”
yang bisa memayungimu dari sengatan mentari yang tak tertahankan
hingga mampu memberikan keteduhan pada jiwamu
Oh Tuhan “sampaikanlah berita tentang kedamaian pada dirinya

Wahai angin sang pengembara ketika jiwaku tidak berada disisinya
ku ingin engkau menghiburnya dengan selimut hembusan halusmu
kabarkan pada jiwanya, bahwa jiwaku akan kembali tuk menemuinya
Teman Sejatiku engkau kumpulan mata air dari telaga suci
yang jernih mengalir tiada henti
hingga mampu menghapuskan rasa dahaga
dalam kesegaran jiwa ragaku

Teman Sejatiku engkau bagai kerlip mentari pagi
sinarnya menembus telaga jiwaku
aku ingin dari sinar itu dapat memantulkan cahaya keangkasa raya 
angkasa raya yang berhiaskan pelangi
Sahabat Sejati engkau pelangi hatiku

Keindahanmu bak intan permata
yang berkilau indah sebagai anugerah tiada tara
hingga mampu menebar pesona jiwa
dalam keindahan dan kedamaian

Ya Allah berilah ruang-ruang maaf pada hati ini
berilah ketenang jiwa disetiap hati-hati kami
hanya Engkau yang mampu menjaganya
ku berserah dalam dekapan ridho-Mu
 

Ceramah seorang Ustadz dalam logika aktivis Liberal

Ringkasan oleh:SAR
Ya Ustadz ini lagi yang berkhotbah” pasti yang disampaikan materinya masalah keutamaan sholat, zakat, imfak tidak ada yang lain apa?, hadis-hadis itu kan sekedar memotivasi saja tidak lebih dari itu. Dan kalau dilihat perawawinya banyak yang lemah. Kalimat ini sering saya dengar dari orang-orang liberal dan juga dari mahasiswa-mahasiswa jurusan akidah filsafat yang berada di UIN Sarif Hidayatullah ciputat.

Pada suatu ketika saya pernah berdialog dengan mahasiswa yang dibicarakan seputar ketuhanan. Mahasiswa ini menanyakan kepada saya “Mampukah Tuhan mengangkat sesuatu yang Dia sendiri tidak mampu untuk mengangkatnya? Saya jawab mampu. Pertanyaan inikan nyeleneh sampai kapanpun ia tidak bisa dijadikan sandaran logika apalagi kalau dimasukkan dalam epistimologi, aksiologi dan juga ontologi.

Seorang yang selalu berpikir leberal memandang Islam itu agama dogmatis, doktrin, pundamentalis dsb. Kalau saya jusrtu memandang aktivis liberal lah yang selalu mengedepankan logika semata dan terkadang dilandasi oleh nafsu bukan berdasarkan intuisi hati. Bahkan bisa dibilang bahwa jalan pikiran pemikir liberal cenderung terkotak-kotak, dan sering menggunakan aspek intelektual yang tidak realistis. Setiap masalah didiskusikan dengan menyitir buku-buku Kalmarx, Arkoun dan tokoh-tokoh barat lainnya.

Kitab Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup bagi umat islam juga sering menjadi bahan kritikan mereka, ketika saya dialog seputar Al-Qur’an kepada mereka kesimpulan yang saya dapatkan bahwa kitab suci ini selalu berada di belakang logika dan kalau saya menyebutkan asbabunnuzulnya wahyu maupun hadist dianalogikan dengan cara yang tidak semestinya khususya para perawi hadist dan juga sahabat-sahabat Rasululloh yang mencatat ayat-ayat ketika wahyu masih dalam proses turun dikatan masih ada ayat yang belum dimuat dikitab Al-Qur’an sekarang, karena ketika masih ditulis dipelepah kurma maupun dikulit binatang sebenarnya masih ada yang tercecer. 
Dan juga ketika Usman Bin Affan mau menjilid mushaf Al-Qur’an ada beberapa ayat yang beliau tidak dimasukan kedalam mushaf. Dan masih banyak lagi yang tidak saya bisa sebutkan satu persatu. Insyaallah dilain kesempatan dilanjutkan lagi.
Ceramah seorang Ustadz dalam logika aktivis Liberal Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/public-speaking/2124762-ceramah-seorang-ustadz-dalam-logika/

Makna sebuah kesyukuran


Berbicara masalah syukur tentu semua orang bisa mengucapkan, kalau itu menyangkut kenikmatan. Akan tetapi yang paling berat mengucap syukur apabila kita mendapat kesengsaraan. Lantas muncul sebuah pertanyaan bukankah kita bersyukur ketika mendapatkan keberuntungan?. Perlu diketahui kalau kita bersyukur misalnya terkena musibah rumah hancur karena gempa, “Alhamdulillah saya dan keluarga masih selamat dari peristiwa tersebut, walaupun rumahku hancur berantakan.

Kata  syukur mengarahkan kita untuk selalu berpikir positif dan juga dapat merubah paradigma negatif terhadap segala yang tidak mengenakkan menjadi lebih ringan untuk dirasakan dalam menjalaninya . Orang lain mungkin berkata bahwa kita tidak realistis. Namun, bersyukur adalah sikap menerima kenyataan dengan ikhlas baik senang maupun susah.

Bersyukur dapat memotivasi kita untuk bergerak maju dengan penuh antusias. Tak ada yang meringankan hidup selain sikap bersyukur.    

Maknanya semakin banyak kita bersyukur semakin banyak kita menerima hal-hal positif. Semakin jauh kita mengingkari, semakin berat beban yang kita rasakan pada diri sendiri. Banyak orang yang terpaku pada kegagalan lalu mengingkarinya. Sedikit sekali yang melihat keberhasilan lalu mensyukurinya. Kita tak akan pernah berhasil dengan menyalahkan diri sendiri, orang lain dan keadaan yang ada di sekelilingnya . Kita berhasil karena berusaha dan berdo’a. Sedangkan Usaha kita lakukan karena melihat sisi positif apapun hasil yang akan didapatkan. Hanya dengan bersyukurlah sisi positif itu tampak indah pada pandangan kita.    

Mulailah menatap hari dengan penuh keindahan dan sertakanlah niat untuk merasakan setiap keiindahan yang hadir  setiap detik. Bukalah pikiran dan hati. Carilah keindahan dari apa yang hadir disetiap peristiwa kita. Ketika hujan turun, rasakan kesejukan yang ditebarkan nya ke penjuru bumi. Amati keindahan setiap tetesan hujan. Meski guntur dan kilat bersahutan, carilah keindahan yang hanya sekejap hadir, sebagaimana kita menanti lampu blizt fotografer yang menangkap senyum terbaik kita. Ketika panas tiba, rasakan kehangatn yang menyelimuti udara. Carilah sinar matahari bagaikan burung kecil yang mengeringkan bulu-bulu sayapnya.

Bahkan ketika hujan dan panas datang bersamaan , carilah keindahan disana. Hanya karena hujan dan sinar matahari maka pelangi akan menampakan keindahannya.

Bersyukur adalah befikir positif. Seseorang si A yang sudah berjalan jauh di pedalaman selama tiga hari dan tidak mendapatkan makanan atau pun minuman, suatu ketika menemukan air setenganh gelas. Ia berpikir negatif “ Mana mungkin air yang hanya setengah gelas itu bisa memuaskan lapar dan dahaganya yang teramat sangat. “ Maka setelah air yang setengah gelas diminum ia tidak menjadi puas dan tetap merasa lapar dan haus.Disaat bersamaan si B yang juga sudah berjalan selama  tiga hari tanpa makan dan minum, menemukan air setengah gelas . Ia berpikir positif “ Alangkah nikmatnya air yang walau hanya setengah gelas itu dapat memuaskan dirinya yang sudah tiga hari tanpa makan dan minum. “ Maka setelah air yang setengah gelas itu di minum dia merasa puas dan nikmat.

Mereka yang melihat dari kaca mata negatif mudah tertekan. Sedangkan, mereka yang melihat setiap keadaan melalui pandangan positif, akan mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan.

Terkadang mempertanyakan “ mana yang lebih dahulu tercipta : Telur atau ayam “ tidak selalu relevan. Kita bisa mendebatkan apa pun jawaban yang diberikan. Alih-alih mendapat kejelasan, seringkali malah berputar-putar memusingkan kepala. Jauh lebih berharga bila kita menjaga apa yang kita miliki sekarang. Bila telur yang berada dalam genggaman, eramkanlah hingga menetaskan anak-anak ayam. Sebaliknya, bila ayam yang kita miliki, peliharalah agar dapat memberikan telur –telurnya pada kita. Rawatlah apa yang ada dalam penjagaan kita. Gunakan itu sebaik-baiknya. Untuk itulah kita dianugrahi oleh Tuhan akal pikiran dan juga hati.

Sesuatu yang bermanfaat akan semakin bermanfaat bila kita mensyukurinya. Yaitu bila kita menggunakan sesuai dengan tujuan, merawatnya sepenuh hati, dan menjaga agar manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak orang. Harta semakin berharga bila tidak hanya ditimbun di gudang, namun dishodaqohkan.Sebagaimana mobil BMW yang didiamkan bertahun-tahun dalam garasi tak lebih berharga dibanding mikrolet tua yang menarik penumpang, kemudian hasilnya disumbangkan untuk orang yang lebih membutuhkan.

Wallahu a’lam bishawab.     



Neraka Memiliki Tujuh Pintu

“Neraka mempunyai tujuh pintu, untuk masing-masing pintu di huni (sekelompok pendosa yang ditentukan)” (Qs. Al Hijr :44)

Telah diriwayatkan dalam kitab Anwar Nu'maniyah dan Biharul Anwar bahwa ketika malaikat Jibril turun membawa ayat di atas tadi, Nabi SAW memintanya untuk menjelaskan kondisi neraka. Jibril menjawab: "Wahai Nabi Allah, sesungguhnya di dalam neraka ada tujuh pintu, jarak antara masing-masing pintu sejauh tujuh puluh tahun, dan setiap pintu lebih panas dari pintu yang lain, nama-nama pintu tersebut adalah:

1. Hawiyah (arti harfiahnya: jurang), pintu ini untuk kaum munafik dan kafir.

2. Jahim, pintu ini untuk kaum musyrik yang menyekutukan Allah.

3. Pintu ketiga untuk kaum sabian (penyembah api).

4. Lazza, pintu ini untuk setan dan para pengikutnya serta para penyembah api.

5. Huthamah (menghancurkan hingga berkeping-keping), pintu ini untuk kaum Yahudi.

6. Sa'ir (arti harfiahnya: api yang menyala-nyala), pintu ini untuk kaum kafir.

Pada saat mau menjelasan pintu yang ketujuh, Jibril terdiam. Nabi saw meminta kepada Jibril untuk menjelaskan pintu yang ketujuh, Jibril pun menjawab: "Pintu ini untuk umatmu yang sombong"; yang menemui azal tanpa menyesali dosa-dosa mereka waktu masih hidup didunia.

Ketika Nabi mendengar penjelasan dari malaikat Jibril beliaupun mengangkat kepalanya dan sungguh wajah Nabi menampakkan kesedihan, sampai pada akhirnya beliau sempat pingsan. Setelah siuman beliau berkata: “Wahai jibril, sesunggguhnya engkau telah membuat saya jadi susah dan sedih menjadi dua kali lipat. Haruskah umatku masuk melalui pintuNeraka yang ketujuh?"

Kemudian Rasululloh saw mulai menangis. Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan siapapun selama beberapa hari, dan ketika sholat beliau menangis dengan tangisan yang sangat memilukan. Karena tangisannya ini, semua sahabat ikut menangis, kemudian mereka bertanya: “Mengapa beliau begitu berduka?” Namun beliau tidak menjawab.

Saat itu, Ali as sedang pergi melaksanakan satu misi, maka para sahabat pergi mengahadap sang wanita cahaya penghulu wanita syurga, Sayyidah Fathimah as, mereka mendatangi rumah suci beliau, dan pada saat itu Sayyidah Fatimah as sedang mengasah gerinda sambil membaca ayat “Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal” (al-A'la:17). Para sahabat pun menceritakan keadaan ayahnya (Rasulullah saw). Setelah mendengar semua itu, Sayyidah Fatimah as bangkit lalu mengenakan jubahnya yang memiliki dua belas tambalan yang dijahit dengan daun pohon korma. Salman al-Farisi yang hadir bersama orang-orang ini sempat terusik hatinya setelah melihat jubah Sayyidah Fathimah as, lalu berkata: " Aduhai! Sementara putri-putri kaisar dan kisra (penguasa Persia kuno) duduk di atas singgasana emas, putri Nabi ini tidak mempunyai pakaian yang layak untuk dipakai”.

Ketika Sayyidah Fathimah as sampai di hadapan sang ayah, Ia melihat keadaannya yang menyedihkan dan juga keadaan sahabat-sahabatnya, kemudian ia berkata: "Wahai Ayahanda, Salman terkejut setelah melihat jubahku yang sudah penuh dengan robekan, aku bersumpah, demi Allah yang telah memilihmu menjadi Nabi, sejak lima tahun lalu kami hanya memiliki satu lembar pakaian di rumah kami, pada waktu siang kami memberi makan unta-unta dan pada waktu malam kami beristirahat, anak-anak kami tidur beralaskan kulit dengan daun-daun kering pohon kurma. Nabi berpaling ke arah Salman dan berkata "Apakah engkau memperhatikan dan mengambil pelajaran?”

Sayyidah Fathimah az-Zahra melihat -karena tangisan yang tidak terhenti- wajah Nabi menjadi pucat dan pipinya menjadi cekung. Sebagaimana yang di ceritakan oleh Kasyfi, bahwa bumi tempat beliau duduk telah menjadi basah dengan air mata. Sayyidah Fathimah as berkata kepada ayahnya, semoga hidupku menjadi tebusanmu, “Mengapa Ayahanda menangis?” Nabi saww menjawab, "Ya Fathimah, mengapa aku tidak boleh menangis?, karena sesungguhnya Jibril telah menyampaikan kepadaku sebuah ayat yang menggambarkan kondisi neraka. Neraka mempunyai tujuh pintu, dan pintu-pintu itu mempunyai tujuh puluh ribu celah api. Pada setiap celah ada tujuh puluh ribu peti mati dari api, dan setiap peti berisi tujuh puluh ribu jenis azab”.

Ketika Sayyidah Fathimah mendengar semua ini, beliau berseru, "Sesungguhnya orang yang dimasukkan kedalam api ini pasti menemui ajal". Setelah mengatakan ini beliau pingsan. Ketika siuman, beliau as berkata, "Wahai yang terbaik dari segala mahluk, siapakah yang patut mendapat azab yang seperti itu?” Nabi saww menjawab, "Umatku yang mengikuti hawa nafsunya dan tidak memelihara sholat, dan azab ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan azab-azab yang lainya.

Setelah mendengar ucapan ini setiap sahabat Nabi saww menangis dan meratap, "Derita perjalanan alam akhirat sangat jauh, sedangkan perbekalan sangat sedikit". Sementara sebagian lagi menangis dan meratap, "Aduhai seandainya ibuku tidak melahirkanku, maka aku tidak akan mendengar tentang azab ini", Ammar bin Yasir berkata, "Andaikan aku seekor burung, tentu aku tidak akan ditahan (di hari kiamat) untuk di hisab”. Bilal yang tidak hadir di sana datang kepada Salman dan bertanya sebab-sebab duka cita itu, Salman menjawab, "Celakalah engkau dan aku, sesungguhnya kita akan mendapat pakaian dari api, sebagai pengganti dari pakaian katun ini dan kita akan diberi makan dengan zaqqum (pohon beracun di Neraka). Masihkah kita memandang remeh ancaman siksa neraka? Atau biarkan diri kita lalai dan sibuk dengan kesenangan dunia yang sementara ini?
Wallahu a’lam bissawaab

Sumber dari swaramuslim.





GURU WANITA PERTAMA DI DALAM ISLAM


Membaca biograpi tentang perjalanan hidup asy-Syifa' binti Abdullah bin Abdi Syams bin Khalaf bin Sadad bin Abdullah bin Qirath bin Razah bin Adi bin Ka'ab al-Qurasyiyyah al-Adawiyah sungguh luar biasa.

Asy-Syifa' ra masuk Islam sebelum hijrahnya Nabi saw dan beliau termasuk assabikunal awwalun yaitu yang mengawali hijrah dan bagian angkatan pertama dari segolongan wanita yang berba'iat kepada Rasulullah saw. Beliaulah yang disebutkan dalam firman Allah SWT:
"Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia bahwa mereka tidak akan mempersekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Mumtahanah: 12)
Selain itu Asy-Syifa' termasuk wanita yang cukup cerdas dan, beliau termasuk ulama di antara ulama dalam daulah Islam dan potensi beliau ibarat lahan yang subur bagi ilmu dan iman untuk bertumbuh di sanubarinya.

Sidang Tahunan Iblis mengagendakan “Fenomena Facebook”

Pada awal bulan tepatnya tanggal 1 januari 2011 telah berlangsung perayaan pergantian tahun dari 2010 menuju 2011, di saat umat manusia diseluruh dunia asyik merayakannya tak terkecuali umat islam juga turut memeriahkannya. Yang menarik konon dari perayaan tahun baru kemaren rupanya makhluk lain dari bangsa Jin juga tidak mau ketinggalan, mereka juga ambil bagian untuk ikut memeriahkan perayaan tersebut. Yang ikut juga dari berbagai macam ras dan golongan, dari yang melarat sampai konglomerat, dari kelas akar rumput sampai kelas eksekutif, legislatif dan yudikatif.

Maklum jika perayaan tahun 2011 benar-benar meriah menurut pandangan bangsa Jin, namun kemeriahan perayaan yang dilakukan mereka tidak berlangsung lama tidak seperti yang dilakukan bangsa Manusia yang meriahnya terasa berhari-hari. Perlu diketahui dalam penetapan tanggal merah untuk tanggal 1 januari 2011 di geser ke tanggal 2 januari alasannya karena tanggal 2 akan berlangsung perhelatan besar yaitu Sidang Tahunan yang mengagendakan salah satunya yang akan dibahas adalah masalah; Fenomena Facebook.

Sebuah pertanyaan kemudian muncul kenapa Facebook masuk kedalam agenda pembahasan pada sidang ” ada apa dengan facebook?, dari pertanyaan ini mulai menemukan titik terang ketika ada salah satu dari bangsa Jin yang berhasil menyelinap masuk lewat pintu gerbang belakang Istana, dari dialah imformasi bocor ditengah-tengah publik bansa Jin. Imformasi ini sangat cepat beredar dari mulut kemulut. Aparat sebagai bagian dari kaki tangan Pemerintah tidak tinggal diam, setelah ada intruksi langsung dari Pemimpin yaitu Iblis meminta agar secepatnya bertindak untuk menyelidikinya.

ASY SYAAFI, YANG MAHA MENYEMBUHKAN

"Dan apabila aku sakit, Dia-lah Yang menyembuhkan aku,"
(QS. Asy Syu’araa’, 26:80)

Suatu kenikmatan yang dapat manusia rasakan adalah ketika ia sehat, baik sehat jiwa maupun sehat raga. Satu ketidakberdayaan manusia tampak paling jelas di saat ia sakit. Agar manusia merasakan hal ini, Allah SWT telah menciptakan ratusan jenis penyakit yang bermacam-macam. Ada orang yang sakit secara fisik maupun secara psikis dll.Setiap penyakit menimbulkan rasa penderitaan yang berbeda pada tubuh, pikiran dan jiwa seseorang. Namun semuanya itu direkayasa oleh Allah SWT untuk suatu tujuan. Bagi orang yang beriman sakit adalah sebuah cobaan dan bisa juga sebuah teguran agar ia sadar, bahwa segala sesuatu ada sebab dan akibat. Hukum sebab akibat merupakan ketetapan yang telah dibuat oleh Allah SWT jauh sebelum manusia itu ada.

Ketika seseorang mengalami sakit misalnya sakit perut, flu burung, HIV  atau bisulan selama seminggu .Pada saat ia periksa di Rumah sakit, Dokter mengatakan bahwa sakit perut disebabkan oleh makanan. Pasien tersebut mengingat kembali apa gerangan yang ia makan minggu lalu, setelah beberapa menit termenung barulah ia sadar pada saat itu lagi makan kue diwarung pinggir jalan dan ia sendiri lupa cuci tangan sebelum makan. Dan makanan yang ada diwarung tersebut juga tidak ada yang ditutup, maka lalatpun hinggab dimakanan tersebut.  Lalat sang pembawa virus dapat hinggab dimana-mana.

Berbicara masalah virus tentu sangat beragam macamnya, saya hanya mengatakan betapa Allah SWT dalam menciptakan sesuatu pasti ada pungsinya dan ada hikmahnya buat kehidupan di dunia. Mungkin sebagian orang menganggap bahwa virus tidak ada mamfaatnya bahkan ada yang mengatakan ia sangat merugikan manusia. Padahal kalau manusia mau sadar bahwa didalam perutnya sendiri ada bakteri atau virusnya yang berpungsi untuk mengurai hasil makanan yang ada diusus Bentuknya yang sangat kecil dan tidak terlihat dengan mata telanjang menjadikan seseorang tidak menyadari keberadaannya, dan saat berada dalam tubuh manusia virus tidak selalu dapat dikenali, ini adalah bukti maha kuasa-Nya  Allah. Adanya percobaan dan penelitian oleh para ilmuwan untuk membasmi satu virus saja membuktikan kehebatan ciptaan Allah yang tiada tara.

Karena Allah-lah yang menimpakan penyakit baik itu AIDS sangat ditakuti dikalangan hedonisme atau pecinta sex, namun karena takutnya hanya pada virus bukan pada Allah, maka membuat ia tetap tidak sadar dan selalu ingin memuaskan hawa nafsunya. Dan sekarang ada yang mengatakan bahwa AIDS sudah dapat disembuhkan karena sudah ada penangkalnya. Sehebat apapun manusia untuk mencari obatnya untuk kesembuhannya kalau bukan dengan kehendak-Nya. Bila Allah menghendaki, Dia mampu menghilangkan penyakit karena Dia-lah Yang Maha Menyembuhkan dan gunanya untuk manusia agar ia sadar diri.

Sebaliknya, bila tidak, tak satu dokter pun di dunia ini dengan perangkat teknologi tercanggih dan obat terbaru yang mampu menyembuhkan penyakit seseorang. Semua obat hanyalah sarana untuk membantu kesembuhan seseorang. Jika Allah mengehendaki, Dia akan menjadikan pengobatan tersebut sebagai jalan tercapainya kesembuhan. Sebaliknya, penyakit yang tampaknya tak berbahaya dapat saja menyebabkan kematian, kecuali Allah berkehendak lain.

Oleh sebab itu, manusia hendaknya membandingkan kelemahannya ini dengan Keperkasaan Allah dan meminta pertolongan-Nya di saat mengalami kesulitan. Jangan lupa bahwa kita tidak memiliki penolong dan pelindung selain Allah.

Sholat Menghadap Ka'bah, Padahal Cuma Batu ?




Kenapa orang muslim di wajibkan sholat menghadap ka'bah dan di larang sholat menghadap patung, padahal keduanya sama-sama terbuat dari batu?

Ya sebuah kalimat yang sering saya dengar dari orang-orang terutama yang sudah mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah. Waktu itu saya sempat berpikir apa iya ka’bah itu batu biasa, ko orang-orang islam selalu menghadap ke arahnya?

NILAI SEBUAH JAMAAH DALAM SHOLAT


Rasulullah saw bersabda, ''Tidaklah tiga orang yang berdiam di suatu kota atau suatu desa yang di antara mereka tidak ditegakkan salat jamaah, melainkan setan telah menguasai mereka. Oleh karena itu, engkau wajib berjamaah. Sebab, sesungguhnya singa itu hanyalah akan memangsa kambing yang sendirian.'' (HR Abu Dawud, Nasai, Ahmad, dan Hakim). Islam tidak lepas dari konteks kehidupan berjamaah. Bahkan ada hukum yang secara langsung berkaitan dengan jamaah, seperti salat, puasa Ramadan, ibadah haji, jihad fi sabilillah, dan dakwah.

Perjalananku Menuju Alam Kubur


Badan yang lelah dari perjalan jauh, walaupun sebenarnya ditempuh hanya dalam waktu dua jam yaitu dari bandara. Berawal dari Banjarmasin diteruskan hingga tiba di bandara Sepinggan Balikpapan kemudian berlanjut menuju Cengkareng. Ketika tiba dari bandara sudah menjelang mahgrib, langkahku pun beralih menuju mushola tuk bergegas menunaikan sholat. Tanpa istirahat aku lansung bergegas naik Bus menuju terminal Rambutan, kemudian dari terminal ini aku melanjutkan perjalanan menuju terminal, setibanya dilebak bulus menjelang Isya, dari sini aku berlanjut lagi ke Ciputat Tanggerang selama diperjalanan luar biasa macetnya terutama dijalur ciputat menuju UIN Hidayatullah.

Episode Kehidupanku Bermuara di Kampus Peradaban


Ketika saya membaca ayat Al-Qur’an surah Al-Ashr ayat 1 sampai ayat 3 yang artinya “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran." dari ayat ini saya merenung, kemudian perasaan saya seperti ada getaran yang muncul dibenakku , kemudian aku pun secara perlahan menarik nafas bersamaan dengan memejamkan mata tiba-tiba pikiranku melayang menelusuri lorong-lorong kehidupan masa kecilku.

MEMPERTAJAM GOAL SETTING RAIH KESUKSESAN



Kenyataan hari ini adalah impian hari kemarin
(Imam Asy Syahid Hasan Al Banna)

Sahabatku…
Untuk meraih kesuksesan diperlukan goal setting atau perlu pemantapan yang jelas apa yang hendak diinginkan, setelah keinginan ada kemudian ditulis dikertas setelah ditulis buat perencanaan apa saja yang akan dikerjakan terlebih dahulu setelah itu buat target pencapaian berapa lama waktu yang akan dikerjakan. Awal tahun dari bulan januari ini merupakan momentum untuk memulai bagi yang baru buat rencana, namun bagi yang sudah menjalankan bisa dipertajam artinya perlu penguatan terus menerus, karena untuk mind set harus selalu diarahkan.

Sahabatku…
Penguatan goal setting dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun ada salah satu cara yang biasa saya lakukan adalah membuat afirmasi-afirmasi positif dalam diri, momen yang paling baik adalah ketika hendak tidur malam atau menjelang tidur dan ketika bangun tidur. Ketika mau tidur cobalah lihat tulisan yang telah kita buat itu baca dan resapi dari kemauan yang kita tulis itu dan kemudian bayangkan apa yang kita inginkan itu telah menjadi kenyataan teruslah membuat afirmasi itu sampai dibawah ambang sadar, sampai kemudian tertidur. Ketika bangun tidur dapat diulang lagi.
Sahabatku…
Kegiatan afirmasi ini dapat dilakukan minimal selama 21 hari, dari kegiatan ini hendaknya dilandasi oleh niat yang tulus dan semangat yang tinggi disertai do’a yang sungguh-sunguh dan tidak lupa disertai kerja keras atau ada “kristalisasi keringat” meminjam istilah Tukul, karena tidak ada rencana tanpa usaha dan usaha juga akan sia-sia kalau tidak dibarengi dengan do’a yang sunguh-sungguh.

Sahabatku…
Jika kita mau membaca sejarah biografi tokoh-tokoh ternama. Maka kita akan temukan bahwa apa yang telah mereka ciptakan berawal dari mimpi dan rencana.

Ketika aku mencari nama orang yang bisa mengenali dan menghidupkan impiannya, saya berpikir tentang visioner dan pioner mobil Henry Ford. Dia menyatakan, “Semua rahasia hidup yang berhasil adalah menemukan apa yang ditentukan nasib pada kita, dan kemudian melakukannya.”

Orang-orang lainnya berani bermimpi dan mereka sukses. Beethoven menyadarkan dunia akan kemampuan hebatnya dalam musik ketika dia membuat sejumlah simfoni, dan ini terjadi setelah dia kehilangan pendengarannya. Charles Dickens dulunya bermimpi untuk menjadi seorang penulis dan akhirnya dia menjadi novelis yang bukunya paling banyak dibaca orang di Inggris pada zaman Victoria - meskipun dia dilahirkan di keluarga miskin.

Thomas Alfa Edison melamunkan sebuah lampu yang bisa dihidupkan dengan listrik, memulai dari tempat ia berdiri untuk mengubah impiannya menjadi tindakan. Dan walaupun dia menemui lebih dari sepuluh ribu kegagalan, dia tetap memegang teguh impiannya sampai dia menjadikannya sebuah kenyataan fisik. Pemimpi praktis pantang menyerah!

Wright bersaudara memimpikan sebuah mesin yang bisa terbang di udara. Sekarang setiap orang bisa melihat bukti di seluruh dunia bahwa impian mereka menjadi kenyataan.

Marconi memimpikan satu sistem untuk mengendalikan kekuatan ether yang tidak kelihatan. Bukti bahwa impiannya tidak sia-sia bisa ditemukan pada setiap pesawat radio dan televisi di seluruh dunia. Mungkin Anda tertarik untuk mengetahui bahwa “teman-teman” Marconi menyuruh agar dia di kurung dan di periksa di sebuah rumah sakit jiwa ketika ia mengumumkan bahwa dia telah menemukan prinsip yang bisa digunakan untuk mengirim berita melalui udara tanpa bantuan kabel atau sarana fisik komunikasi langsung lainnya.

Menurut Jhon C. Maxwell sebuah impian bisa melakukan banyak hal kepada kita:
Pertama, impian menunjukkan arah kepada kita. Ia bisa berperan sebagai kompas, memberitahu kita arah mana yang harus ditempuh. Hingga kita mengenali arah yang benar itu, kita tidak akan pernah mengetahui apakah langkah kita benar-benar merupakan kemajuan. Langkah kita mungkin membawa kita ke belakang dan bukan ke depan. Jika engkau bergerak ke sembarang arah selain menuju impianmu, engkau akan kehilangan kesempatan-kesempatan yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan.

Kedua, impian meningkatkan kekuatan kita. Tanpa impian, kita mungkin harus berjuang keras untuk melihat kekuatan yang ada dalam diri kita karena kita tidak bisa melihat situasi di luar keadaan kita saat ini. Akan tetapi dengan impian, kita mulai memandang diri kita dalam cahaya baru, karena mempunyai kekuatan yang lebih besar dan mampu merentangkan dan berkembang untuk mencapainya. Setiap kesempatan yang kita temui, setiap sumber yang kita dapatkan, setiap talenta yang kita kembangkan, menjadi bagian kekuatan kita untuk tumbuh ke arah impian itu. Semakin besar impian, semakin besar pula kekuatannya.

Ketiga, impian membantu kita menentukan prioritas. Impian memberi kita harapan untuk masa depan, dan ia juga memberi kita kekuasaan di saat ini. Impian membuat kita memprioritaskan segala sesuatu yang kita lakukan. Seseorang yang memiliki impian mengetahui apa yang akan atau harus dikorbankannya agar bisa maju. Dia mampu mengukur segala sesuatu yang dikerjakannya apakah membantu atau menghambat impian itu, memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang membawanya lebih dekat pada impian itu dan memberi sedikit perhatian pada hal-hal sebaliknya.

Keempat, impian menambah nilai pada pekerjaan kita. impian menempatkan segala yang kita lakukan ke dalam perspektif yang berbeda. Bahkan tugas-tugas yang tidak menyenangkan menambah nilai saat kita mengetahui hal itu memberi kontribusi pada pemenuhan impian. Setiap aktivitas menjadi bagian penting di dalam gambar yang lebih besar itu.

Kelima, impian dapat mendeteksi masa depan kita. ketika kita mempunyai impian, kita bukan hanya penonton yang duduk di belakang dan mengharapkan segala sesuatu berubah membaik. Kita harus aktif ikut serta dalam membentuk tujuan dan arti hidup kita. Angin perubahan tidak begitu saja meniup ke sini dan ke sana. Impian kita, ketika dilanjutkan, mungkin sekali merupakan peramal masa depan kita.

Sahabatku…
Ada perbedaan antara mengangankan suatu benda dan siap menerimanya. Tidak ada seorang pun siap untuk sesuatu sampai dia yakin akan memperolehnya. Keadaan pikiran harus penuh keyakinan bukan hanya berharap atau mengangankan. Keadaan pikiran yang terbuka sangat penting untuk keyakinan. Pikiran yang tertutup tidak mengilhamkan keyakinan keberanian, atau kepercayaan
Sahabatku…
Seperti yang telah difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum sebelum kaum itu merubah apa yang ada pada dirinya terlebih dahulu. Dari sini sudah jelas bahwa kita sangat berperan untuk mau sungguh-sunguh dan betul-betul ingin berubah kearah yang lebih baik.
Semoga kita semua dapat meraih kesuksesan baik didunia terlebih-lebih diakherat nanti aamin!




Surat Es Eto Buat TIMNAS, Yang Menginspirasiku

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, dengan segala kemajemukkannya ia telah memberikan warna yang begitu indah seperti pelangi yang menghiasi langit diangkasa raya. dengan segala keaneka ragamannnya baik budaya, alamnya maupun masyarakatnya sangat plural tapi bukan pluralisme. Dengan segala kekayaan yang dimilikinya tentu sangat tidak beralasan kalau penghuninya masih banyak yang melarat. Namun tanpa harus menutup mata realitas berbicara lain, ya seperti inilah kenyataan yang harus diterima oleh rakyat Indonesia. Bangsa ini sepertinya sudah kehilangan kepercayaan kepada diri sendiri, rasa-rasanya kata-kata Bung Karno yang pernah mengatakan "Berdikari" Berdiri diatas kaki sendiri sudah dianggap tidak relefan untuk masa kini. Akankah segala sesuatu yang berbau instan akan merubah segala keadaan akan menjadi lebih baik? pertanyaan ini cukup diresapi buat generasi muda sekarang ini karena tau persis bagaimana kondisi sekarang. Kenyataan membuktikkan bahwa segala sesuatu yang berbau instan sangat laris sepertinya generasi muda sudah terhepnotis bahkan sudah masuk kealam bawah sadar yang dengan sendirinya prilaku menjadi tidak utuh sebagai seseorang yang memiliki kepribadian tinggi. Mampukah bangsa berdiri sendiri sejajar dengan bangsa-bangsa yang maju lainnya? dengan begitu gagahnya menunjukkan inilah bangsa Indonesia!

Indonesia akan mampu menunjukkan jati dirinya dengan berusaha terus berjuang disertai do'a sebagai satu-satunya pengharapan pada ilahi sebagaimana yang telah disampaikan oleh Fuad Hasan dalam novelnya yang berjudul ''Negri Lima Menara" dengan pesan inti" Man Jadda Wajada" barang siapa yang sungguh-sungguh ia pasti dapatkan. Di ayat lain dikatakan "innallaha yughoiru ma bikaumin hatta yughoiru ma bi ampusihim" sesungguhnya Allah tidak akan merobah suatu kaum atau bangsa menjadi lebih baik, sebelum seseorang atau tiap-tiap individu merobah prilakunya terlebih dahulu.
Akankah segala kebijakkan yang diterapkan oleh pemangku amanah dapat dilaksanakan dapat membawa perubahan pada bangsa Indonesia?

Dengan adanya Piala AFF sepertinya para pemangku kebijakkan hendak mencari kesempatan dalam kesempitan, sebenarnya rakyat sudah muak dengan segala politisasi seperti yang dicurahkan oleh Es Eto pada blognya yang ditujukkan kepada Firman dan Kawan-kawannya, seperti pernyataannya berikut dibawah.
 
Kawan, kita sebaya. Hanya bulan yang membedakan usia. Kita tumbuh di tengah sebuah generasi dimana tawa bersama itu sangat langka. Kaki kita menapaki jalan panjang dengan langkah payah menyeret sejuta beban yang seringkali bukan urusan kita. Kita disibukkan dengan beragam masalah yang sialnya juga bukan urusan kita. Kita adalah anak-anak muda yang dipaksa tua oleh televisi yang tiada henti mengabarkan kebencian. Sementara adik-adik kita tidak tumbuh sebagaimana mestinya, narkoba politik uang membunuh nurani mereka. Orang tua, pendahulu kita dan mereka yang memegang tampuk kekuasaan adalah generasi gagal. Suatu generasi yang hidup dalam bayang-bayang rencana yang mereka khianati sendiri. Kawan, akankah kita berhenti lantas mengorbankan diri kita untuk menjadi seperti mereka?

Di negeri permai ini, cinta hanyalah kata-kata sementara benci menjadi kenyataan. Kita tidak pernah mencintai apapun yang kita lakukan, kita hanya ingin mendapatkan hasilnya dengan cepat. Kita tidak mensyukuri berkah yang kita dapatkan, kita hanya ingin menghabiskannya. Kita enggan berbagi kebahagiaan, sebab kemalangan orang lain adalah sumber utama kebahagiaan kita. Kawan, inilah kenyataan memilukan yang kita hadapi, karena kita hidup tanpa cinta maka bahagia bersama menjadi langka. Bayangkan adik-adik kita, lupakan mereka yang tua, bagaimana mereka bisa tumbuh dalam keadaan demikian. Kawan, cinta adalah persoalan kegemaran. Cinta juga masalah prinsip. Bila kau mencintai sesuatu maka kau tidak akan peduli dengan yang lainnya. Tidak kepada poster dan umbul-umbul, tidak kepada para kriminal yang suka mencuci muka apalagi kepada kuli kamera yang menimbulkan kolera. Cinta adalah kesungguhan yang tidak dibatasi oleh menang dan kalah.

Hari-hari belakangan ini keadaan tampak semakin tidak menentu. Keramaian puluhan ribu orang antre tidak mendapatkan tiket. Jutaan orang lantang bersuara demi sepakbola. Segelintir elit menyiapkan rencana jahat untuk menghancurkan kegembiraan rakyat. Kakimu, kawan, telah memberi makna solidaritas. Gocekanmu kawan, telah mengundang tarian massal tanpa saweran. Terobosanmu, kawan, menghidupkan harapan kepada adik-adik kita bahwa masa depan itu masih ada. Tendanganmu kawan, membuat orang-orang percaya bahwa kata “bisa” belum punah dari kehidupan kita. Tetapi inilah buruknya hidup di tengah bangsa yang frustasi, semua beban diletakkan ke pundakmu. Seragammu hendak digunakan untuk mencuci dosa politik. Kegembiraanmu hendak dipunahkan oleh iming-iming bonus dan hadiah. Di Bukit Jalil kemarin, ada yang mengatakan kau terkapar, tetapi aku percaya kau tengah belajar. Di Senayan esok, mereka bilang kau akan membalas, tetapi aku berharap kau cukup bermain dengan gembira.

Firman Utina, kapten tim nasional sepak bola Indonesia, bermain bola lah dan tidak usah memikirkan apa-apa lagi. Sepak bola tidak ada urusannya dengan garuda di dadamu, sebab simbol hanya akan menggerus kegembiraan. Sepak bola tidak urusannya dengan harga diri bangsa, sebab harga diri tumbuh dari sikap dan bukan harapan. Di lapangan kau tidak mewakili siapa-siapa, kau memperjuangkan kegembiraanmu sendiri. Di pinggir lapangan, kau tidak perlu menoleh siapa-siapa, kecuali Tuan Riedl yang percaya sepak bola bukan dagangan para pecundang.

Berlarilah Firman, Okto, Ridwan dan Arif, seolah-olah kalian adalah kanak-kanak yang tidak mengerti urusan orang dewasa.

Berjibakulah Maman, Hamzah, Zulkifli dan Nasuha seolah-olah kalian mempertahankan kegembiraan yang hendak direnggut lawan.

Tenanglah Markus, gawang bukan semata-mata persoalan kebobolan tetapi masalah kegembiraan membuyarkan impian lawan.

Gonzales dan Irvan, bersikaplah layaknya orang asing yang memberikan contoh kepada bangsa yang miskin teladan.


Kawan, aku berbicara tidak mewakili siapa-siapa. Ini hanyalah surat dari seorang pengolah kata kepada seorang penggocek bola. Sejujurnya, kami tidak mengharapkan Piala darimu. Kami hanya menginginkan kegembiraan bersama dimana tawa seorang tukang becak sama bahagianya dengan tawa seorang pemimpin Negara. Tidak, kami tidak butuh piala, bermainlah dengan gembira sebagaimana biasanya. Biarkan bola mengalir, menarilah kawan, urusan gol seringkali masalah keberuntungan. Esok di Senayan, kabarkan kepada seluruh bangsa bahwa kebahagiaan bukan urusan menang dan kalah. Tetapi kebahagiaan bersumber pada cinta dan solidaritas. Berjuanglah layaknya seorang laki-laki, kawan. Adik-adik kita akan menjadikan kalian teladan!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...